~ Chapter 17 ~

1K 54 0
                                    

Kemarin aku periksa rutin ke dokter soal kehamilanku, berdasarkan gejala yang aku alami dalam satu bulan terakhir, menurut dokter ada kemungkinan aku mengalami Preeklemsia. Gejala umumnya berat badan yang kenaikannya gak normal, juga tekanan darahku yang agak tinggi.

Menurut dokter, ada kemungkinan proses persalinanku bisa lebih cepat dari perkiraan, kalau seandainya tekanan darahnya terus naik. Jadi ada kemungkinan kehamilanku hanya sampai di bulan ke 7, tidak sampai di bulan ke 9.

Hasil pemeriksaan dokter itu sebetulnya membuat aku cemas, karena preeklamsia itu adalah gangguan kehamilan yang dianggap serius secara medis. Masih menurut dokter: di negara-negara berkembang, preeklamsia itu faktor penyebab utama kematian bagi ibu-ibu hamil.

Memang aku sih yakin bahwa ajal itu kehendak Tuhan, tapi gejala gangguan kehamilan yang sedang aku hadapi ini, aku anggap sangat serius dan harus aku waspadai. Dokter menyarankan aku untuk rajin kontrol, agar bisa monitoring kondisi bayi yang ada didalam.

Hasil pemeriksaan ini aku ceritakan kepada mas Todhy, respon mas Todhy sih memang tenang, tapi dari sikap dan tindak-tanduknya aku bisa merasakan, bahwa dia sangat cemas dengan keadaanku. Dia suruh Dimas untuk selalu siaga, dan menganjurkan aku untuk rutin periksa ke dokter.

Melihat kondisi aku seperti itu, untuk sementara dia tidak izinkan anak-anak untuk menginap di rumahku, karena dia takut nanti perilaku anak-anak akan memicu naiknya tekanan darahku.

Satu sisi sebetulnya aku sedih gak ada anak-anak, tapi di sisi lain memang dokter ingin aku istirahat dengan tenang. 

Kalau melihat dari perkembangan berat badan, memang hampir setiap hari, akhir-akhir ini berat badanku naik, dan muka aku pun sudah mulai agak sembab. Dokter sempat menanyakan: "apakah dilingkungan keluarga ada yang mengalami preeklamsia saat masa hamil?" Aku bilang ibuku saat mengandung aku mengalami itu.

Dokter bilang salah satu penyebab preeklamsia adalah faktor keturunan, dan kehamilan pertama. Penyebab preeklampsia berasal dari plasenta yang tidak berkembang dengan baik akibat gangguan pada pembuluh darah. Penyebab preeklampisa pastinya belum dipahami sepenuhnya, tapi biasa terjadi di usia kehamilan 20 minggu.

Hari ini rumah terasa sepi tanpa anak-anak mas Todhy, memang beda sekali dengan sebelumnya, di mana hampir setiap hari aku mendengar celotehan anak-anak mas Todhy, yang kadang-kadang bikin aku tertawa. Tapi ketika mengantarkan mereka tidur, aku suka sedih, karena mereka masih kecil sudah di tinggal mamanya.

Aku kasihan sama mas Todhy, aku tahu dia sangat mencemaskan keadaanku, tapi dia tidak ingin mengatakannya pada aku, dia takut pikiran aku terganggu, yang akan berakibat pada kehamilanku.

Dia sering telpon aku untuk sekadar menanyakan keadaan, bahkan bukan cuma telpon aku, dia juga selalu telpon Dimas untuk tetap waspada menjaga aku. Dimas memang sekarang agak sibuk, karena aku dan mas Todhy sudah pilih tanah mana yang akan di beli untuk pembangunan Mesjid.

Dimas tidak mau aku terbebani oleh urusan transaksi tanah, maka dia lebih banyak urusan sama mas Todhy. Memang aku sudah mempercayakan semuanya pada mas Todhy, karena aku memang tidak terlalu memahami transaksi jual beli secara hukum, kalau mas Todhy memang sudah profesinya.

Di rumah aku cuma memperbanyak membaca Al Qur'an, aku cuma memohon kepada Tuhan, agar persalinanku dilancarkan. Memang dengan terus membaca Al Qur'an, membuat aku lebih tenang dalam menghadapi npersalinanku.

"Runi, kita tidak berkuasa atas apa pun di muka bumi ini, jadi mas minta kamu pasrahkan semua kepada Tuhan, teruslah berdoa kepada-Nya, jangan pernah putus meminta pertolongan-Nya, hanya kepada-Nya lah kita patut meminta pertolongan."

Itulah nasehat mas Todhy yang aku terima via WA hari ini, dia tahu aku sangat cemas menghadapi gangguan kehamilan ini, tapi aku sangat yakin, semua yang aku alami sekarang ini adalah rencana Tuhan yang terbaik bagi aku, jadi aku sebetulnya tidak terlalu mencemaskannya.

Aku sudah siap menerima keadaan apa pun, karena itu cara yang terbaik bagi aku untuk menyikapi keadaan saat ini. Aku tahu persis, bahwa yang aku hadapi saat ini adalah bagian dari rencana terbaik Tuhan untuk aku.

Yang aku harus syukuri saat ini, meskipun tekanan darahku tinggi, tapi kepala aku gak pusing. Padahal biasanya tekanan darah yang tinggi, akan menyebabkan kepala sakit dan pusing. Alhamdulillah-nya aku sama sekali tidak mengalami hal itu.

Kemarin dokter juga menanyakan itu, apakah kepala aku sakit atau pusing? Aku bilang sama dokter: "Tidak sama sekali." Dokter juga sempat bingung dengan keadaan aku saat itu, karena dia lihat aku tenang-tenang saja.

Tadi pagi aku memang sempat mual mau muntah, tapi itu tidak berlangsung lama. Memang kondisi seperti itu sering aku alami, menurut dokter memang itu hal yang biasa dialami oleh orang hamil dan preeklamsia.

Yang membuat aku bingung sebetulnya, perubahan sikap orang-orang yang ada di dekatku, seperti mas Todhy, Dimas, dan mbak Sum. Mereka menjadi terlalu mencemaskan keadaanku, sehingga menjaga aku dengan sangat berlebihan.

Seperti mbak Sum tadi pagi, begitu dia melihat aku mual-mual gitu, dia langsung teriak panggil Dimas, agar aku segera dibawa ke dokter,

"Bu, ke dokter aja ya bu, takut ibu kenapa-kenapa." Saran mbak Sum

"Saya antar ibu ke dokter ya?" Kata Dimas.

Aku tahu mereka bersikap seperti itu karena mereka sangat sayang sama aku, tapi sebetulnya aku gak merasa apa-apa dengan kondisiku saat ini. Aku sangat yakin kalau aku akan baik-baik saja, karena aku juga sudah mendapatkan advis dokter. 

Yang membuat aku tenang itu, bayi yang ada di dalam perutku sangat aktif, sehingga membuat aku yakin kalau kehamilanku akan sehat-sehat saja. Sambil membacakan hapalan Al Qur'an, aku usap-usap perutku, dan aku terus berdoa agar bayi yang ada dirahimku selalu Allah jaga kesehatannya.

Hari ini mas Todhy pulang lebih cepat, dia mampir kerumahku, dia membawa berbagai perlengkapan persalinanku, juga popok dan perlengkapan bayi, untuk persiapan aku melahirkan. Aku benar-benar surprise, karena aku belum sempat memikirkan itu sebelumnya.

"Runi, mas sudah siapkan semua kebutuhan kamu untuk bersalin." kata mas Todhy. " Kita siapkan lebih awal aja, buat jaga-jaga." Katanya lagi.

"Ya mas, aku malah belum mikir tadinya, terima kasih ya mas." Jawabku pada mas Todhy

Seperti itulah mas Todhy, selalu tindakannya lebih dahulu. Diam-diam dia memikirkan apa yang tidak aku pikirkan, itulah kelebihan mas Todhy, tidak banyak bicara, tapi banyak dalam tindakan.

Mas Todhy betul-betul memperhatikan, dan kuatir dengan kehamilanku. Dia juga cerita, kalau anak-anaknya sangat kangen sama aku, aku jadi sedih mendengar cerita tentang anak-anaknya.

Bersambung..

Seruni, Catatan Isteri Seorang PolitisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang