II

170 105 261
                                    

"Katanya, takdir tak bisa di hindari dan hanya bisa di putuskan oleh Tuhan. Lalu, jika aku membenci takdir, apa aku ikut berdosa karenanya?"

Written by : Ty

SMA Nasional

"Hot News : Aresya secara resmi meminta maaf dalam konferensi pers"

"Hot News : Alasan di balik pengunduran diri Aresya; kondisi kesehatan yang memburuk; apakah itu kebenarannya?"

Tuk!

"Udah seminggu dan mereka makin kehabisan bahan untuk diberitain," gumam Queenza seraya memainkan hpnya.

Tuk-

Sejenak Queenza berhenti, kehilangan minat mencari artikel tentang dirinya.

Gimana mau bertahan kalo judulnya aja kayak gini?

"Seminggu lagi pasti reda dengan sendirinya."

Ya, dia berada di Indonesia, kebanyakan kasus yang di angkat media tidak akan bertahan lama setelah artis, atau bahkan orang biasa melakukan hal viral. Hal itu bisa dengan cepat menenggelamkan berita tentangnya.

Kekhawatiran yang tiba-tiba muncul membuat jemari Queenza dengan cepat membuka aplikasi gm*il, dan mengirimkan em*il yang tidak seharusnya dia kirim ke alamat salah satu penulis artikel yang dibacanya tadi.

Beberapa menit berikutnya, senyum kecut muncul menghiasi wajahnya.

Dia tau betul jika saat itu adalah jam kerja, tapi em*il-nya mendapat respon yang terlalu cepat.

Wartawan amatir emang gak pernah mengecewakan ..

.. 'Cause they would do anything to climb up.

Alasan Queenza membiarkan kasusnya mengambang adalah agar kematian Reiner tidak akan di angkat oleh oknum tak bertanggungjawab.

Queenza benci mendengar orang-orang membicarakan Reiner, seolah mereka tau seluk beluk kehidupan laki-laki itu.

Dan bahkan, demi Tuhan, Reiner sudah meninggal. Tidak bisakah mereka membiarkan seseorang yang sudah meninggal beristirahat dalam tenang? Ada begitu banyak kasus yang bisa dijadikan berita, lalu kenapa harus menjatuhkan nama seseorang yang bahkan sudah tidak berada di dunia?

Tidakkah semua orang diajari cara menghargai ketika beranjak dewasa?

"Gosh, seharusnya di usia kayak gini, aku gak mikirin hal-hal rumit yang harusnya di pikirkan orang dewasa."

Queenza perlahan berjalan ke arah lab kimia lama. Berharap menemukan apa yang dipikirkannya tentang tempat itu. Dan benar saja, belum sampai di belakang lab sudah terdengar suara permainan mobil* legend.

..Ah..

Sengatan kecil di dadanya terasa ngilu begitu telinganya menangkap musik dari permainan itu. Dulu Rein sangat sering memainkannya. Saking seringnya sampai membuat Queenza hafal kalimat yang akan membuat Rein berteriak kesal karena permainan itu.

IGNITESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang