BEVAN F.A

22 4 1
                                    

Hello gays.... Balik lagi dengan bevannya.. Jangan lupa, comment dan vote....Love us. 😘😘

Matahari yang terik mengganggu penglihatan bevan, bevan melirik arlojinya pukul 14:21 "udah jam segini ko masih panas aja. "Gerutunya dalam hati, bevan berjalan dengan malas menuju parkiran, bevan selalu memarkirkan motor kesayangan nya di bawah pohon beringin, karna bevan sangat sayang dengan motornya, Ari selalu mengingatkan bevan tentang cerita cerita horor yang berkaitan dengan pohon beringin, tapi bevan nampak tak peduli, baginya itu hanya mitos, siapa peduli.

" van... " tiba-tiba Ari menepuk bahunya dari belakang.
"Gw ke rumah lo ya " Ari segera naik ke atas motornya yang terparkir di samping motor bevan.
" boleh, kenapa? Kok tumben, bokap lo lagi ya? " tanya bevan yang di jawab anggukan lemah dari Ari.

Bevan menepuk bahu Ari lalu naik ke atas motornya untuk segera pulang.
Bevan tau keluarga Ari sedang tidak baik-baik saja sekarang, bevan paham, bevan bahkan pernah berada di posisi Ari, dimana dirinya sampai harus menyaksikan mama kesayangan nya dipukuli oleh papa nya sendiri, dan ia tidak bisa berbuat apa apa selain bersembunyi di balik lemari gantung pakaian mama nya.

Bevan menggelengkan kepalanya, hal-hal tersebut selalu mengganggu nya. Bevan mengernyitkat dahi, dia melihat sosok berambut panjang sedang berdiri di pinggir jalan, mukanya memerah karna kepanasan, dan bevan tau, itu faranya.

Bevan berhenti tepat di depan faranya.
"Lo ngapain disini? "Tanya nya ketus
"Eh.. Eng.. Engga van, tadi gw naik angkot, eh angkot nya mogok, jadi gw harus turun di tengah jalan deh, ini lagi nunggu ojol ko"
Bevan turun dari motornya lalu mengeluarkan helm dari dalam jok motornya, dan memberikan nya kepada faranya, faranya yang tidak mengerti hanya mematung.

"Nih pake,cepet" tukas bevan
Bevan mengeluarkan ponsel dari saku seragamnya.
"Hallo ri, lu tunggu di kamar gw ajh ya, gw mau ke minimarket dulu sebentar" tukasnya setelah itu kembali menaruh ponsel itu dalam sakunya.

" lo itu gak denger apa gak tau cara ngegunain helm? "
Bevan mengambil helm itu dari tangan faranya dan memainkan nya.
"Gitu aja ko gak bisa"
Bevan naik ke atas motor nya, sementara faranya masih mematung

"Naik, ngapain lo diem disitu"
Faranya yang mendengar suara ketus milik bevan segera naik ke atas motor itu. Faranya memikirkan tentang betapa bahagia nya dia jika bevan menembaknya di atas motor ini, hari ini juga, lalu menghadap ke bundanya dan dekat dengan bundanya. Ah...Selalu begitu.

Tapi ternyata lagi-lagi itu hanya halu nya, itu hanya ada dalam fikiran nya, padahal pada nyatanya bevan hanya diam pada sepanjang perjalanan, bahkan tak mengeluarkan sepatah katapun. Sampai anya malu sendiri dibuat terbang dengan halu nya, sampai sampai ia tidak menyadari bahwa rumahnya sudah lewat dua rumah sekarang..

"Bevan.. Stop... Stop.. Stop. .." anya memukul bahu bevan keras.
Sontak bevan menghentikan motornya.
" rumah gw udah kelewat"
" ya lo kenapa gak bilang? "
" ya lo kenapa gak tanya? "Balas anya. Ia segera turun dari motor bevan.
Anya tampak kesulitan membuka helm itu, karena jujur anya jarang sekali naik motor, karna bundanya sangat melarang hal itu ,dulu anya sempat terjatuh dari atas motor dan terguling di jalan Raya.
Bunda nya trauma dan tak mengizinkannya naik motor lagi, hingga usianya sebesar ini.

Bevan yang mengerti hal itu segera membantu anya.
"Thankyou "ucap anya segera berlari meninggalkan bevan.
Bevan yang melihat hal itu diam diam tersenyum,
"Gw tau kalau lo selalu menghalu tentang gw nya. "Lirih bevan.

✨✨✨
Masih banyak typo yang berterbangan.
Maaf masih amatir.

 breathakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang