Happy Reading****
Di daerah Bandung, ada sebuah rumah kecil yang ditempati seorang Ibu dan anaknya. Terkadang kehidupannya jauh dari kata cukup. Sang ibu harus banting tulang untuk menghidupi buah hati tercintanya. Pada suatu malam....
"Assalammu'alaikum," salam dari Sang Mama Aya--Lia.
"Wa'alaikumcalam, mama cudah pulang ya," balas Aya. Dia mencium tangan mamanya.
"Iya, Aya, ayo kita makan," ajak Lia,mamahnya.
Ibu dan anak itu sedang melakukan makan malam, tidak ada yg berbicara,sebab adab makan tidak boleh dengan berbicara. Selesai kegiatan makan, mereka berbicara.
"Mama, papa mana cih? Kenapa gak pulang pulang. Papa nggak mau ya ketemu cama Aya," tanya Si Gadis berusia 6 tahun itu.
Sang ibu menatap anak nya sendu dan menjawab, "Papa kan lagi kerja di Jakarta Nak, Papa kerja buat Aya sekolah."
"Oohh ... gitu ya mama. Papa cayang Aya kan," tanya Aya.
"Papa sayang Aya kok, kan kami orang tua Aya," jawab Mama,lalu mengelus puncak kepala anaknya dengan penuh sayang.
"Kalo gitu Aya tidur dulu ya, sudah malam," suruh Lia
"Iya mama."
Aya pun masuk kamarnya. Lia menatap anak nya iba, dia juga butuh kasih sayang dari ayah. Dia juga butuh perhatian dari Ayahnya.
Maafkan mama Aya,mama belum bisa jujur sama Aya. Batin Lia.
_____
Sementara itu, di rumah megah nan mewah, satu keluarga sedang berkumpul. Karena itu adalah rutinitas yang dilakukan setiap malam.
"Boy, kemarin tuh siapa sih," tanya Ibu Boy--Wulan.
"Kemalin namanya Aya Bu. Dia kacian omanya udah meninggal. Mamanya juga kelja. Papa nya di Jakalta. Kalo pagi campe cole dia cendiri,'' jelas Boy dengan suara cedalnya.
"Oohh ... iya kasihan, ya," tanggap Wulan.
"Kalo kamu ketemu lagi sama dia kamu mau apa?" tanya Ayah Boy--Hendra.
"Boy mau buat Aya cenang. Coalnya kemalin Aya cedih," sahut Boy.
"Gituu yaa ... cemoga Boy ketemu lagi ya cama Aya itu," harap Hendra dengan mengikuti gaya bicara Boy.
"Ihh Ayah kok ngikutin gaya bicaya Boy. Nggak boleh," larang Boy dg muka cemberut.
"Maca cih," goda Ibunya.
"Ibu cama Ayah, cama cama ngeselin ihh," Boy merajuk,melipat tangan di depan dadanya dengan wajah ... cemberut. Uh ... Ini menggemaskan.
"Cayangnya Ibu cebelut nih, jangan melajuk dong," bujuk Wulan sambil mencubit kecil pipi tembam milik Boy.
"Iya, iya ... tapi beliin cokelat satu pack ya."
"Iyaa nanti Ibu sama Ayah beliin."
" Sana tidur, udah malam loh,"-Hendra
Boy pun menurut, sebelum masuk kamar ia mencium pipi kedua orang tuanya.
*****
10 tahun kemudian...
Pagi yang cerah, namun tak secerah hati Yaya a.k.a Aya.
"Uhuk ... uhuk ...," suara batuk dari dari Lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hei, Boy!
Fiksi PenggemarSINOPSIS CERITA 📋 __________________________________ Aya & Boy adalah sahabat kecil.Pertemuan yang singkat membuat mereka tidak tau seperti apa wujud sahabatnya sekarang.Hanya gelang persahabatan yang bisa mempertemukan keduanya. Setelah mamanya me...