Aku yakin tempat ini bukanlah Forbidden Kingdom. Tak ada jejak kegelapan tersisa di sini. Sejauh mata memandang, tak kutemukan pagar hitam berduri yang mengelilingi istana sebagaimana yang pernah diceritakan oleh Merryweather di dalam mimpiku. Di Forbidden Kingdom, dulunya pagar sehitam jelaga itu tumbuh menjulang dengan ajaib setelah aku jatuh tertidur, diciptakan oleh Flora, Fauna dan Merryweather untuk melindungi keabadian kami. Akan tetapi, sihir mereka rupanya tak mampu mempertahankan kami semua sampai akhir, buktinya hanya aku yang tersisa saat ini.
Jika dilihat dari luar pagar utama, istana yang berdiri kokoh di hadapanku itu berukuran sangat besar. Istana yang terdiri dari dua bangunan utama tersebut didominasi oleh cat putih dengan bagian atap berwarna abu-abu, jauh lebih cerah dari Forbidden Kingdom dalam ingatanku. Menara-menara tingginya yang gagah menjulang mencakar langit-langit biru di atas kepalaku. Aku sampai harus mendongakkan kepala untuk mengagumi keseluruhan siluet bangunan itu. Benar-benar tempat yang mengesankan.
Sepeninggal Philip dan keretanya, aku yang telah berada di luar pagar bangunan utama istana lantas menekuri jalanan berumput halus serupa permadani, memasuki area taman. Keinginanku untuk menyusul Philip menguap begitu saja, terlebih saat aku menyadari jika kecepatanku tak akan pernah menandingi keretanya. Akhirnya aku memutuskan untuk sekadar berjalan-jalan di taman istana.
Sebidang lahan yang sangat luas membentang hingga aku kesulitan untuk melihat batasnya. Sebagian besar halaman ditumbuhi rumput hijau, sementara sebagian lain ditutupi jalanan semen dengan pola yang tertata atau jalanan berbatu kerikil. Aneka tanaman dan pepohonan juga ditanam dengan tatanan tertentu, yang pastinya memperhatikan nilai estetika sebuah taman istana. Keindahan dan tatanannya mengingatkanku pada taman istanaku.
Mendadak rasa rindu menyergapku. Aku merindukan istana, rumahku. Aku merindukan semua hal yang kumiliki di masa lalu. Barangkali aku dapat meminta Merryweather untuk menceritakan tentang masa lalu yang kulewati, juga penjelasan mengenai ramalan mengenai Philip. Ya, untuk itu aku harus segera menemukan Merryweather, bagaimana pun caranya.
Aku mengembuskan napas panjang, membiarkan kelegaan memenuhi rongga dadaku sesaat. Kegundahan ini tak serta merta menghilang, meski aku tak lagi menangis. Aku harus kuat dalam menjalani semua ini, setidaknya sampai aku dapat menemukan Merryweather. Namun, jika pada akhirnya, aku tak dapat menemukan peri pengasuhku itu, maka harapanku satu-satunya adalah Philip. Dialah satu-satunya orang yang berada di sisiku saat aku bangkit dari tidur panjangku. Dia pasti mengetahui sesuatu.
Tiba-tiba perutku bergemuruh, membuyarkan segenap lamunan. Bunyi itu terlampau nyaring, bahkan terdengar hingga ke telingaku sendiri. Aku lapar. Perutku terasa perih. Aku meneguk ludah dan bahkan merasakan sesuatu tersangkut di dalam tenggorokanku yang kering. Aku juga butuh air.
Netraku menyisir pepohonan dan deretan tanaman yang dipangkas beraneka bentuk dengan sangat rapi, mencari dengan mataku, sesuatu yang dapat mengganjal perut. Akan tetapi, tak ada apa pun yang terlihat dapat dimakan. Tidur panjang selama ratusan tahun nyatanya tak membuat selera makanku berubah. Aku menginginkan sesuatu yang manis, hangat dan menyegarkan.
Dalam kelaparan yang nyaris membuatku putus asa, aku melihat seorang pemuda sedang duduk bersandar pada salah satu kursi taman. Aku hanya dapat memandangi punggung tegapnya yang dilapisi jaket aneh berwarna biru. Sosok itu menghadap sebuah air mancur berukuran sedang yang terletak di tengah-tengah taman. Aku mempercepat langkah, keberadaan orang itu di taman istana yang sepi bagiku bagaikan secercah harapan.
Suara alat musik yang cukup menyenangkan terdengar semakin kentara, saat jarak di antara kami mulai terkikis. Pemuda berambut pirang itu sedang memainkan sebuah alat musik yang belum pernah kulihat seraya bersenandung samar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Awakened Beauty (COMPLETE)
RomanceRomance - Fairytale Bagaimana jika Briar Rose, Putri Tidur yang berasal dari dongeng "Sleeping Beauty" itu nyata? Setelah ratusan tahun lamanya tertidur, Briar Rose akhirnya terbangun dalam sebuah kastil di tepi hutan pada abad ke-21. Tidak ada p...