00.05

68 9 2
                                    

Hari minggu. Siapa yang tidak suka hari minggu? Bagi orang orang hari minggu adalah hari waktunya mereka beristirahat, waktunya mereka kumpul bersama keluarga bahkan sampai ada yang menggunakan hari minggu adalah hari untuk mereka malas malasan.

Salah satunya.. Para kaum rebahan.

Siapa yang disini kaum rebahan? ayo ngaku!

Pasti disini juga banyak yang suka rebahan sambil baca baca cerita diwattpad kan? hayolo kamu ketauan

dahla back to topick.

Tapi berbeda dengan seorang gadis nan cantik ini. Ya, siapa lagi jika bukan si Ara. Gadis cantik yang memiliki kekasih bernama Kenan.

Saat ini, Ara dan mamahnya sedang belanja ke supermarket yang berada di sebuah mall besar. Jangan lupa, kakak dari gadis cantik itu juga mengikutinya. Ya walaupun dipaksa oleh sang adik dan bundanya.

"bun"

Amel menoleh saat ada yang memanggil dirinya. "nih gulanya" kata pemuda itu sambil menunjukan barang yang ia sebut gula.

Sontak Amel dan Ara tertawa terbahak bahak serta membuat sang pemuda itu mengerutkan dahinya. "lho.. Kok pada ketawa? Rian salah ya?"

"ya salah lah bang! Itu tuh bukan gula tapi garam. bedain dong gula sama garam yang mana" Ara memberhentikan tawanya dan langsung menarik tangan Rian.

"nih ini nih yang dibarisan sebelah kanan namanya gula" Ara menunjuk ke arah barisan para gula. "dan yang dibarisan sebelah kiri namanya garam" Ara menunjuk ke arah barisan para garam.

Rian mengangguk anggukan kepalanya bahwa dia mengerti dan segera mengambil gula tersebut.
"yaudah yuk ke bunda! udah semua kan dek?"

Ara mengangguk anggukan kepalanya. "udah kanyaknya sih, Yaudah yuk ke bunda"

Setelah semua barang yang mereka butuhkan sudah di bayar, mereka memutuskan untuk langsung pulang ke rumah karena sebentar lagi sang kepala keluarga akan sampai dirumah.

"bang!"

Rian menoleh ke Ara yang berada di sampingnya. "kenapa?"

Ara mengangkat kakinya yang berada di sofa ke atas meja yang membuat Rian menggeplak kakinya. "ga sopan! turunin!"

"yayaya! mau nanya nih bang!"

Rian berdehem. "nanya apa?"

Ara merotasikan kedua bola matanya saat mendengar deheman sang abang.
"cowok kalo lagi gaada kabar biasanya lagi ngapain sih?"

"sibuk? maybe" Rian bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah dapur. "Kenan gaada kabar ya?" tanyanya.

Ara menganggukan kepalanya. "udah di telfon?" tanya Rian. Ara pun menggeleng sebagai jawabannya. lagian, Ara sama sekali tidak berani menelfon duluan Kenan karena takut menganggu.

Pernah saat itu Ara menelfon duluan dan berakhir tidak diangkat oleh Kenan. Waktu di tanya kenapa tidak diangkat, dia selalu beralasaan dengan kata sibuk.

Hellow! Sesibuk sibuknya orang juga kalo udah jadi prioritas bakal dijawab ya kan? ya seenggaknya nge-chat apa gitu.

Oke-- anggap saja Ara kekanak kanakan. Tapi memang aslinya begitu bukan? Sudahla yang bukan prioritasnya bisa apa brey?

Ara menunjukan semua chat yang ia kirimkan oleh sang pacar ke Rian.
"gila tuh bocah, padahal selalu online tapi nggak pernah jawab chat adek gue" sebal Rian saat melihat seberapa banyak teks yang adeknya kirimkan untuk Kenan tapi gaada satupun yang Kenan balas.

Hey! Dibaca saja tidak! Apalagi dibalas ogeb!

Hingga tak mereka sadari bahwa sendari tadi sang bunda-Amel memerhatikan mereka ditangga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang