Dua minggu sudah Xiao zhan tinggal di mansion Wang. Dan selama itu pula hubungannya dengan Wang Yibo semakin dekat. Meski benih cinta di antara keduanya masih belum bersemi atau mungkin sudah, namun hal itu bukanlah sesuatu yang harus dipermasalahkan. Karena bagi mereka rasa aman dan nyaman ketika bersama, itu sudah lebih dari cukup.
Sebenarnya tak ada yang berubah dari kehidupan Xiao zhan. Dia tetap melakukan rutinitasnya seperti biasa. Hanya saja kalau dulu dia akan pulang saat malam hari setelah kafenya tutup, maka sekarang Xiao zhan akan berusaha untuk pulang lebih awal agar bisa makan malam bersama dengan Wang Yibo.
Sedangkan Wang Yibo, hampir setiap hari pria dingin itu akan pergi ke mansion keluarga Li setelah mengantar Xiao zhan ke kafenya. Dan akan menjemputnya saat sore hari untuk pulang ke mansion Wang yang berlanjut dengan makan malam bersama.
Hidup mereka sungguh sempurna seperti layaknya pengantin baru yang masih di mabuk asmara hingga membuat orang-orang sekitarnya begitu iri pada mereka. Seperti saat ini.. ketika Xiao zhan tengah menyiapkan makan malam di dapur dengan bantuan para pelayan, tiba-tiba Wang Dyllan masuk ke dapur dan memeluk Xiao zhan dari belakang hingga membuat pria manis itu berjengit kaget.
"Aku merindukanmu Xiao zhan. Hik" Gumam Wang Dyllan tepat di leher belakang Xiao zhan yang mana membuat tubuh pria manis itu menegang sesaat dengan debaran jantung yang semakin kencang.
"A.. apa yang kau lakukan? Kau mabuk? Lepaskan aku!" Desis Xiao zhan sembari mencoba untuk melepaskan lingkaran lengan Wang Dyllan dari tubuhnya.
"Sebentar saja, aku mohon. Aku sangat merindukanmu. Apa kau tau kalau selama ini aku tersiksa? Aku benar-benar sakit saat harus hidup jauh tanpamu. Dan sekarang aku jauh lebih menderita saat harus melihatmu hidup bersama pria lain selain diriku. Apa kau tau itu Xiao zhan? Kenapa kau tega melakukan ini padaku? Kenapa? Hik."
"Lepaskan!"
"Tidak. Hik..Aku takkan melepaskanmu. Aku mohon beri aku kesempatan untuk memelukmu sekali lagi karena aku aku sangat merindukanmu Xiao zhan. Aku mo--"
"AKU BILANG LEPAS!!!" Bentak Xiao zhan yang dengan sekuat tenaga melepaskan pelukan Wang Dyllan dari tubuhnya.
"Xiao--"
"CUKUP!! Aku bilang cukup Wang Dyllan, aku bilang cukup!"
"Ta--"
"Kenapa kau bertingkah seperti ini? Kenapa kau bertingkah seolah kau lupa kalau kau yang mencampakanku dulu? Kenapa kau seolah menjadi korban dan aku yang jahat? Apa kau lupa dengan kata-kata terakhirmu dulu saat kau mencampakanku setelah tujuh tahun kita bersama? Apa kau lupa? Apa aku perlu mengingatkanmu akan hal itu, Wang Dyllan? Haruskah? Tak bisakah kau membiarkanku hidup tenang dengan pilihanku sekarang? Aku mohon padamu Dyllan, biarkan aku hidup di jalanku karena aku pun sudah membiarkanmu hidup di jalanmu. Aku tak lagi mengganggu hi--"
"Kau menggangguku!! Siapa yang mengatakan kalau kau tak menggangguku? Kau menggangguku. Dari awal kita bertemu kau selalu menggangguku, mengganggu hidupku, mengganggu hati dan pikiranku. Kau tetap menjadi pengganggu dalam hidupku karena sampai detik ini perasaanku padamu tak pernah berubah Xiao zhan. Sampai saat ini aku masih tetap mencintaimu. Aku sangat mencintaimu hingga rasanya kepalaku terasa akan pecah begitu tau kau sudah menjadi milik orang lain. Hatiku hancur setiap kali aku harus melihatmu tersenyum bahkan tertawa riang karena pria lain. Apa kau tak tau itu Xiao zhan? Aku harus menahan diriku agar aku tak berlari untuk merebutmu dan membawamu pergi bersamaku. Apa kau tak tau hal itu Xiao zhan?"
"Kau benar. Aku tak tau. Dan aku tak mau tau apapun yang berkaitan denganmu. Baik itu hatimu ataupun hidupmu. Jangan pernah mengsalah artikan sikapku padamu selama aku disini dengan mengira kalau aku masih memiliki perasaan padamu. Karena bagiku kau hanyalah masa lalu pahit yang mau tak mau harus ku telan, namun sudah ku lupakan. Aku diam dan bersikap ramah padamu hanya sebagai sopan santun belaka. Aku tak ingin suamiku Wang Yibo salah paham dengan hubungan kita, begitu juga dengan istrimu. Aku tak ingin mereka berpikir yang tidak-tidak tentangku dan aku juga tak mau pernikahanku dengan Wang Yibo berakhir buruk. Jadi sekali lagi aku mohon padamu untuk tidak bertingkah seperti ini lagi."
"Kau yakin kalau aku menuruti permintaanmu, maka pernikahanmu dengan Yibo takkan berakhir buruk?"
"Apa maksudmu?"
"Kau terlalu polos untuk berfikir sesuatu hal yang kompleks. Maka dari itu aku tak heran kau bisa dengan mudahnya masuk ke dalam perangkap Yibo dan pamannya."
"Apa maksudmu? Berhenti membicarakan hal yang tak masuk akal--"
"Tak masuk akal katamu? Baiklah akan aku jelaskan agar semua menjadi masuk akal. Dia yang kau panggil suamimu itu adalah adikku, lebih tepatnya adik tiriku. Kami satu ayah tapi beda ibu. Dia anak sah dari pernikahan Wang Darren dengan Li Yifei. Sedangkan aku hanyalah anak dari simpanan ayah kami. Tapi ayah tak pernah sekalipun peduli padanya, bahkan ayah dengan segala kuasanya mengubah semua kebohongan menjadi fakta. Ayah mengatakan pada seluruh dunia bahwa aku Wang Dyllan adalah putra satu-satunya yang dia miliki dari hasil pernikahannya dengan Li Yifei. Bukan hanya itu, tapi ayah juga mengumumkan kalau dirinya sudah mengadopsi seorang putra lain untuk menjadi anaknya hanya untuk mengantisipasi jika suatu saat akan ada rumor buruk yang beredar sekaligus demi menunjang nama baiknya. Namun ayah sama sekali tak pernah mempublikasikan siapa dan seperti apa anak angkatnya itu. Apa kau tau siapa yang menjadi anak angkat ayah kami? Dia adalah suamimu, Wang Yibo. Putra sah dari pernikahan Wang Darren dan Li Yufei. Jadi sampai disini apa kau tak bisa menemukan jawaban dari pernikahanmu yang tiba-tiba ini? Kalau bukan karena tujuan balas dendam padaku, mana mungkin pria dingin seperti Wang Yibo bisa dengan mudahnya jatuh cinta pada orang yang baru dia temui? Apa kau tak pernah berpikir kesitu?"
"Apa kau sudah selesai? Kalau iya, maka sebaiknya tinggalkan aku sendiri karena pekerjaanku masih banyak." Ucap Xiao zhan datar meski dalam hati dan pikirannya saat ini di penuhi oleh kata-kata Wang Dyllan terutama masalah Wang Yibo.
"Xiao zhan, aku tau aku sudah menyakitimu dengan meninggalkanmu tanpa alasan yang jelas. Tapi aku mohon kali ini percayalah padaku. Semua yang ku katakan benar. Kau mungkin berpikir kalau aku benar-benar bajingan karena selain mencampakanmu, aku juga hidup di atas penderitaan adik tiriku. Tapi di sini aku juga tersiksa Xiao zhan. Selama bertahun-tahun aku harus hidup menjadi seperti boneka. Aku harus melakukan semuanya dengan sempurna sesuai dengan perintah ayah. Memang benar kalau ayah lebih menyayangiku daripada Yibo. Tapi rasa sayangnya terkadang membuatku susah untuk bernafas hingga rasanya aku akan mati secara perlahan. Aku juga ingin bebas seperti yang Yibo dapatkan. Aku--"
"Maka lakukan. Lakukan seperti yang kau inginkan. Kau sangat menginginkan kebebasan yang Yibo miliki bukan? Maka kembalikan semua hak yang seharusnya menjadi milik Yibo dan kembalilah ke tempat asalmu. Dengan begitu kau akan mendapatkan kebebasanmu."
"Tapi--"
"Tapi jika kau keberatan, maka jangan pernah berbicara seolah kau adalah satu-satunya orang yang tersiksa dan menderita karena merasa dijadikan boneka oleh ayahmu. Itu adalah keputusanmu. Jadi berhenti bertingkah seolah kau adalah korban kalau pada kenyataannya kau begitu menikmati apa yang bukan menjadi hakmu." Ucap Xiao zhan sebelum dia pergi meninggalkan Wang Dyllan yang masih berdiri diam di tengah-tengah ruang dapur seperti sedang mencerna semua kalimat yang keluar dari bibir tipis milik pria manis itu.
Setiap detail perdebatan yang terjadi antara Wang Dyllan dengan Xiao zhan tak luput dari pendengaran para pelayan termasuk kepala pelayan yang tengah melanjutkan pekerjaan Xiao zhan yang tertunda akibat perdebatan tersebut. Hampir semua pelayan yang berada di dapur tak bisa menahan senyum mereka karena rasa syukur mereka atas kehadiran Xiao zhan di tengah-tengah keluarga Wang. Mereka berharap semoga suatu saat tuan mereka, yaitu Wang Yibo bisa mendapatkan keadilan dan hidup bahagia bersama dengan orang yang dia cintai.
Tbc
Terima kasih buat temen-temen readersnim yang udah support ff gaje ini😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND
Fanfiction"Aku tak punya cukup nyali untuk mengatakan bahwa ini adalah cinta karena aku sudah menyakitimu berkali-kali. Tapi satu hal yang harus kau tau, bahwa hatiku sudah menjadi milikmu sejak pertama kali kita bertemu."