30 menit sejak kejadian di restauran tadi, Wang Dyllan hanya diam termenung di ruang kerjanya. Setiap detail kenangan yang dia lalui bersama Xiao zhan berputar-putar di kepalanya seperti roll film. Bahkan suara ketukan pintu sama sekali tak mengganggunya.
Krieeeetttt
Suara pintu terbuka dan menampilkan seorang maid tengah berdiri dengan gelisah.
"Tu..tuan Dyllan, maaf atas kelancangan saya. Tapi tuan muda Jackson demam tinggi." Lapor maid tersebut yang membuat Wang Dyllan akhirnya tersadar dari lamunannya.
"Apa kau bilang? Jackson demam? Sejak kapan? Kenapa kau baru melaporkannya padaku? Dan dimana Ziyi?"
"Maafkan saya tuan, tapi saya--"
"Lupakan! Cepat panggil dokter." Perintah Wang Dyllan yang segera berlari keluar dari ruang kerja menuju ke kamar putra semata wayangnya yang berada di lantai dua mansion Wang.
Begitu sampai di kamar putranya, Wang Dyllan langsung menerobos masuk dan menemukan balita mungil itu terbaring lemah di dalam baby boxnya.
15 menit kemudian, dokter keluarga Wang datang memeriksa cucu pewaris keluarga Wang yang sedang tergeletak lemah di dalam baby boxnya. Disaat yang bersamaan, Meng Ziyi datang dengan membawa beberapa tas belanjaan di tangannya berjalan menuju ke kamarnya. Namun ketika hendak membuka pintu, pergerakannya terhenti karena Wang Dyllan mencekal pergelangan tangannya dan memaksa wanita yang sudah dua tahun ini menjadi istrinya untuk menatapnya.
"Apa-apaan kau ini?!" Bentak Meng Ziyi yang langsung di balas dengan tamparan keras di pipinya oleh Wang Dyllan.
PLAAAAKKKK
"Darimana saja kau, HAH?!"
"Cih.. apa urusanmu?" Bukannya takut dengan bentakan Wang Dyllan, Meng Ziyi malah balas menatap suaminya itu dengan tatapan menantang.
"Apa urusanku kau bilang? Aku suamimu dan kau istriku. Jadi apapun yang kau lakukan akan menjadi urusanku juga!"
"Ck.. sejak kapan kau menganggapku istrimu? Sejak pertama kali kita bertemu, tak pernah sekalipun kau mau menatapku. Kau juga tak pernah memanggil namaku. Bahkan setiap kali kita melakukan sex, hanya nama Xiao zhan yang selalu keluar dari mulutmu, tapi aku selalu diam dan mencoba untuk memahamimu. Namun sekarang katakan padaku, siapa itu Xiao zhan? Apa dia kekasihmu? Kalau iya kenapa kau menerima perjodohan ini dan tak menikahinya saja?"
"Apa maksudmu?"
"Jangan pura-pura bodoh. Aku sudah muak dengan sikapmu. Jadi berhentilah bersikap seolah kau adalah suami yang baik. Pergi dan bersikaplah seperti biasanya. Jangan mengangguku apalagi mencampuri urusanku karena aku lelah dan aku ingin tidur, kau mengerti?"
"Apa? Kau bilang kau lelah dan ingin tidur? Ibu macam apa kau ini? Saat ini Jakson sedang sakit, dia membutuhkanmu. Tapi apa yang kau lakukan seharian ini? Kau pergi keluar ntah kemana dan pulang larut dengan kantong belanjaanmu. Ada apa denganmu? Kalaupun kau membenciku, tak bisakah kau memikirkan Jakson? Dia--"
"Dia sudah di tangani dokter. Para maid di rumah ini pun sudah mengurus semua keperluannya. Jadi apalagi yang dia butuhkan? Ada atau tidak adanya diriku, sama sekali tak berpengaruh baginya. Jakson tetap bisa tumbuh selayaknya anak seusianya selama kau menunjang semua kebutuhannya. Jadi berhenti mendramatisir suasana dan pergilah." Setelah mengatakan itu, Meng Ziyi masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintu tepat di depan wajah Wang Dyllan.
BLAAAAMMMM
Wang Dyllan hanya bisa menatap pintu kayu berwarna putih itu dengan tatapan penuh amarah, namun dirinya tak bisa berbuat apa-apa karena dia terlalu lelah menghadapi semuanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND
Hayran Kurgu"Aku tak punya cukup nyali untuk mengatakan bahwa ini adalah cinta karena aku sudah menyakitimu berkali-kali. Tapi satu hal yang harus kau tau, bahwa hatiku sudah menjadi milikmu sejak pertama kali kita bertemu."