6. Memories

192 33 10
                                        

🌾

Ini adalah hari yang indah untuk Mino bisa menghabiskan waktu bersama Joohyun atau Irene, atau sekarang Mino harus memanggil nama perempuan itu Joohyun.

Sejak pagi tadi Mino sama sekali tidak melihat arwah Joohyun, sampai sekarang Mino saja tidak mengerti apa Mino ada di dalam masa lalunya atau Mino ada di dalam mimpinya.

Tapi seperti yang di katakan si bartender tampan itu, setidaknya buatlah memori dengan Joohyun yang akan Mino ingat selama sisa hidupnya.

Mino sudah rapih dengan pakaian casual nya, melangkahkan kakinya untuk menjemput Joohyun di rumahnya.

Tapi langkah kaki Mino terhenti saat melihat Joohyun yang berdiri di depan gerbang rumahnya menendang krikil-krikil kecil dengan ujung sepatunya.

Seperti dejavu, Mino seperti pernah mengalami kejadian seperti ini.

Mino mengerutkan kedua alisnya karena kepalanya merasa sakit lagi, bayang-bayang memori nya kembali lagi.

Dari bayang-bayang yang tidak jelas itu Mino melihat seorang gadis yang tersenyum ke arahnya setelah itu melambaikan tangan nya ke atas udara sambil berkata "Song Mino!"

Mino tersadar saat Joohyun memanggilnya, Mino membulatkan kedua matanya tidak mengedipkan matanya, bagaimana bisa sama persis.

Joohyun berlari kecil ke arah Mino sembari tersenyum dengan lebar.

"Kau baik-baik saja?" tanya Joohyun yang berdiri di depan Mino

"Ah ne" kata Mino tersadar bicara dengan nada gagap
"Kau terlihat cantik sekali" puji Mino

"Apa kau sudah menunggu lama?" tanya Mino

"Tidak juga, aku tidak sabar untuk jalan-jalan denganmu jadi aku menunggumu di depan rumahku"

"Kajja" ajak Mino sembari menggandeng tangan Joohyun

Joohyun menatap Mino sembari tersenyum lebar Joohyun pun mempererat gandengan tangan Mino.

🌾

-skip-

Mereka sampai di namsan tower terlihat jika Joohyun sangat senang, melihat Joohyun yang tersenyum lebar membuat Mino pun ikut tersenyum lebar juga.

Dejavu lagi, Mino merasa pernah datang ke tempat ini sebelumnya. 

Irene yang berjalan di depan Mino menatap Mino tersenyum ke arah Mino.








Senyuman itu.....








Melihat Joohyun tersenyum lebar seperti mengingatkan Mino pada sesosok perempuan yang ada di mimpinya, perempuan yang tersenyum lebar di sebuah padang ilalang yang berkata i do.

Mino merasa bahwa kepalanya terasa pusing keringat dingin bercucuran.

Ingatan nya seperti sebuah puzzel yang berantakan.

Joohyun yang melihat Mino terlihat pucat itu menghampiri Mino "Mino-ah, Song Mino kau baik-baik saja?" tanya Irene

"Kakiku lemas sekali" ucap Mino

serendipity [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang