? || ¿

474 62 0
                                    

Sudah sebulan lebih haechan sekolah di SMA Tunas Bangsa, tak ada yang berbeda, tak ada yang menganggu sesuai penglihatannya waktu itu. Haechan bersyukur atas semua yang ia alami sejauh ini, semoga memang benar jika ia akan baik-baik saja bersekolah di sana.

Jam istirahat sudah masuk, haechan dan tiga temannya itu bergegas menuju kantin takut-takut tak kebagian tempat di sana. Belum mereka benar-benar keluar dari kelas, haechan merasa kalo ada yang mengganjal dalam dirinya, dan itu---

Srett!

''jen? Kenapa? ''
''jen lu pucet banget loh itu! ''

Huekk!

Srett!

''hyuk? ''tanya Genta

Srett!

''dada gua-- s-sak--sakit''

'Hahhh---'

Dug dug dug!

Srett!

''donghyuk lu gak papa kan? Lu keringetan gini?! ''tanya lecxi mencoba menyadarkan haechan

Srett!

Dug dug dug!

''JENO! ''

Tittttttt-----

''mohon maaf--''

Srett!

''DONGHYUK! ''teriak reana

''gua harus pergi. Kalian ke kantin aja''ucap haechan saat sudah sadar, haechan segera berlari menuju parkiran motor dan secepat mungkin haechan menuju sekolah lamanya.

Tak peduli dengan kecepatan kendaraan nya, ini demi Jeno. Ia harus secepat mungkin sampai kesekolah lamanya karena jika ia terlambat sedikit saja, maka semua yang ia lihat tadi akan terjadi, dan haechan tak mau itu sampai terjadi karena semua ini adalah tentang Jeno. Sepupunya.

Tak peduli tatapan orang-orang kala haechan memasuki kawasan sekolah itu, meski seragam mereka berbeda tapi semua tahu kalo itu adalah haechan. Haechan tak tahu Jeno sekarang dimana, haechan berlari mencari Jeno dari mulai kelasnya, kantin sampai taman belakang. Tapi nihil! Semua tak ada, haechan kembali berlari mencari Jeno sampai akhirnya ia melihat Jeno dilapangan basket dengan kakak kelas mereka yang entah ingin apa yang jelas di sana Jeno felix hyunjin sunwoo dan baejin sedang berlari memperebutkan bola berwarna oranye itu.

''JENO! ''teriak haechan, semua menatap haechan kala ia berlari dan berteriak meneriaki nama Jeno. Jeno yang dipanggil pun langsung berhenti berlari dan menatap sang sepupunya itu

''jeno apa yang kau lakukan? Inget jen, jantung mu. Jantung mu butuh penanganan, jangan sampai esok kau masuk rumah sakit lalu terbaring lemah disana''bisik haechan pada Jeno kala sudah berdekatan dengan Jeno, tak peduli tatapan orang lain haechan menarik Jeno sampai mereka berada di atap sekolah.

Angin berhembus semestinya, matahari semakin memanas beruntung masih ada tempat dimana mereka bisa meneduh dari teriknya matahari. Mereka saling diam, hanya mereka berdua sampai-sampai ada satu orang lagi yang datang menghampiri keduanya. Haechan masih diam dengan apa yang tadi ia lihat, Jeno dengan peluhnya dan mark yang baru datang itu baru saja mendudukan dirinya disalah satu bangku yang terdapat disana.

Berucap rasanya tak mampu, haechan takut jika ia berucap akan menyakiti hati sepasang kakak beradik ini. Tapi mana mungkin ia tak berucap, dengan keadaan haechan yang tiba-tiba datang kesekolah lamanya dengan seragam yang berbeda mungkin jika haechan mengatakan kalo ia hanya berkunjung pun tak akan ada yang percaya, terlihat jelas dengan haechan yang tadi berlarian mencari keberadaan Jeno jika ia datang kesini karena ada hal yang ia ingin sampaikan bukan.

Mystery? Or secret ¿ || 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang