hiii... welcome back...
setelah mengumpulkan mood yang banyak, akhirnya cerita ini kembali..
Anya tersadar setelah bundanya memberi nya minyak angin, anya memegangi perutnya yang masih merasakan sakit, entah bagaimana ia bisa sampai di kamarnya, setahu nya ia sudah terkapar pagi tadi di depan pintu.
“kamu teh kenapa atuh sayang? “ ada wajah cemas pada bunda nya, anya jadi merasa bersalah, anya mencoba untuk duduk, anya diam melihat bundanya dan ka raffa yang menatap nya panik.
“aku minta maaf ya bunda, kaka” anya meminta maaf lalu menyentuh tangan bundanya.
“Aku gak apa apa kok, Cuma tadi tu perut aku sakit banget, biasa nyeri haid” anya tersenyum.
Raffa mendekati anya “ lo berat banget” raffa mengacak rambut anya, anya tersenyum ia tidak marah raffa mengacak rambutnya.
“ kamu makan dulu ya sayang” bunda membawakan piring berisi makanan favorit anya, ya cumi, anya suka sekali cumi yang masih ada tintanya. Menurut nya itu enak sekali.
Anya mengangguk, “kaka suapin aku dong” raffa mengernyitkan dahinya setelah itu anya mengambil piring yang ada pada bundanya dan memberikan nya kepada raffa.
Raffa awalnya tidak mau menerima piring itu, tapi ketika anya memasang wajah babyfacenya luluhlah hati raffa.
Raffa menyuapkan sendok itu ke mulut anya. Seperti yang kalian tahu anya sangat sudah sekali di suruh makan cepat, dan raffa kesal sendiri menunggu anya menghambiskn mknan di mulutnya.
“bisa gak makan nya di kunyah, “raffa mencubit hidung anya. Kesal juga lama lama menunggu adiknya makan, raffa tau memang anya sangat lama jika disuruh makan, makanya raffa menolak untuk menyuapi anya tadi.
Setelah selesai makan raffa dan bunda pergi meninggalkan anya. Anya butuh istirahat yang cukup. Itu alasan bundanya.
Anya memainkan ponsel nya sambil sesekali menatap ke arah jendela.
“Gw tadi marah marah sama bevan, apa bevan akan makin benci ya sama gw? “anya bermonolog pad dirinya sendiri, anya bangkit membuka lemari bajunya, dan mengeluarkan baju bevan yang baru selesai di setrika sepertinya.
Anya memeluk baju itu, “ gw mau meluk lo bevan, bukan Cuma baju lo aja” anya menghembuskan nafas berat. “masih aja gw ngarepin lo di saat gw seharusnya sadar bukan ini yang seharusnya gw jalani, gw harusnya nyari apa ke yang lebih berfaedah daripada menghalu.” Anya melempar baju bevan ke kasurnya.
Anya menatap matahari yang mulai turun di ufuk barat, anya tersenyum.
“Semoga besok akan ada yang lebih Indah dari hari ini. “anya tersenyum.
🍃🍃🍃
Pagi ini aya tidak berangkat ke sekolah seperti biasa, bundanya melarangnya, takut pingsan.. itu ucapan bundanya tadi pagi ketika anya meminta agar dirinya diizinkan unyuk pergi ke sekolah.
Anya menghembuskan nafas berat.
“ ngapain juga diem diem terus di kamar? “ anya bermonolog pada diri nya sendiri.
Anya mengambil ponselnya yang ada di nakas. Dia mencari kontak tata disana.
“hallo, ta “
“ya ampun anya.... lo kemana aja, gw tu sibuk nyariin lo sama bevan tau gak? “
“ what? Bevan? “
“iya.... asli dia panik banget.... “
“kenapa bevan nyari gw? “
“gw gak tau juga sih ya, kayanya dia mulai suka deh sama lo”
Setelah kata terakhir yang tata ucapkan tadi ,hati anya menghangat, ia tersenyum.
“yehhh.... lo jangan ke pede an dulu deh, gw tau kali lo sekarang lagi senyum senyum sendiri” tata tertawa di ujung telepon.
“siapa yang senyum senyum? “
“hahha..... jadi kemarin lo kemana? “
“gw.... “
Belum sempat anya menjawab ,tata sudah memutuskan telepon nya.
“eh...?? ko dimatiin? “
KAMU SEDANG MEMBACA
breathaking
RomanceAnya menutup mata nya dalam, memejamkan dan berkata dalam hati nya semua nya akan baik-baik saja, tapi tidak pada kenyataan nya, menyukai bevan membuat hati Anya semakin sakit setiap harinya, tapi Anya masih tetap bersikukuh pada hatinya, ia aka...
