Tanpa kabar

18 6 11
                                    

Katanya, nggak akan pergi. Tapi kenyataannya, kau menghilang tanpa kabar. Itu tandanya, kau pergi secara perlahan-lahan.

- Elzafira

***

Seorang gadis tengah berjalan sendirian. Gadis itu adalah Elzafira. Gadis yang sering dipanggil El itu segera mempercepat langkahnya agar segera sampai disekolah.

El bisa saja berangkat sekolah di antar bang Nata tanpa perlu repot-repot berjalan kaki. Tapi El tidak mau. Ia lebih memilih berjalan kaki saja, sekalian olahraga pikirnya.

Jarak dari rumah ke sekolahnya tidak terlalu jauh. Jadi tidak masalah jika El harus berjalan kaki.

Sesampainya disekolah, El segera berjalan menuju kelasnya. El menyapa orang-orang yang ia lewati dengan tersenyum ramah ke mereka.

Sesampainya dikelas, gadis itu segera duduk ditempatnya. Kelasnya lumayan rame. Sudah banyak siswa yang berangkat. Tapi ke-tiga sahabatnya belum ada yang berangkat.

"Pasti tidak lama lagi, mereka datang." Ujar El dalam hati.

Saat merogoh lacinya, El merasa ada sesuatu. Ia segera mengeluarkan sesuatu itu dari lacinya. Ternyata itu adalah kotak makanan dan juga sebotol air minum.

El kembali merogoh lacinya. Siapa tau ada barang lain. El menemukan surat. Ia segera membaca surat itu.

"Jangan lupa dimakan. Kalo sakit entar ribet."

El membolak-balikkan kertas itu. Mencari nama si pengirim. Tapi El tidak menemukan nama itu. El menatap surat itu lama.

"Siapa yang pagi-pagi gini naroh bekal di laciku?" Batinnya.

"Eh Ran," gadis itu memanggil salah satu teman kelasnya yang sering berangkat pagi.

"Iya? Ada apa El?" jawab gadis yang dipanggil Ran itu. Ran berdiri di samping kursi El.

" Kamu tau nggak, siapa yang ngeletakin bekal ini di laci aku? Atau siapa gitu yang tadi pagi ke tempat duduk aku?"

"Gue nggak tau El. Daritadi kayaknya nggak ada yang ketempat duduk lo deh,"

"Ohh oke. Makasih ya Ran,"

"Yoi." Gadis yang dipanggil Ran itu segera pergi dari samping El.

Tak lama, Ivy dan Kiano datang. Mereka segera berjalan ketempat duduk mereka masing-masing. Tempat duduk Kiano berada di samping meja Ivy jga El. Ivy duduk disamping El. Ivy melihat El memperhatikan bekal itu.

"Kenapa El? Ada yang salah sama bekal itu?" tanya Ivy pada El.

"Aku nggak tau bekal ini dari siapa,"
Ivy mengernyitkan alisnya bingung.

" Loh kok bisa?"

"Tadi pas aku dateng, bekal ini udah ada di laci,"

"Nggak ada surat atau apa gitu?"

"Ada," El mengeluarkan surat yang tadi ia masukkan kantong seragamnya.
"Nih," surat itu ia berikan ke Ivy.

"Kok nggak ada namanya?"

"Kalaupun ada, aku udah pasti tau dong Vy,"

"Hehe, sorry-sorry," Ivy mengembalikan surat itu ke El kembali.

"Prince mana?"

"Mana gue tau, emang tadi nggak jemput lo?"

"Enggak,"

"Terus tadi bareng siapa?"

"Sendiri, jalan kaki,"

"Kenapa nggak bilang sih El, kalo Prince nggak jemput lo. Kan bisa berangkat bareng. Biar Kiano bawa mobil dari rumah,"

Elzafira (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang