FARANYA.

53 7 1
                                    


Hello gays
Ini kisah yang lucu dan abstrak sebenernya .
Tapi gw harap kalian suka. 😊😆😘
Jangan lupa, comment and vote  🖖😍


Tuk... Tuk.. Tuk..  Anya mengetuk - ngetuk bolpoint yang ada di tangan nya, ia diam tak bergeming sedari tadi, fikiran nya terus melayang tak terbatas, dan dia menatap objek yang kini jatuh tepat di retina nya.

"Bevan Fathillah Andreas... " Anya melirihkan suaranya.

  Bruk....   Tata datang di hadapan nya membawa setumpukan buku yang seharusnya menjadi tugas anya, tapi tata justru dengan senang hati mengerjakan semuanya untuk anya.

"Nya, ini dong coba lo yang taro di meja osis, lo gak ada makasih-makasih nya banget lagi ama gw. " tata menaruh buku itu dihadapan anya.

Anya menatap tata, ia berhenti menatap bevan yang ada di depan kelas,  bevan sedang membenarkan papan tulis yang paku nya copot pada pelajaran pa ferdian tadi.

"Thank you tata " Anya bangkit lalu pergi ke ruang osis untuk menaruh tugasnya. Dia salah satu bagian kesiswaan dalam struktur osis, sebenarnya anya lelah, dan tidak mau menjadi osis, tapi karna bevan dia dengan senang hati mau menjadi anggota osis.

"Ka, Bimo ini nama-nama anak yang cukup bermasalah, tempo hari kaka suruh gw yang nge data kan?" anya duduk di samping Bimo,  Bimo menatapnya lama,

"Ka Bimo" tegur anya.
" eh iya nya, thanks ya. " dan anya mengangguk lalu berlalu dari hadapan Bimo.

"Kenapa semakin hari gw liat anya semakin beda ya "Bimo bermonolog pada dirinya sendiri, Bimo menggelengkan kepalanya. "Kayanya gw butuh air minum deh,  udah mulai halu ni fikiran gw".

Bevan melirik Ari yang ada di bawahnya,  Ari memberikan Palu yang bevan butuhkan, bevan menerimanya ... Bevan memaku papan tulis yang copot dengan cepat,  sampai ketika tugasnya selesai dan dia baru akan turun, tiba-tiba kursi yang di naikinya oleng dan ia terjatuh.

Dengan sigap anya menghampiri bevan yang jatuh terduduk, anya segera mengulurkan tangan nya, bevan meringis lalu menatap anya yang ada di depan nya,  anya membayangkan bevan menerima tangan nya lalu mengucapkan terimakasih, kemudian mereka dekat dan akhirnya bisa jadian, ya kini hal itulah yang ada di fikiran nya.

Tapi Dewi fortuna sepertinya tak mau memberinya dukungan pada siang hari ini,  karena ternyata bevan lebih memilih menarik tangan Ari yg ada di sisinya juga,  lalu berdiri.

Dengan cepat anya menarik tangan nya yang sempat ter ulur.
"L.. Lo gak apa apa kan? "Anya memberanikan diri untuk bertanya, tapi bevan hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Hmm... Gu.. Gue duluan ya van, " ujarnya kikuk, lalu berlari meninggalkan kelas. Pipi anya bersemu merah, ia ingin sekali pergi dari bumi ini sekarang juga,  ia takut, ia takut pada banyak hal yang ia munculkan sendiri dalam fikiran nya. Ya..  Anya memang Ratu halu, dan selalu begitu.

Tata yang melihat kejadian itu segera menghentikan laju anya , tata menatap mata anya sebentar lalu tertawa "hahahhahaha, kenapa?  "Tanya tata.  Anya diam menatap tata dengan peluh di dahinya.

"Gw malu banget ta"
"Tadi tu ya bevan natap gw dalem banget,  gw hampir mau pingsan di buat dia kaya gitu,  ya ampun apa bisa Devan jadi milik gw ya ta? " anya memegang kuat lengan tata.

"Please deh nya, lo tu gak boleh terus-terusan ngarepin bevan, apa istimewanya sih cowo yang tanpa ekspresi kaya gitu? "
"Ih... Tata dia itu breathaking banget "
" faranya ku, kamu boleh berharap, tapi jika harapan itu terus menyakitimu, ya untuk apa kamu bertahan ,harapan yang semu hanya akan membuat hati kamu semakin hari semakin hancur, dan kamu akan dikecewakan dengan harapan mu itu sendiri "
" tapi gw suka bevan"
"Gw gak pernah larang lo buat mencintai laki-laki bernama bevan itu, tapi yang harus lo tau gw sangat melarang jika bevan itu terlalu dalam menyakiti hati lo dengan sikap dinginnya" . Tata menekan kata demi kata yang dia ucapkan. Dan faranya hanya bisa menghela nafas.

"Omongan tata ada benernya juga"gumam anya dalam hati.

                            ✨✨✨

Maaf masih amatir...🙏

 breathakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang