Bertemu untuk berpisah|| epilog

28 6 7
                                    

Kejutan lo sangat perfect!!!

- Kiano

***

"Ayo berangkat, abang anterin," ujar Nata.

Mereka baru saja selesai sarapan. Dan kini, Nata sudah siap sedangkan El baru mengikat tali sepatunya.

El menatap abangnya yang sudah rapi itu.
"Abang nggak kerja?"

"Abang kerja kok, ini mau berangkat. Sekalian nganter kamu El,"

"Yaudah, ayo." El menyelesaikan kegiatannya menali sepatu.

Mereka keluar dari rumah itu. Tidak lupa El mengunci pintu sebelum mereka pergi.

Nata mengendarai motornya dengan kecepatan rata-rata. Ini masih pagi. Jadi tidak perlu khawatir adiknya terlambat.

Sesampainya di sekolah, El turun dari boncengan motornya. Gadis itu mencium telapak tangan abangnya sebelum masuk ke sekolah.

"El sekolah dulu bang. Abang semangat yang kerja,"

"Kamu juga yang rajin sekolahnya. Jangan sampai nilai kamu turun."

El mengangguk mantab. Kali ini ia akan lebih rajin lagi ke sekolah. Meskipun orang tuanya sudah tidak ada. Ia tetap harus sukses.

El masuk ke sekolahnya. Ia berjalan kearah kelasnya. Tak lupa, ia menyapa orang-orang yang ia lewati dengan senyuman. Keadaan kelas kali ini cukup sepi. Karena memang masih pagi. Hanya murid-murid rajin yang jam segini sudah keluar dari rumahnya.

El duduk ditempat duduknya. Gadis itu mengecek lacinya, ada makanan atau tidak. El tidak mengharap mendapatkan makanan. Melainkan, El penasaran dengan orang yang mengiriminya.

Ternyata lacinya kosong. Kali ini orang itu tidak meletakkan makanan di lacinya. Karena bosan, El mengeluarkan buku pelajaran yang ia bawa. Ia membaca kembali materi-materi yang minggu kemarin diajarkan. Tanpa sadar, kelasnya kini sudah ramai.

"Pagi El,"
El mengalihkan tatapannya ke orang itu.

"Pagi juga Vy,"

"Lagi ngapain?" Ivy duduk disamping El.

"Ngulang materi kemarin,"

"Hai El,"
El menatap orang yang berdiri di samping Ivy.

"Hai juga Kiano," jawab El, tak lupa dengan senyumnya. Lalu Kiano duduk ditempat duduknya.

"Apa kabar?" tanya pria itu.

"Baik kok,"

El menatap kearah pintu. Berharap orang yang ia tunggu juga datang menyapanya. Seperti kedua sahabatnya.

"Nyari siapa?"

"Prince nggak berangkat lagi?" El menatap Kiano dan Ivy bergantian.

"Gue berangkat kok." El langsung menatap kearah pintu saat mendengar suara itu. Dia Prince. Laki-laki yang El rindukan kemarin. Prince berjalan kearah sahabat-sahabatnya.

"Nyariin gue?"
El berdiri dari duduknya. El menghambur ke pelukan Prince dengan kencang. Untung saja Prince bisa menahan tubuhnya. Jika tidak, mereka berdua bisa jatuh kepentok meja.

"Hei pelan-pelan,"
Ivy dan Kiano yang melihat itu hanya tersenyum. El melepaskan pelukannya.

"Kamu dari mana aja?" wajah El kembali terlihat sedih.

"Nggak kemana-mana,"

"Kenapa lama nggak berangkat sekolah?"

"Belum ada sebulan, El,"
El mengerucutkan bibirnya kesal.

Elzafira (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang