III

89 65 144
                                    

"Seorang Pangeran pernah bertanya kepada ahli racun terbaik. Ia menginginkan racun paling mematikan di dunia untuk di berikan kepada Ayahnya, Sang Raja. Ahli racun pun tersenyum seraya menjawab, 'Racun paling mematikan ada di dalam tubuh anda, Yang Mulia.' Ia kemudian melanjutkan, 'Tidak ada racun di dunia ini yang lebih mematikan daripada Hati Manusia.' Sang Pangeran pun terdiam."

Written by : Ty


Pas*la, The R*tz C*rlton Pacific Place

"Siapa lagi selain Reporter Jean yang akan kutemui?" tanya Queenza begitu turun dari mobil.

Dia sengaja bertanya karena sadar bahwa untuk menemui seorang reporter, Mery saja sudah cukup. Dan jika harus membawanya di saat jam sekolah berlangsung, pasti ada sesuatu yang lain.

"Akan aku tanya sekali lagi, apa benar hanya Reporter Jean yang akan kutemui?" Nada mengintimidasi Queenza di sambut Mery dengan satu tegukan kasar salivanya.

Seraya menghela nafas, Mery menatap Queenza. "Tante kamu ngebuat janji dengan CEO Fution Group. Kamu tau kan, Fution itu perusahan yang punya pengaruh besar kalo masalah kayak gini. Dan Reporter Jean yang lagi jadi favorite publik sekarang, bisa dibilang salah satu reporter terbaik Fution. Jadi buat mulai kerja sama, kamu harus datang."

Jeda yang cukup lama dari Queenza membuat Mery seketika was-was.

Selama ini yang Mery tangkap Queenza terlihat menghindari semua pertemuan yang berhubungan dengan tantenya, Elizabeth. Entah benar atau tidak pengamatannya, tapi kesimpulan itu yang membuat Mery ragu dan memilih tidak memberi tau Queenza tentang keseluruhan pertemuan hari ini. 

"Aku gak suka orang yang ngebuat persetujuan tanpa sepengetahuanku. Mungkin aku harus lebih sering menekankan hal itu agar kamu tidak memperlakukanku seperti anak kecil."

Mery terdiam. Sadar bahwa Queenza baru saja membuat batasan di antara mereka.

***

Pemandangan yang menyambut Queenza ketika memasuki ruangan adalah dua pria paruh baya serta tantenya yang sedang berbincang. Setelah selesai memberi salam, Queenza duduk di samping Tantenya.

Sekilas Queenza melirik Tantenya.

Elizabeth Queen Aresya. Tantenya yang sudah berusia 50-an itu tidak terlihat menua sama sekali. Pakaian berrmerk serta kesan elegan sudah menjadi ciri khas bagi sosoknya. Cara bicara yang mengintimidasi seakan dunia adalah miliknya juga tidak membuat Queenza terkejut.

Sesempurna apapun penampilan seseorang, tidak menjamin orang itu sempurna.


***

Kediaman Alexander Aresya

(Ruang Makan Keluarga)

"Bagaimana harimu, Queenza?"

Queenza mengangkat kepala dan tersenyum kecil sebelum menjawab pertanyaan Ayahnya. "Baik Ayah. Tidak ada hal spesial yang terjadi hari ini."

Dalam hati Queenza bersyukur Ayahnya selalu menanyakan hal itu.

"Ayah sebenarnya tidak ingin bertanya tentang apa yang terjadi di Jerman, tapi Ayah khawatir apa yang di beritakan media dapat membebanimu. Jika kamu terganggu, Ayah bisa menyelesaikannya untukmu."

"Terima kasih, Ayah. Tapi Mami sedang menyelesaikannya."

Alexander yang merupakan adik kandung Elizabeth terdiam ketika mendengar nama Kakaknya. Seraya berdeham kecil dia menatap Queenza.

IGNITESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang