LAKSA ADIPATI

6 1 0
                                    

hai....
balik lagi di bevan nya.....
lanjut nextpart ya..
semog kalian suka....
jangan lupa like and vote...



Pagi ini tak seperti biasanya, anya bangun pagi sekali, terlalu pagi mungkin bisa dibilang, pukul 03:15 .anya keluar dari rumahnya, anya sudah memakai hoodie miliknya dan celana training selutut, rambutnya ia ikat satu, dan anya juga mengenakan sneakers yang biasa dia kenakan jika anya ingin jogging pagi, anya tak tau sebenarnya ia ingin jogging kemana, ia hanya mengikuti langkah kaki nya yang tak tentu arah. 


  Anya berlari sudah hampir 3 kilo jaraknya dari rumahnya peluh mulai menetes didahinya, nafas anya pun ter engah engah, anya lupa membawa botol minum, hingga akhirnya anya memutuskan untuk pergi ke salah satu rumah dan berniat meminta minum, anya mengetuk pintu rumah itu dan setelah pintu itu terbuka anya justru tak sadarkan diri.


      Brak.....


tiba tiba anya terbangun dalam keadaan keheranan, bagaimana tidak, anya dimana, dan prang.....  ternyata suara suara itu yang membangunkan anya. Anya melihat disekeliling, “ini kamar anak laki-laki” lirih anya,  anya terdiam disampingnya ada segelas air, anya segera meneguk air itu, anya tau sebetul nya makan dan minum sesuatu yang bukan miliknya adalah sesuatu yang tidak diperbolehkan, dan setelah ini anya akan segera meminta maaf karena telah meminum air itu tanpa izin, anya meminum air itu karena tenggorokannya mulai terasa kering sekali sekarang.


Brak....  tiba-tiba pintu kamar itu terbuka dan terlihatlah laki laki yang didahinya ada luka menganga, anya terkejut bukan main, bibir anya sempurna membentuk huruf O, anya masih belum faham dengan kejadian disekelilingnya, hingga laki laki itu mendekat ke arah anya.


“hai, gw laksa “ anya memundurkan tubuhnya.
“maaf ya, gw bawa lo ke kamar gw, tadi gw liat lo pingsan pagi buta” lanjutnya.
Anya masih memasang ancang-ancang ,yg anya takutkan adalah pria bernama laksa itu mencoba membuat nya terluka, atau lebih parah lagi meperkosa lalu memutilasinya, huh.. anya tak akan membiarkan diri nya ada dalam bahaya.



Prang....... bruk...... hsttttt......


suara itu terdengar lagi kali ini diikuti suara wanita menahan sakit, dengan sigap laksa keluar meninggalkan kamar, tanpa menutup pintu, anya yang dikepalanya menyimpan beribu ribu pertanyaan ikut berdiri lalu mencoba mengintip dari balik pintu.
“ayah.... ayah gak boleh kasar sama ibu,apa ayah masih kurang cukup membuat 18 tahun aku menderita karena ayah....... “kali ini anya mendengar suara laksa meninggi.
Plak.......  sebuah tamparan mengenai pipi laksa, laksa mengepalkan tangannya tanpa berniat membalas pukulan ayahnya.


“sudah mas.... hiks.....hiks....  jangan sakiti laksa lagi “.wanita itu memeluk laksa erat, jangan tanya bagaimana kondisi wanita itu, bahkan bisa kalian tebak, sama seperti laksa.
Pria itu kemudian berteriak lalu melemparkan sebuah vas bunga di sisinya.  Prang .......
“ jangan sekali sekali kamu melindungi perempuan biadab itu laksa... “ tutur pria yang dipanggil ayah oleh laksa.  Dan setelah itu pria itu pergi, dan suasana diruangan itu menjadi hening, laksa memeluk ibu nya erat.


Anya menelan saliva nya,  jantungnya berdegup dengan kencang, anya belum pernah melihat pria semarah itu, dan anya juga belum pernah melihat ibu serapuh itu selain dalam novel dan dalam pentas seni nya.  Kaki anya gemetar, bagaimana ini?
Anya memutuskan untuk duduk kembali di atas kasur, sedetik kemudian laksa datang kembali dihadapan anya, laksa tersenyum, meskipun tampak guratan kesedihan disana.
“dahi lo luka” itu kata pertama yang keluar dari bibir anya.
“gak apa-apa nanti juga sembuh sendiri”
Anya menggeleng, “disini ada kotak p3k? “ tanya anya.
Laksa mengangguk lalu mengambil kotak berlambang bulat berwarna merah.
Anya segera meraih kotak itu, anya segera membukanya, lalu perlahan anya mulai membersihkan luka di dahi laksa, laksa meringis menahan perih, setelah membersihkan nya anya segera memberikan obat merah lalu membungkusnya dengan perban.


“kalau gak di obatin nanti luka lo infeksi, lo juga gak boleh meremehkan sesuatu hal yang kecil” tutur anya
“tapi semua hal perlu di gak apa-apa in saat ini” jawabnya
“thankyou” lanjutnya.
Anya melirik ke arah jendela, matahari sudah naik, pertanda hari sudah menjelang siang.
“brp jam gw pingsan? “
Laksa menghitung dengan jari jemarinya “ 1 abad” jawabnya dengan menaikan sebelah alis.
Anya tersenyum “mana mungkin” tutur anya.


Laksa tersenyum “gw bercanda, lo pingsan dari jam 03:55:12 dan sekarang sudah jam 06:10:10 jadi lo pingsan udh 2 jam “ tuturnya.
Anya mengernyitkan dahi apa selama itu anya pingsan?.
“kenapa lo tadi gak ada usaha usaha apa gitu buat bangunin gw? “tanya anya.
“gw udh kasih lo minyak angin, balurin di kaki lo, tangan lo, di dahi lo, udh gw kasih ke hidung lo juga, tapi lo gak sadar-sadar, tadinya gw sempet mikir lo pingsan atau mati? “ tuturnya.



Dalam hati anya sebetul nya ingin sekali menanyakan perihal keluarga laksa, terutama ayah laksa, tapi anya mengurungkan niatnya, karena anya takut kalau kalau laksa tersinggung.
“maaf ya, lo pasti denger deh pertengkaran keluarga gw, ayah gw suka begitu, pulang pagi pagi buta just for say you bitch for my mom. “tuturnya.
Anya tersenyum. Tak menjawab perkataan laksa.
“pipi lo memar”tutur anya.
“gak apa apa”jawabnya
“gw mau pulang, maaf ya tadi gw minum air digelas itu, soalnya gw haus banget, maaf juga gw ngerepotin lo, pagi buta. “


“ oh jadi lo pingsan karena dehidrasi” tutur laksa.
“lo lemah juga” lanjutnya.
Dan anya hanya menatap laksa dengan tatapan tajam.
“hahahahaha biasa ajh dong. “
“oh ya nama lo siapa, kita dari tadi ngobrol panjang lebar tapi gw belom tau nama lo? “
“gw anya. “
“oh.. anya, y udh lo gw Anter pulang ya? “
Anya menggeleng, “gak usah” anya segera memakai sepatunya yang ada di lantai.


“gak apa-apa” jawab laksa.
Laksa kemudian turun dari kasur lalu duduk di hadapan kaki anya, laks segera membantu memasangkan sepatu anya sebelah kiri, laksa juga membuat simpul pita disana.
Anya merasa tidak enak dengan laksa, anya segera menjauhkan tubuh laksa dari kakinya.
“gak usah” ujarnya.
Laksa tersenyum “gak apa apa” ujarnya.
“ gak semua hal perlu gak di apa-apa in “ tutur anya.  Dan laksa tersenyum.
Anya dan laksa segera keluar dari kamar laksa, anya terkejut rumah laksa seperti kapal pecah, banyak buku-buku besar berserakan, juga pecahan-pecahan vas bunga yang anya tau pasti saat Indah sebelum pecah,  anya menatap laksa.
“gak apa-apa rumah ini rumah pintar jadi dia bisa merapihkan barang-barang ini sendiri” laksa menjelaskan.



“mana bisa? “ anya berkomentar “rumah-rumah kaya gitu itu Cuma ada dalam dunia fantasi doang tau gak sih”
Laksa menatap anya “mau liat? “
Anya mengangguk.
“home, clean all now” setelah laksa mengucapkan kalimat itu, dari dinding-dinding ruangan itu bermunculan  tangan tangan pembawa peralatan kebersihan, anya terkagum kagum dibuat nya, sampai kaki anya pun ikut dibersihkan oleh robot-robot itu
“wow. Jadi robot” ujar anya.
Laksa mengangguk, dan semenit kemudian, semuanya sudah bersih, sisa sisa pecahan vas pun sudah tidak ada lagi
“ayo”tutur laksa.
“kita harus pamit sama ibu kamu, aku juga belum bilang terimakasih” anya menahan langkah laksa.
“ibu aku gak akan mau di ganggu, setiap ayah selesai marah marah” ujar laksa.



“oh,  maybe next time” jawab anya. Dan laksa mengangguk.
Laksa mengeluarkan motor vespa dari garasinya. Anya merasa aneh dengan laksa, kenapa harus vespa, padahal di garasi milik laksa, ada 3 motor yang semua nya berukuran besar, dan semuanya terlihat baru, tapi kenapa laksa memilih vespa? 
“ayo” ujar laksa.

maafkan typo yang berterbangan..
masih amatir...🙏🙏

 breathakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang