Sebelumnya sapuwritten mau ngucapin terima kasih banyak untuk 4k reads. Thank you so much🤗
_____
Kita cerita sedikit tentang impian semua wanita. Pertama, menikah dengan pria yang yang dicintainya. Kedua, menjadi istri yang baik untuk suami dan tetap menjaga hubungannya dengan keluarganya. Ketiga, menjadi ibu yang disayangi oleh anak-anaknya. Begitu juga dengan Jannah, impian yang pertama berhasil didapatkannya. Tinggal menunggu yang kedua dan yang ketiga.
Jannah tidak beruntung, dia bahkan tidak memiliki keluarga kandung di hari pernikahannya sendiri. Jangankan memiliki, mengenal saja dia tidak. Kehilangan ingatan untuk sementara membuatnya tidak menyadari betapa pentingnya keluarga di hari pernikahan. Semua wanita pasti memimpikan pernikahannya dihadiri oleh kedua orang tuanya.
Gadis itu tampak duduk diam meratapi wajahnya yang sudah dirias dengan makeup bertema lembut. Kebaya minang berwarna putih yang dikenakannya tampak begitu anggun ditubuhnya. Jannah tersenyum saat membayangkan dirinya duduk berdua di pelaminan bersama Daren.
Bagaimana dengan laki-laki itu? Apa dia juga membayangkan hal yang sama? Ya, benar sekali. Daren juga membayangkan hal yang sama, namun hanya beberapa pikiran yang tak terpikirkan oleh Jannah, tapi terpikirkan oleh Daren.
Daren menatap wajah orang yang meriasnya, orang itu membuatnya sedikit geli. Bagaimana tidak? Tangannya begitu gemulai, walaupun orang itu seorang laki-laki. Cucomiong gitu mas?
Daren terlihat lebih tampan dari biasanya, laki-laki itu terlihat manis dengan baju pernikahannya. Satu hal lagi, dia sangat ingin bertemu dengan Jannah, gadis yang sudah mencuri hatinya.
Sitti tersenyum melihat Jannah, wanita itu duduk disamping Jannah. "Bagaimana perasaan mu nak?" tanyanya.
Jannah hanya bisa menundukkan wajahnya, semu merah di pipinya tidak bisa di sembunyikan lagi. Sitti sangat paham dengan kondisi seperti ini, tidak baik menggodanya disaat seperti ini.
Muthia tampak mengintip dari pintu, dia sedang memikirkan sebuah rencana. Setelah rencana yang dipikirkannya sudah bagus, dia langsung masuk kedalam kamar. Muthia juga tampak begitu cantik dengan kebaya berwarna soft gold sama seperti yang dikenakan ibunya.
Dengan wajah genitnya Muthia menyentil dagu Jannah. "Berkuranglah generasi jomblo seperti saya ini," ujarnya dengan nada dramatis.
Sitti menggelengkan kepalanya. "Kamu kapan nyusul Mut?" tanyanya.
Muthia melirik Sitti, "umi jangan nanya-nanya kek gitu deh," jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuhku Jodohku
Romance{ SEDANG DIREVISI } Jannah Kirania. Namanya begitu indah sama seperti wajahnya, yang ia sempurnakan lewat sikap lemah lembut serta tingkah lakunya. Tak seindah itu, Jannah begitu dibenci oleh ayahnya, Sultan karena dianggap sebagai anak pembawa sial...