9

382 41 1
                                    

" Ada apa?" tanyaku pada Jeno

" Nih" jawab Jeno memberi bandoku yang sepertinya ketinggalan di apartemennya.

" Tumben sekali kau tak langsung masuk" sindirku padanya.

" Kau yakin kali ini membiarkanku langsung masuk?" sergahnya melirik kedalam rumah, yang lebih tepatnya melirik Jaehyun yang sedang melihatku berbicara dengan Jeno.

Tanpa disuruh Jeno masuk dan langsung menuju kamar mandi. Aku membiarkannya lalu kembali mendekati Jaehyun. Sesungguhnya aku sedikit mengkhawatirkan mukanya yang begitu datar, jadi akupun menunduk.

Jaehyun meraih tanganku " Nanti makan malam denganku ya, aku ada kejutan untukmu, nanti ada anak-anak juga kok" ucapnya setelah mengambil nafas dalam. Aku menyetujui ajakannya dan kembali tersenyum. Jaehyun mengelus puncak rambutku. Aku? Melayang.

Tak heran, meskipun hal kecil seperti itu, kalau yang melakukannya orang yang kita sayang maka akan terasa begitu luar biasa.

" Rosé, sisirnya mana?!" teriak Jeno yang ternyata sudah di kamarku.

" Coba cari sekitar situ, bisa jadi keselip" balasku sedikit teriak.

Mengganggu saja, batinku.

" Sebenarnya aku mau kasih kamu ga.." ucap Jaehyun terpotong dengan suara Jeno lagi. " Rosé! Dimana? Kok nggak ada?" . Jaehyun menelan ludah kasar " IRI BILANG BOS!!" teriak Jaehyun yang sudah mulai kesal.

Aku menatap Jaehyun mengisyaratkan aku ingin ke kamar dulu meladeni Jeno. Jaehyun paham dan meng-iya-kan.

Aku masuk kamar dan mendapati Jeno sedang menyisir rambutnya.

" Kenapa tadi masih bertanya Jeno?!" ucapku dengan penekanan.

" Ya kan, aku memang tak tau, apa salahnya juga bertanya" jawabnya memasang muka tak bersalah. Aku meninggalkannya dan menemui Jaehyun.

" Sudah?" tanya Jaehyun kemudian. Aku mengangguk merasa tak enak dengan Jaehyun yang tadi bicaranya terpotong.

" Oh ya, kamu tadi bilang apa?" tanyaku akhirnya. Jaehyun menggeleng. " Bukan apa-apa, sedikit memberi spoiler tentang kejutan tapi tak jadi" Jaehyun tersenyum.

" Yaaaa, apa itu?" balasku ingin tau.

" Bukan kejutan dong nantinya" Jaehyun terkekeh melihatku begitu kecewa.

" Aku pulang dulu ya, sampai ketemu nanti" pamitnya sembari mengecup keningku lalu mengacak rambutku.

Sebenarnya tak rela melihat Jaehyun pulang, tapi gimana lagi. Siapa tau dia ada urusan juga.

...

Hotel yang dipilih Jaehyun begitu mewah, banyak orang yang keluar masuk dengan pakaian khas orang elite . Aku hari ini memakai gaun yang menurutku terbaik untuk dinner ku dengan Jaehyun malam ini. Untuk make up, sengaja aku lebihkan sedikit karena ini spesial, tak memakai gaya make up yang biasa aku gunakan saat berangkat kuliah.

Aku masuk ke hotel dengan melihat sekitar dan menemukan sosok yang begitu ku rindukan, Lisa.

" Lis" sapaku kepadanya yang kurasa dia akan ke toilet.

" Rosé, lama tak bertemu kenapa kau secantik ini" puji Lisa terharu padaku lalu memelukku. Kita temu kangen sebentar karena Lisa sudah diujung.

Aku menghampiri Taeyong dkk. kecuali Jaehyun yang memang sedang menungguku di lantai 2. Sengaja berbeda dengan anak neo zone, karena dia ingin suasana romantis.

" Hai semua" sapaku pada mereka.

" Noona, cantik sekali hari ini" puji Mark dengan mata berbinar. Aku hanya tersenyum simpul.

" Huss, pawangnya ngamuk habis kau" sahut Johnny.

" Oh ya, kalian memang ada acara apa sampai berkumpul di hotel?" tanyaku pada mereka.

" Ingin mengintip kencanmu dengan Jaehyun hyung, hehe" timpal Haechan sambil tertawa lepas.

" Ada-ada saja kau ini" balasku dengan ketawa juga.

" Sekedar nongkrong aja kok" sela Taeyong yang daritadi diam. Aku hanya ber-oh ria. Astaga.. kenapa semakin tampan, batinku.

Aku berpamitan kepada mereka untuk keatas karena takut Jaehyun menunggu daritadi. Aku begitu gugup sampai tanganku begitu dingin. Dan seketika menjadi panas ketika aku melihat dengan mataku sendiri, di seberang sana Jaehyun sedang berhadapan dengan seorang wanita cantik yang ditaksir seumuran dengannya. Jaehyun memberinya tas bingkisan, kotak besar dan kotak kecil. Aku begitu terkejut ketika melihat Jaehyun sedang memakaikan barang yang keluar dari kotak itu, cincin.

Jaehyun melamar perempuan lain? Apa ini kejutannya?, batinku menahan hati yang begitu bergemuruh.

Aku tak sanggup beranjak dari tempatku tapi aku seharusnya tak disini, aku ingin cepat pulang sebelum air di pelupuk mataku keluar.

" Noona, sudah kencannya?" tanya Jungwoo yang sepertinya dari toilet.

" Ehmm, saudaraku masuk rumah sakit, tak ada yang mengurusnya jadi aku harus buru-buru, bye Jungwoo" pamitku dengan menepuk bahunya.

Aku memberhentikan taksi untuk menuju ke apartemen Jeno. Selama perjalanan aku terus menangis hingga sopir yang membawaku terheran dan terus memberiku tisu. Setelah sampai aku mempercepat langkahku menuju lift menuju lantai 17. Karena sudah hafal sandinya aku dengan mudah masuk, membiarkan tasku tergeletak dan langsung mengambil soju di kulkas Jeno. Aku meneguknya tanpa embel-embel gelas. Aku begitu hancur saat itu juga. Aku berteriak dan sesekali muntah.

Samar-samar aku melihat Jeno keluar dari kamar yang sepertinya terganggu dengan suaraku. Merasa ingin memastikan adanya seseorang, akhirnya Jeno pun menyalakan lampu. Jeno melihatku begitu berantakan di lantai, dia mendekatiku lalu menggendongku ke sofa.

" Jadi, apa permasalahanmu kali ini Rosé?" tanya Jeno dengan muka bantalnya.

" Kenapa dia membohongiku dengan ucapan manisnya Jen? Kenapa?" tanyaku lemas.

" Jaehyun?" terka Jeno. Aku menghentikannya dengan telunjukku. Saat ini aku tak ingin seseorang menyebut nama Jaehyun di depanku.

" Aishh, lebih baik kau tidur, kau terlihat sangat buruk saat kau mabuk" balas Jeno menepis tanganku yang sedari tadi memukul badannya. Jeno menggendongku lagi, kali ini dia memasukkanku ke kamarnya lalu menguncinya.

TBC.

UNTITLED | Roseanne ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang