[ 3 ] Seandainya

27 7 0
                                        

Apa yang lebih menyedihkan dari hancurnya sebuah keluarga?


***

Kring kring kring

"Baiklah anak-anak ibu sudahi pelajaran ini, dan jangan lupa kumpulin tugas kelompok kalian minggu depan," ujar Bu Laras meninggalkan kelas.

"Yuk Al ke kantin," ajak Anjani sambik membereskan bukunya.

Senjani mengangguk. Dan jawaban Alhena cukup membuat Anjani sangat senang.

Sudah 3 hari Alhena dan Anjani duduk sebangku, dan selama itu jjga Anjani berusaha mengobrol dengannya. Dan Alhena mulai terbuka kepada Anjani tidak sedingin kemaren.

"Gitu dong, yuk. "

Mereka berjalan beriringan, tangam Anjani menggandeng tangan Alhena. Alhena tidak masalah, hanya membiarkan.

"Lo kenapa selalu bawa botol itu kemana mana Al? " tanya Anjani pada Alhena.

"Isinya apa? Air putih kan ya?" tanya Anjani lagi.

"Kopi," jawab Alhena singkat.

"Serius kopi? Buat apaan dah, gue kira air putih. Emang itu kopi apa?"

"Lemon."

"Ha? Giman-gimana?" Alhena menghela napas, kapan gadis ini berhenti berbicara?

"Kopi lemon," ujar Alhena jengah sendiri.

"Ohh, eh mau coba dong nanti di kantin. Boleh ya?coba dikit ajah," pinta Anjani sambil menggoyangkan lengan Alhena pelan.

Anjani hanya mengangguk.

Mereka berdua sudah sampai di kantin, terlihat banyaknya siswa yang mengantri di berbagai makanan kesukaan mereka.

"Kita duduk di sana ajah ya, di tengah tengah."

Mereka duduk berdua berhadapan, mejanya cukup lebar untuk di isi beberapa orang lagi. Namun tentu saja Anjani yang tau Alhena tidak suka kebisingan sudah langsung mengusir beberapa siswa yang berniat duduk bersama dengannya.

"Enak ajah sana pergi, nggak ada tempat buat lo pada," ujarnya ketus.

Alhena hanya menggeleng gelengkan kepala, ternyata Anjani terlalu peka.

"Pergi juga mereka," ujarnya pada diri sendiri.

"Nggak boleh gitu An," peringat Alhena pada Anjani. Dirinya memang memanggil Anjani dengan sebutan An.

"Hehehe iya deh iya, tapi lo suka kan. Gue gini gini ngamatin lo tau," ujar Anjani sedikit percaya diri.

Alhena hanya tersenyum menganggapi.

"Oke lo mau pesen apa? Biar gue yang mesenin," ujar Anjani semangat.

"Batagor ajah deh, minumnya gue udah ada," ujar Alhena.

"Ay ay kapten, gue pese-" ucapan Anjani terpotong dengan kehadiran lima cowok yang sudah berdiri di samping meja mereka.

"Sekalian dong bebeb Anjani," ujar Andre cengengesan.

"Ngapain lo pada di sini, pergi sana," usir Anjani menatap ke lima cowok itu sinis.

"Kok lo gitu sih beb, lo nggak liat bangku semuanya udah penuh. Kita nebeng lah," ujar Andre lagi.

"Mana yang katanya geng phoenix, pasti hal kecil gitu ajah bisa lo pada atasin kan. Tinggal lo usir ajah kayak biasa."

"Kasian masa di usir sih, kalau lo lagi makan terus tiba tiba di usir suruh pergi gimana rasanya? Sakit kan."

Coffee Lover Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang