AYAH

18 2 0
                                    

Welcome to L&K World...😍

Semoga menyukai part ini ya😇

____________

     Arlin berlari dengan terburu-buru menuju mobilnya, ia lalu mengeluarkan mobilnya dari garasi dengan cepat dan membuka pagar lalu menutupnya dengan terburu-buru juga. Jantungnya berpacu dengan waktu dan berpacu dengan kecepatan mobilnya. Arlin tidak memedulikan banyak sumpah serapah dari para pengguna jalan lainnya karena ia tidak mematuhi peraturan lalu lintas kali ini. Pikirannya hanya satu sekarang, yaitu bergegas menuju rumah ayahnya dan menyelamatkan ayahnya. Beberapa menit sebelumnya Arlin mendapat telepon berkali-kali dari ayahnya, awalnya Arlin enggan menerima panggilan telepon itu namun Arlin memberanikan diri menerima panggilan itu walau hanya cacian dan makian yang akan ia dapat nanti. Namun, apa yang ada dipikiran Arlin tidak terjadi namun ada hal yang membuat Arlin cemas dan ingin segera menyelamatkan ayahnya. Ya, sejahat apapun ayahnya, Arlin tidak dapat menghapus dan menolak bahwa rasa sayangnya pada ayahnya masih ada. Arlin berusaha menelepon kembali ke nomor telepon ayahnya namun tidak ada jawaban. Arlin semakin menginjak dalam pedal gas.

      Beberapa menit setelahnya, Arlin sampai dikediaman ayahnya. Arlin dapat melihat asap dan api mendominasi rumah itu. Arlin berusaha untuk menghubungi ayahnya kembali namun hasilnya nihil. Hingga Arlin mendengar sebuah ucapan warga sekitar bahwa penghuni rumah yang terbakar itu masih didalam. Hati Arlin semakin berdetak kencang, ia tidak bisa menyembunyikan rasa khawatir dan takutnya. Lalu tanpa memerdulikan bahaya yang akan ia dapatkan Arlin menerobos masuk ke rumah yang sudah terbakar hebat itu. Arlin punya firasat bahwa ayahnya masih hidup dan berada didalam. Pikiran Arlin kalut saat melihat banyak kobaran api dan asap ditempat itu.

"Ayah!"panggil Arlin mencoba masuk semakin kedalam rumah. "Ayah... Ayah dimana? Ayah dengar suara Arlin?"teriak Arlin berulang kali sambil menyusuri rumah itu. Asap semakin banyak mengepul dan pasokan oksigen semakin menipis dan hal itulah yang membuat Arlin semakin panik karena ayahnya belum ia temukan. Akhirnya Arlin tiba didepan kamar ayahnya, pintu kamar itu telah habis terbakar karena terbuat dari kayu. Dengan hati-hati Arlin melangkahkan kakinya agar tidak terkena bara api.

"Ayah!" teriak Arlin saat menemukan ayahnya tergeletak dilantai dengan masih memegang telepon genggamnya. "Ayah, bertahanlah!"ucap Arlin menyelimuti ayahnya lalu menggendong pria paruh baya itu dipunggungnya.

      Arlin merasa jalan keluar sangat jauh. Ia tidak tahu dimana pintu berada karena ruangan penuh dengan asap dan kobaran api dimana-mana. Arlin juga semakin panik saat ia merasakan bahwa hembusan napas ayahnya semakin melemah. Airmatanya mengalir dimatanya dan doa selalu ia rapalkan agar mereka dapat selamat dari kobaran api yang mengepung mereka.

"Ayah, bertahanlah! Arlin mohon, yah. Arlin akan menyelamatkan ayah jadi ayah harus bertahan. Sebentar lagi kita keluar."ucap Arlin mencoba berkomunikasi pada ayahnya yang sekarat. Rasa sakit dipunggungnya tidak Arlin hiraukan lagi, pikirannya hanya fokus pada menyelamatkan ayahnya.

      Arlin terus berputar-putar menyusuri rumah itu hingga ia melihat ada jalan keluar dan ia dapat melihat banyak orang diluar. Dengan sisa tenaga Arlin berjalan menuju pintu keluar itu dan ketika sampai di luar dan telah berada sedikit lebih jauh dari rumah Arlin langsung jatuh tersungkur. Arlin terbatuk-batuk karena paru-parunya telah menghirup banyak asap. Pandangan Arlin semakin kabur namun ia melihat secara buram bahwa para warga telah menolong ayahnya lalu setelah itu pandangan Arlin gelap total.

*****

      Arlin membuka matanya perlahan karena cahaya mentari yang memasuki ruang rawatnya. Arlin menatap sekelilingnya dan ia bersyukur dapat bertahan namun pikirannya masih tertuju pada ayahnya. Apakah ayahnya selamat dan baik-baik ataukah ayahnya... Ah, Arlin tidak mau berandai-andai kalau ayahnya meninggal. Ia tidak sanggup jika orang yang ia sayangi pergi juga dengan cara tragis. Arlin menatap dengan cepat kearah pintu yang sedang dibuka dan dari balik pintu itu datang seorang perawat yang tersenyum menatap Arlin.

"Syukurlah anda telah sadar,nona."ucap perawat itu tersenyum.

"Sudah berapa lama saya tidak sadarkan diri? Dan dimana ayah saya?"

"Anda telah pingsan selama 10 jam dan ayah anda baik-baik saja namun perlu perawatan di rumah sakit selama beberapa hari kedepan."jawab perawat itu tersenyum pada Arlin.

"Apa saya telah boleh pulang?" tanya Arlin dan dibalas anggukan kecil dari perawat itu.

       Arlin melangkahkan kakinya dengan lunglai menuju kamar rawat ayahnya. Gadis bahkan berpikir ratusan kali apakah ia harus melihat keadaan ayahnya itu karena ia takut kejadian waktu itu terjadi lagi dan ia takut jika ia kembali disalahkan kembali oleh ayahnya. Gadis dengan penampilan berantakan itu telah tiba dikamar rawat ayahnya namun gadis itu enggan membuka pintu yang berada dihadapannya itu. Cukup lama gadis itu berpikir dan menimbang akhirnya gadis itu dengan yakin memegang handel pintu dan membukanya. Arlin berjalan mendekati ayahnya yang sedang tertidur dengan sangat pelan dan tidak menimbulkan suara apapun. Ketika gadis itu telah berada tepat disamping ayahnya, Arlin tersenyum karena ayahnya tidak memiliki luka akibat kebakaran itu. Rasanya ia ingin terus berada dikamar itu dan ia ingin merawat ayahnya, tetapi ia harus sadar diri kalau ia tidak diharapkan lagi kehadirannya oleh ayahnya sendiri.

"Ayah, Arlin rindu. Arlin minta maaf karena Arlin menyebabkan ibu harus pergi untuk selamanya. Arlin minta maaf jika selama ini Arlin membuat ayah tersiksa karena merindukan ibu. Arlin minta maaf karena Arlin menjadi beban berat untuk ayah," Arlin sesengguk-sengguk sambil menutup mulutnya agar ia tidak mengeluarkan suara yang dapat membangunkan ayahnya.

"Arlin lelah, yah. Arlin lelah dipermainkan oleh semesta. Arlin lelah merepotkan ayah. Ayah benar harusnya aku yang pergi bukan ibu. Arlin akan pergi seperti keinginan ayah. Arlin akan pergi menyusul ibu disurga." Ucap Arlin menatap kosong ayahnya dengan airmata mengalir dikedua pipinya.

"Ayah, cepat sembuh ya. Arlin pamit untuk bertemu ibu."pamit Arlin meninggalkan ruangan itu.

      Setelah Arlin keluar dari ruangan itu, Arman membuka matanya. Pria itu tidak tidur dan ia tahu bahwa gadis itu berada didepan pintu kamarnya cukup lama dan ia juga tahu bahwa gadis itulah yang menyelamatkannya. Arman menghela napas berat, ia membenci putrinya itu karena telah menyebabkan wanita yang sangat ia cintai pergi untuk selama-lamanya. Namun, ketika gadis itu mengatakan ia lelah dengan kehidupannya, Arman tak bisa pungkiri ada rasa nyeri dan sedih dalam dadanya saat melihat putri kecilnya itu benar-benar telah putus asa. Arman merasa bersalah pada putrinya itu, Ia telah menyiksa Arlin dan membuat gadis itu beberapa kali masuk rumah sakit karena perlakuan kasarnya namun gadis itu tak menyimpan dendam padanya. Putri kecilnya itu bahkan setiap hari memberikan senyuman hangat dan selalu mengajaknya mengobrol walau ia telah jahat sekali pada putrinya itu. Arman ingin mencegah Arlin mengakhiri hidupnya namun ia tak berdaya saat ini karena kondisinya sangat lemah dan juga ia tidak sanggup untuk kehilangan keluarganya lagi. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama ia tak lakukan, Arman berdoa dan memohon pada Tuhan agar dapat menggagalkan rencana Arlin untuk mengakhiri hidupnya.

      Arman merasa sangat buruk sebagai seorang ayah. Kejadian-kejadian saat ia memerlakukan Arlin dengan sangat kasar terlintas dikepalanya. Ingatan saat Arlin harus berada dirumah sakit untuk dua minggu karena ia mendorong Arlin dari tangga dan menyebabkan Arlin patah tulang, dan saat ia dengan teganya menghentikan pemberian uang bulanan untuk Arlin padahal saat itu Arlin masih kuliah dan karena itu juga Arlin harus memutar otak bagaimana harus membayar uang kuliahnya serta banyak ingatan tentang perlakuannya pada putrinya itu.

"Maafkan ayah, nak."gumam Arman berurai airmata.

*****

Terimakasih telah membaca part ini

Author mau tanya dong, sampai part ini ada masukan untuk author tidak?

Author tunggu masukannya ya...





Tapanuli Tengah, 11 Juli 2020

Author💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Luka dan KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang