? || ¿

569 78 0
                                    

''gimana keadaan Jeno sekarang bang? ''tanya haechan saat baru sampai dirumah sakit

''gua udah gak tau chan, Jeno didalem sana lagi berjuang ngelawan penyakit nya. Sementara gua disini? Gua disini cuma bisa diem, gak tau harus ngapain. Gua gak tau lagi Chan, gua takut kalo dia... ''

''udah bang, jangan mikir ke yang lain-lain lagi. Jeno disana bakalan baik-baik aja, kita doa aja yang terbaik buat Jeno ''potong haechan pada ucapan taeyong

''chan, kalo Jeno gak ada um— ''

''gak. Jeno bakalan selalu ada, dia gak akan pergi, dia pasti bareng-bareng kita terus, kita tunggu aja. Kita bantu doa, sementara Jeno berjuang. Jangan ngomong kaya gitu lagi bang... ''potong haechan lagi pada ucapan mark

Haechan hari ini benar-benar kalut, bingung, ia tak lagi bisa menangis apa lagi sekarang kedua sepupunya ini butuh ia untuk menenangkan, jika ia ikut bersedih siapa yang akan menenangkan keduanya? Ia harus menjadi seseorang yang tabah, dan sabar untuk keluarga nya.

•••

''ada pesanan besar, kali ini pesanannya cukup untuk hidup mu selama beberapa bulan dan biaya mu sekolah. Kau bisa kan untuk mengantarkan nya? ''ucap seorang laki-laki berbaju hitam

''memang kemana aku harus mengantarkan barang itu? Apa bayaran ku jika bisa mengantar nya sampai tujuan tanpa sedikit pun lecet? ''tanya Felix

''dia membeli beberapa barang, dan setiap barangnya dia bayar dengan 500 juta. Kau bisa mendapatkan penghasilan mu malam ini 100 juta, jika kurang aku akan menambahkan nya, setuju? ''tanya lelaki itu lagi

''baiklah, aku akan mengantarnya. Kirim saja alamat lewat handphone ku, dan berikan barang itu sekarang juga agar aku bisa cepat pulang. Aku harus sekolah besok. Oh ya, tolong transfer saja uang itu''ucap felix

Sementara ditempat lain, di sebuah rumah besar kekerasan yang menjadikan seorang remaja SMA tingkat awal itu korban akan kegilaan dari ibu tirinya itu menjadi semakin panas. Entah alasan apa, namun yang jelas ibu nya itu tak suka akan kehadiran anak tirinya yang ia anggap menjadi penghalang dari semua harta yang suami nya punya itu, apa lagi anak itu adalah anak tunggal dan akan mendapatkan harta gono gini sebesar 80% dari pendapatan harta gono gini untuk nya yang hanya mendapatkan 20%.

Baru ditinggal 10 menit yang lalu oleh kepala keluarga nya, keadaan rumah itu kini tak lagi sama. Beberapa barang terlempar, ruangan acak-acakan, bahkan kini anak satu-satunya itu sudah meringis kesakitan karena mendapatkan cambukan, bahkan goresan dari kegilaan ibu tirinya itu.

''mah renjun minta maaf...renjun akhh!! Ampun mah ampun... Ampun mahh... Hiks... Amp akhh!!! ''ringis renjun

''untuk apa aku mengampuni mu! Kau layak mati renjun. MATI!!''cerca sang ibu

Ia pun kembali memberikan luka yang amat perih, sampai-sampai begitu kontras dengan kulit mulus nan putih renjun. Renjun kali ini sudah tak tahan lagi, luka-luka ditubuhnya membuatnya tak bisa berbuat apa-apa tubuhnya penuh luka dan darah, tenaga nya pun sudah habis, bahkan air matanya sudah tak lagi bisa keluar seperti sebelumnya.

Setelah siksaan penuh siksaan itu, ibu tirinya itu pergi dari rumah entah kemana. Renjun yang masih merasa lemas tak berdaya itu hanya diam memikirkan nasip hidupnya untuk kedepan, ia sudah mendapatkan siksaan seperti ini semenjak papah nya menikah dengan wanita itu, renjun sebenarnya sudah tak kuat dengan deritanya, tapi ibu tirinya itu memintanya diam dan tak menceritakan semua kepada papah, karena jika renjun menceritakan semua pada papah nya ia akan memberikan yang lebih parah lagi bahkan wanita itu tak segan-segan membunuh renjun.

''aden gapapa? Ada yang sakit? ''

''gapapa bi, njun gapapa. Makasih ya bi udah perhatian, bibi balik lagi aja ke kamar bibi dari pada nanti ketauan mamah''

''tapi luka aden sekarang lebih parah dari sebelumnya, besok kita ke dokter aja ya den? Kita periksa takut-takut nanti tambah parah''

''gapapa bi, njun gapapa. Njun gak mau bibi juga kena marah mamah, biarin njun kaya gini. Mungkin ini takdir njun bi, —njun kangen bunda bi hiks... Bunda njun kangen, njun takut hiks... ''

''—bi, apa njun ikut bunda aja ya bi, dari pada njun kaya gini terus. Lagian mamah kaya gini juga karena gak mau semua harta papah jatuh ke tangan njun semua, biarin njun ikut bunda. Njun iklas kalo... ''

''aden gak boleh ngomong kaya gitu, tuan harus tau semuanya den, biarin nyonya yang pergi dari pada Aden yang harus pergi. Bibi gak mau aden yang jadi sasaran amarahnya nyonya hiks... ''

Bi hean, asisten rumah tangga sejak renjun lahir dan sejak renjun beserta keluarganya masih tinggal di negeri tirai bambu cina. Bi hean ini sudah dianggap sebagai ibu bagi renjun, terlebih lagi kelakuan sang mamah yang memperlakukan renjun seperti itu.

Ngomong-ngomong soal kelakuan buruk sang ibu tiri renjun itu, papah renjun sama sekali tak tahu bahkan ketika luka ditubuh renjun itu terlihat oleh penglihatan sang kepala keluarga itu pun renjun selalu bilang bahwa itu semua hanya luka kecil yang renjun dapat dari jatuh lah, tak sengaja kejedot lah, dan berbagai macam lainnya. Itu semua juga karena ibu tiri renjun untuk tidak memberitahu papah renjun.

•••

Pakain hitam yang dikenakannya kali ini membuat dirinya merasa tak karuan, bagaimana bisa client yang membeli barang darinya itu adalah seorang yang sangat kaya. Dan bahkan, tempat tinggalnya pun lebih mewah dari tempat Felix saat ia masih tinggal di Australia sana, dan ini juga yang membuat Felix ketar-ketir jika kalau ia dicurigai dan berakhir tertangkap oleh penjaga komplek ataupun petugas kepolisian yang sedang bertugas malam.

Beruntung ia masih membawa tas sekolah dan pakaian sekolah, jadi ia bisa menggantinya agar tak ketahuan. Dunia ini memang kejam, buktinya remaja yang masih butuh perhatian orang tua ini harus mengemban dunia kejam dengan pekerjaan yang sangat sangat tak masuk kriteria untuk remaja usia muda itu.

Setelah melewati perjalanan yang cukup menegangkan untuk malam ini, akhirnya Felix tiba di apartemen nya. Saat sedang ingin memasuki lift, tiba-tiba Felix melihat seseorang yang tak asing bagi penglihatannya itu, seperti seseorang yang sering ia temui belakangan ini. Dengan pandangan yang tak pernah lepas itu akhirnya laki-laki yang masuk terlebih dahulu kedalam lift itu menyadarkan nya.

''mau masuk gak? Keburu ketutup ini pintunya''tanya laki-laki itu yang diketahui adalah sunwoo teman seper-squadnya

Felix pun melangkahkan kakinya menuju lift, ia masih bingung dengan keadaan yang ada dan penampilan sunwoo malam ini.

''habis dari mana lix? Masih pake seragam lagi''tanya sunwoo

''jalan-jalan aja, sambil nyari kerja. Lo sendiri? Tumben rapih banget? Mau ngedate lo? Apa mau jadi sugar brother hahaha''tawa Felix pada pernyataannya itu

''ya kalo cocok sih boleh lah, tapi gw gak punya banyak duit jadi kayanya gak bisa jadi sugar brother. Kalo ngedate pun... Berarti gua ganteng ya? Duh jimayu aku mas (〃∀〃)ゞ''ucap sunwoo dengan nada kemayu ala-ala orang malu

Bugh!

''jijik anjir. Tapi  —pfftt hahahahaha sumpah ya, kok gua bisa gitu ketemu sama orang kek lu modelan nya. Ia sih penampilan lu bener-bener perfect kaya CEO muda lah ya''ucap Felix

''alhamdulillah akhirnya ada yang mengakui diri gua bagaikan CEO ya Allah, makasih loh lix. Berhubung omong doa jadi tolong aminin ya(๑'ᴗ')ゞ''ucap sunwoo dengan senang nya

Ting!

Mereka keluar bersamaan, sama-sama berjalan menuju kamar apartemen nya. Siapa sangka, ternyata mereka tinggal depan-depan an dan keduanya tak mengetahui sama sekali? Sungguh sangat luar biasa, bagaimana bisa mereka tinggal dilantai yang sama, depan-depan an tapi keduanya tak mengetahui. Tanpa sadar keduanya tertawa bersamaan, mengetahui fakta tentang letak apartemen keduanya.

''kalo gitu gua duluan ya lix, besok bareng ae lah biar sekalian ''ucap sunwoo

''oke sip! Pencet bell ae ya, kalo gak gedor biar madep''balas Felix

Keduanya tertawa bersama kembali, lalu keduanya masuk bersamaan kedalam apartemen masing-masing.










•Next...

Mystery? Or secret ¿ || 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang