10. MJ- PROSES PEMBALASAN 1
Muthia berkeliling kesana kemari mencari keberadaan Jannah. Gadis itu sangat lelah sekarang gara-gara Jannah. "Haus." ujarnya. Tiba-tiba dihadapannya ada sebuah botol mineral. Tanpa meminta, Muthia langsung menarik minuman itu dan meminumnya hingga kandas.
"Maka-" Muthia langsung menghentikan kata-katanya, Galih ya laki-laki gila itu yang memberikan air mineral itu.
"Kenapa berhenti?" tanya Galih.
Muthia mendengus kesal, kenapa dirinya selalu bertemu dengan orang tidak waras satu ini. "Gue tau lo kesel sama gue." ujar Galih.
"Tuh nyadar!" ketus Muthia.
"Makin cantik lo kaya gitu!" ujar Galih dan satu jitakan berhasil melayang di jidatnya. "Aw..." ringisnya.
Muthia melihat luka sayatan yang masih tercetak jelas di tangan laki-laki itu. "Lo mau bunuh diri ya?" tanya Muthia.
Galih menaikkan satu alisnya. "Maksudnya?" tanya Galih.
"Tangan lo." ujar Muthia sambil menunjuk tangan Galih dengan dagunya.
"Oh... Ini habis disayat sama anak psikopat." ujar Galih santai.
"Anak psikopat?" tanya Muthia.
"Iya. Lo mau gue jumpakan sama dia?" tanya Galih.
"Eng-gak la ngapain juga gue jumpa sama anak psikopat." ujar Muthia. Ia bergidik mendengar kata-kata itu.
Muthia mengeluarkan sebuah kotak P3K didalam tasnya. "Sini tangan lo." titah Muthia.
Dengan senang hati Galih mengarahkan tangannya. Ia menatap wajah serius Muthia saat mengobati tangannya, dunia seakan terhenti untuk mereka berdua saat ini. "Selesai!" ujar Muthia dan menyimpan kembali kotak P3K.
"Gue permisi dulu!" ujar Muthia. Gadis itu pergi meninggalkan Galih, sedangkan laki-laki itu masih menatap punggung Muthia yang semakin lama semakin pudar.
"WOY..."
Suara itu membuat lamunan Galih terbuyar. Laki-laki berdecak kesal melihat Billy yang tengah menikmati es krim di satu tangannya. "Bikin kaget lo, kaya setan." ujar Galih. Billy hanya cengengesan.
***
"Abis dari mana aja sih lo Na?" tanya Muthia.
Tak ada jawaban dari Jannah. Gadis itu malah tersenyum-senyum sedari tadi dan membuat Muthia kesal. "Heh Jannah!" ujar Muthia dengan suara lebih keras.
"Aku boleh nge-fly sekarang?" Satu kalimat yang terucap dari bibir gadis itu.
"Silahkan! Nge-fly sampe ke Antartika sana." kesal Muthia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuhku Jodohku
Romansa{ SEDANG DIREVISI } Jannah Kirania. Namanya begitu indah sama seperti wajahnya, yang ia sempurnakan lewat sikap lemah lembut serta tingkah lakunya. Tak seindah itu, Jannah begitu dibenci oleh ayahnya, Sultan karena dianggap sebagai anak pembawa sial...