Written by : Ty
"Hidupku di isi oleh fantasi penuh warna. Ketika fantasi itu diretakkan dunia, celah tercipta. Dia yang dulunya seperti rembulan, berubah layaknya gerhana matahari. Perlahan aku mulai bertanya, bisakah aku tetap bernapas untuknya, dengan konsekuensi membiarkan detak jantung ini perlahan menghilang?"
Original Quotes by : @vrystalion & @mustacis
Edited by : @gbrllaa***
SMA Nasional
(XI IPA 1)"Queenza Aresya, kan?"
Queenza mengangkat kepala begitu mendengar namanya di panggil. Di depan mejanya sekarang berdiri dua siswi dengan lambang kelas 12. Dari kemeja khusus yang mereka kenakan, Queenza bisa langsung tahu bahwa mereka adalah anggota OSIS.
OSIS di sekolahnya memang di perlakukan istimewa, terutama seragam mereka. Karena itu, banyak sekali siswa yang berlomba-lomba ingin menjadi bagian dari OSIS.
"Iya."
"Kepala Sekolah bilang lo mau daftar ekskul," cewek dengan name taq Adeli Diandra menyodorkan sebuah formulir ke meja Queenza. "Isi formulirnya terus bawa ke gue di ruang OSIS," sehabis mengatakan hal itu Adeli meninggalkan Queenza.
Queenza tersenyum miring.
"Queenza, lo mau daftar ekskul?"
Vera, Ketua Kelas 11 IPA 1 menghampiri meja Queenza. Pembawaannya yang sedikit tomboy dan mudah mengakrabkan diri, membuat dia menjadi satu-satunya murid yang berani berbicara pada Queenza.
Hampir semua murid di kelas 11 IPA 1 tidak pernah berbicara dengan Queenza. Hal itu terjadi karena dia jarang masuk. Sekalinya masuk, pasti sering izin pulang untuk mengikuti lomba atau pertemuan penting. Jika pun Queenza masuk seharian, dia lebih sering menghabiskan waktu istirahatnya bersama Reiner di Rooftop gedung kesenian atau ruang musik.
"Kamu punya rekomendasi?" balas Queenza ramah. Sontak semua murid yang memperhatikan interaksi keduanya kaget, karena dari desas-desus yang beredar, Queenza terkenal sombong dan tidak mau berinteraksi.
"Gue masuk ekskul Taekwondo sih. Tapi kayaknya lo gak minat situ. Gimana kalo paduan suara? Suara lo kan bagus pas ujian praktek kemaren."
"Aku butuh kira-kira 6 ekskul yang jadwalnya nggak saling bertabrakan," jawaban Valesya membuat Vera tecengang.
Ternyata ada murid yang mau ikut ekskul 1 minggu penuh!
"Lo serius?"
"Iya. Sekalian daftar ekskul kamu."
"Hah? Emang lo bisa taekwondo?" tanpa sadar Vera menyuarakan isi pikirannya.
"Bisa. Tapi baru sabuk biru."
Sabuk biru? Gue aja baru naik sabuk biru.
Dulu saat Vera baru masuk, beredar kabar bahwa Queenza itu salah satu anak jenius. Tentu saja Vera tidak langsung percaya. Pintar, kaya plus cantik, bukankah terdengar terlalu bagus untuk jadi kenyataan?
Tapi sekarang, Vera mengakui hal itu.
Queenza jenius.
***
(XI IPS 3)
Setelah bel pulang berbunyi, Fero segera mengemas barangnya dan bersiap keluar dari kelas. Alfa yang melihat Fero tumben-tumbenan bersemangat untuk pulang, segera berusaha mengingat hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
IGNITES
Teen Fiction'Bukankah sangat tidak adil Tuhan mengambil hal berharga dari kita, dan tidak memberi kita kesempatan untuk tau alasan dibalik ketidakadilan itu?' Queenza, gadis yang selalu memposisikan emosi dibawah segalanya. Untuk pertama kali dalam hidupnya emo...