Semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk membuat kamu bahagia, cukup cobaan untuk membuat kamu kuat, cukup penderitaan untuk membuat kamu menjadi manusia yang sesungguhnya, dan cukup harapan untuk membuat kamu positif terhadap kehidupan.
Hari minggu adalah haru yang sangat disukai oleh sebagian besar orang. Karena dihari minggu, mereka bisa bermalas-malasan atau quality time bersama keluarga.
Toktoktok
Pintu diketuk dari luar, tapi tak ada sahutan apapun dari dalam. Sudah berulang kali Daniel mengetuk pintu kamar Luna, tapi tetap tak ada sahutan.
Karena merasa kesal, akhirnya Daniel membuka pintu kamar adiknya itu yang tidak dikunci. Terlihat Al yang masih berada dipelukan Luna dengan nyaman bahkan sampai tak terganggu saat Daniel berdehem.
"Hey, Luna ayo jogging yuk. Udah ditungguin tuh dibawah" Daniel menepuk pelan lengan Luna. Alhasil, Luna dan Al yang terganggu pun akhirnya terbangun.
"Ish, ganggu banget sih. Hari minggu tuh enaknya tidur" gerutu Luna dengan suara serak. Daniel pun hanya geleng - geleng kepala melihat adik perempuanya itu yang magernya bukan main.
Daniel dengan segera mengangkat tubuh Al kedalam gendonganya. Al langsung menduselkan kepalanya diceruk leher Daniel, menghirup aroma tubuh sang kakak yang sudah lama tak bisa ia rasakan.
"Kalo kamu gak mau ikut, gak kakak ajak kamu nanti kalo ada pertemuan mafia - mafia besar" ancam Daniel pada Luna.
"Iya - iya nih bangun" dengan terpaksa, akhirnya Luna bangun.
"Siniin adik gue, biar gue yang gendong. Lo ama ayah aja yang jogging, gue ngikut dibelakang" lanjut Luna.
Daniel pun dengan berat hati memberikan Al pada Luna. Setelah itu Luna beranjak, mengambil pouch sling yang berada didalam lemari.
🐧🐧🐧
Disinilah mereka sekarang, didepan mansion besar milik Jeff. Bersiap untuk jogging.
Sebenarnya yang jogging itu cuma Dava, Daniel, Dimas, sama Jeff. Sedangkan Luna hanya berjalan santai sembari menggendong Al dengan menggunakan pouch sling seraya membawa payung, agar ia dan adiknya itu tidak kepanasan.
Luna sangat malas jika disuruh jogging, mungkin julukan ratu mager cocok untuknya. Sedangkan Al, ia tentu tak akan diperbolehkan jogging. Mengingat imunnya yang lemah.
Setelah sampai ditaman dekat mansion, Luna segera mencari tempat duduk yang teduh. Setelah ia menemukan tempat duduk, ia segera mendudukkan bokongnya disana dengan Al yang masih berada digendonganya, sambil melihat kakak dan ayahnya yang masih berlari santai.
"Kakak, Al mau ice cream itu" pinta Al sambil menunjuk tukang ice cream yang berada lumayan jauh dari tempat mereka duduk.
"Duh jauh banget lagi, mana udah panas. Magerrrrr. Lagi pula kan adek nggak boleh makan ice cream, nanti demam" ucap Luna berusaha menolak permintaan Al. Karena ia memang masih ngantuk.
"Kalo dikit boleh kak" Al tak mau kalah. Sudah lama Al tak memakan makanan dingin nan manis itu. Apalah daya, melihat wajah Al yang memelas itu membuat Luna tak tega.
"Iya iya kakak beliin, tapi dikit aja ya" Luna menghembuskan nafas pasrah.
"Woy, tukang ice cream. Sini, gue mau beli" teriak Luna pada tukang ice cream itu. Mager banget jika ia yang harus menghampiri tukang ice cream itu.
Penjual ice cream yang mendengar teriakan Luna akhirnya mendorong gerobaknya menghampiri Luna.
"Mau ice cream rasa apa neng? " tanya penjual ice cream itu.
"Al mau rasa coklat" pinta Al dengan mata berbinar.
"Ok, ice cream rasa coklatnya satu. Tapi tempatnya yang paling kecil ya, terus yang rasa strawberrynya satu, ukuranya yang paling besar" pesan Luna yang langsung diangguki penjual ice cream itu.
"Kok kakak pesen yang besar, nanti kalo kebanyakan makan ice crean nanti demam" ujar Al.
"Emmmm, itu. Anu emmm kakakkkk, kakak kan udah besar, jadi pesenya juga harus besar, kalo adek kan masih kecil jadi pesenya yang kecil. Gitu" jelas Luna sambil terkekeh. Penjual ice cream yang mendengar pembicaraan kakak beradik itu hanya bisa tersenyum melihat Al yang mengangguk - anggukkan kepalanya.
Itu sungguh alasan yang tak masuk akal, tapi dengan mudahnya Al percaya.
"Wihh, enak banget ya makan ice cream gak ajak - ajak" celetuk Dava yang sudah selesai jogging, diikuti Daniel, Dimas, dan Jeff.
"Yeee, suka - suka ratu. Udah ah yuk pulang. Eh ayah, bayarin ice creamnya ya, Luna gak bawa uang" Luna cengengesan menatap Jeff. Lalu segera beranjak dari tempat duduknya.
🐧🐧🐧
Sesampainya dimansion, Luna segera memasuki kamarnya. Setelah memasuki kamar, Luna langsung merebahkan tubuh Al yang sudah tertidur itu kekasur.
Luna mengusap kening Al yang terasa sedikit panas.
"Tuh kan demam, makan ice creamnya kebanyakan sih" gumam Luna dengan tak tahu diri. Padahal tadi Al hanya memakan ice creamnya cuma separuh, setelah itu Luna yang menghabiskanya.
TbcJangan lupa vote dan komen guys
Salam sayang dari aku, calon masa depanya Lucas 😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldevaro (END)
Fiksi RemajaAldevaro jefford,dia adalah permata yang bercahaya di keluarganya. Dia sangat dijaga bak berlian.sangat manja,tapi itu yang membuat keluarganya sulit jika harus kehilanganya.Hingga suatu ketika dia harus tersingkir. Dahlah,langsung baca aja guys. �...