Mungkinkah Dia Boy?

856 60 86
                                    


Yaya Pov

Aku sedang duduk di kamar ku. Kamar bernuansa pink yang diberikan oleh papa untukku. Aku sangat menyayangi papa.

Besok adalah hari minggu. Aku hanya tiduran di atas kasur empuk ini. Damai. Itulah yang aku rasakan. Aku rindu sama Halilintar. Kira kira dia lagi apa ya? Ah ... Aku lupa, aku belum mengirimkan pesan untukknya.

Aku mengambil HP dan memcari nomor Halilintar. Nah ketemu!!

_________________________

Halilintar👐😆😴

Halilintar...

Lo lagi ngapain?

Sehat semuakan? Tok aba juga kan?

Daku kangen sama dikau😆

Hm

Ngetik

Alhamdulillah, sehat.

Gw gk. Lbrn ke sini Ya..

Ohh, gitu. Alhamdulillah deh...

Jahat lo gk kangen sama daku. Gak mau pulang deh, dikau aja gak kangen kok🥴

Ck. Iya deh.. gw kangen😴

Nah kan... Ngaku aja. Dasar Mr.Tsundere ku😆
(Read)

------------------
____________________________

Huh ... cuma diread. Dasar Hali. Aku melirik sebuah gelang. Aku mengambilnya. Ku perhatikan baik baik. Aku kangen banget sama 'Boy', anak kecil yang aku rindukan. Seperti apa wajahnya sekarang? Entah aku pun tak tau. Aku memakai gelang itu. Semoga aku bisa cepet ketemu sama 'Boy'.

#Skip Time

Pagi Hari pukul 5:25.

Hari ini adalah hari minggu. Aku memutuskan untuk berlari pagi. Aku mengenakan hoodie pink pemberian mama. Nyaman.

Taman. Itulah tempat tujuanku saat ini. Sesampainya di sana. Ugh...rame banget. Ada nenek nenek, kakek kakek, ibu ibu dan anaknya, dan bapak bapak. Paling nyesekkin tuh cewek cowok yang lagi berduaan. Kesel aku, aku kan jomblo, pastinya jomblo terhormat dong. Wkwk.

Sekitar setengah jam aku berlari di situ. Aku memutuskan untuk duduk di kursi taman yang masih kosong. Lari pagi cukup menyenangkan walaupun melelahkan. Aku menenggak air mineral yang sudah ku beli.

Mataku beralih pada sesosok pria ber- hoodie oranye hitam. Sayangnya, kepala orang itu juga tertutupi jadi aku tidak melihatnya. Bukan itu sebenernya. Tapi gelang yang ia pakai, gelang itu sama persis dengan gelang yg ku kasihkan ke Boy. Gelang itu adalah gelang yang dibuatkan oleh mama, jadi tidak mungkin di dunia ini ada yg sama seperti gelangku. Apa mungkin itu Boy?

"Boy," teriakku keras. Tapi, orang itu tidak menoleh.

"Oyy ... Boy. Aku Aya," panggilku sekali lagi. Aku berusaha mengejarnya. Tapi, taman ini sangat ramai sehingga membuatku sulit mengejarnya. Ditambah orang itu mulai berlali keluar daerah taman.

Hei, Boy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang