KANAYA VIII

17 3 2
                                    


Kringgg

Jam istirahat berbunyi. Kanaya segera mengemasi buku-bukunya begitupun dengan Meira dan Sesil.

"Kan, ke kantin yuk" ajak Sesil.

Kanaya menoleh seraya mengangguk . Mereka pun segera menuju ke kantin.

Sesampainya di kantin Mereka mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk. Meira menemukan tempat kosong untuk mereka tempati.

Meira menepuk pundak Kanaya dan Sesil bersamaan "Kan, Sil,kita duduk disana yuk" ajaknya.

Kanaya menoleh ke tempat yang Meira tunjuk. Lalu menyipitkan matanya saat menemukan objek dimana ada segerombol anak laki-laki menduduki meja yang tidak jauh dari meja yang ditunjuk Meira tadi,siapa lagi bukan Galang dan kawan-kawan. Kanaya ingat akan perjanjiannya dengan Galang.

Kanaya menggeleng cepat "kita cari tempat lain aja yuk" ajaknya.

Meira menggeleng "ngga ada tempat yang kosong Kan" ucapnya.

Kanaya dan Sesil mengedarkan pandangannya. Benar. Tidak ada lagi tempat yang kosong. Kanaya menghela nafas.

"Yaudah kalo gitu, mau gimana lagi, gue mau makan udah laper banget" ucapnya pasrah.

Meira tersenyum "yaudah kalo gitu,cepetan keburu masuk" ucapnya.

Mereka pun segera menuju tempat yang mereka ingin hampiri tadi.

Setelah mereka duduk Sesil angkat bicara "kalian makan apa? Biar gue yang pesenin"
Tanya Sesil.

Kanaya dan Meira berfikir "Gue mau makan mie ayam aja, minumnya es teh aja" jawab Kanaya.

"Gue sama in aja sama Kanaya "jawab Meira.

Sesil mengangguk "oke" jawabnya. Setelah itu pun Sesil pergi menuju stand makanan.

Kanaya mengedarkan pandangan. Kantin cukup ramai hari ini, tidak biasanya seperti ini.Kanaya mengernyit, saat segerombol perempuan menghampiri meja yang di duduki oleh Galang dan kawan-kawan. Itu adalah geng Ferisha, gengnya selalu membuat rusuh dan suka membully murid-murid yang lemah dan tidak bersalah. Kanaya mendengus pelan, saat Ferisha bergelayut manja di lengan Galang. Ia merasa seluruh tubuhnya panas, tidak tau mengapa melihat Galang seperti itu dengan wanita lain ia merasa ada yang mengganjal.

"Etdah lang, lo punya cewek ngga bilang-bilang" ucap Bobi.

Galang tidak mengindahkan ucapan Bobi, ia berubah dingin dan berusaha melepaskan tangan Ferisha "lo bisa ngga sih diem, gue jijik di pegang-pegang sama lo" ucap Galang dingin.

Ferisha mendengus kesal " aku kangen sama kamu lang" ucapnya. Galang mendengus kasar, baru saja ia kenal dengan Ferisha kemarin, tetapi Ferisha udah mengangap bawa mereka sudah mengenal lama.

Rendy bergidik ngeri saat Ferisha memanggil Galang aku-kamu. "Jijik gue denger lo manggil Galang aku-kamu"ucapnya.

Ferisha menoleh ke Rendy "apaan sih lo,ikut-ikutan aja" sungutnya kesal.

Galang menghela nafas "lepas ngga tangan lo dari gue "ucap Galang penuh penekanan.

Ferisha pun melepaskan tangan Galang tidak rela "iya-iya aku lepasin" ucapnya pasrah.

"Neng cantik mending lo sama gue aja ya" ucap Bobi.

Ferisha bergidik ngeri "ogah gue, mending gue sama sapi daripada sama lo"ucapnya sinis.

Bobi mengerucutkan bibir. Sedangkan Rendy dan Aiden tertawa terbahak-bahak."sukurin lo, emang enak ditolak mentah-mentah "ucap Aiden.

Bobi menoleh ke Aiden "diem lo tai babi" ucap Bobi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang