[ 5 ] Anka yang kecewa

21 6 0
                                    

Sebuah rasa bukan hal yang sesederhana itu sehingga kamu sering mempermainkan.

Alhena menatap gadis manis berkucir kuda itu dilayar ponselnya, tadi sebelum dia pergi meninggalkan panti asuhan itu dia sempat meminta izin untuk memfoto gadis mungil yang menarik perhatiannya sejak pertama kali melihat.

Dia duduk dijendela kamarnya, bulan dan bintang yang cerah sudah memperlihatkan keberadaannya. Pikirannya melayang kepada sepasang mata hitam pekat gadis ini, entah kenapa dia begitu mirip kepadannya. Atau hanya perasaannya saja?

Drtdrtdrt

Lamuannya buyar saat ponsel digenggamannya bergetar beberapa kali.

Terpapang dilayar ponselnya nomor tidak dikenal.

Siapa?

+62XXXXXXXXXX

Haii

Woi

Jawab chat gue kek

Alhena mengernyitkan kedua alisnya bingung, siapa sebenarnya yang menghubunginya malam malam begini?

Alhamdulillah udah dibaca

Gue berharap dibales sih

Al, bales woi

Anjir cuma dibaca doang

Lo nggak tau gue? Aelah yang bener

Masa gue harus ngasih tau gue siapa sih

Tebak dong gue siapa

Alhena menatap datar ponselnya. "Nih anak punya masalah apasih, hubungin gue segala," ujarnya tak suka.

Dari pada meladeni cowok gila ini mending langsung tidur, besok sekolah.

Alhena mematikan ponselnya, dan beranjak tidur. Tanpa menghiraukan seseorang yang ternyata menunggu balesan chat gadis ini.

***

"Anjirr cuma dibaca doang," ujar Anka misuh misuh sendiri.

"Kok belom dijawab sih, apa dia nggak tau kalau ini gue?" tanya Anka pada dirinya sendiri.

"Atau ini nomornya salah, wah Andre laknat banget. Kalau sampek nomor ini salah gue pites tu anak," umpat Anka pada ponsel yang tak bersalah.

Dia segera mencari kontak seseorang.
Nada tersambung terdengar.

"Woi ndre," ucap Anka dengan kerasnya.

"Buset bos, kira kira dong kalau ngomong. Malem malem lo teriak gini, kasian kuping gue nih, kalau jadi tuli gimana," ujar Andre disebrang sana.

"Lo ngasih nomor salah ya?" tanya Anka cepat.

"Nomor siapa?" tanya Andre balik yang membuat Anka tambah kesal.

"Nomor Alhena lah."

"Bener lah, yakali gue nipu lo," ujar Andre tak terima.

"Terus kenapa dia nggak bales chat gue?"

"Abis kuota kali, udah deh bos. Gue mau tidur bye."

Sambungan terputus.

"Kuota ya?"

***

Alhena berjalan dikoridor yang sudah cukup ramai.

Untung saja dia tidak telat, kalau sampai telat. Matilah dia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Coffee Lover Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang