Suara kebisingan dari luar kamar Mino membuat Mino tersadar dari tidurnya, namun matanya masih tertutup karena masih merasa mengantuk.
"Jika dalam hitungan 1,2,3 kau tidak keluar kamar juga aku akan membunuhmu"
"1"
"2"
"BERISIK...." teriak Mino terbangun dari duduknya merubah posisi tidurnya
"MWO?"
"Apa kau mau mati?!"
"EOH AKU MAU MATI JADI KENAPA KAU MENGHENTIKANKU?"
"Aku mengantuk jadi aku mohon berhenti" rengek Mino seperti anak kecil
Pintu kamar tidur Mino yang tertutup dengan rapat terbuka dengan sekali hentakan "Berani kau bicara seperti itu pada ibumu?"
"Eomma?" ujar Mino kali ini Mino membuka matanya lebar
"Eomma" kata Mino sekali lagi
Mino keluar dari balik selimut yang menghangatkan tubuhnya mendekati ibunya dan memeluk tubuh ibunya erat bahkan matanya berkaca-kaca.
"Eomma ini benar kau, aku sedang tidak bermimpi kan, eomma masih hidup"
Ibu Mino melepaskan pelukan putranya "Kau menyumpahi eomma mu ini mati"
Sekali lagi Mino memeluk ibunya erat "Eomma aku sangat merindukan eomma, aku sangat merindukan eomma" kali ini air mata Mino jatuh
"Eomma tidak akan memaafkanmu"
"Ne?" kata Mino memasang wajah kebingungan melepaskan pelukan nya dan menghapus air matanya
"Apa maksud eomma?"
"Eomma tidak akan tertipu" kata ibu Mino memukul kepala Mino "Tidak akan tertipu olehmu lagi" sekali lagi ibu Mino memukul kepala Mino
"Eomma sakit!" rengek Mino dengan nada tinggi
"Itulah akibatnya kau berbohong pada eomma, kau bilang akan pergi ke tempat les bahasa inggris mu, tapi kau malah bermain game"
Dengan wajah polosnya Mino berkata "Aku tidak pergi bermain game, aku pergi ke bar"
"MWO BAR?!" kata ibunya dengan nada tinggi semakin murka
"Diam di situ eomma akan membawa sapu eomma akan benar-benar memukulmu, bagaimana bisa seorang anak sekolahmu pergi ke sebuah bar"
"Eomma aku ini sudah dewasa, aku bukan anak sekolahan lagi"
"Kau benar-benar membuat eomma sakit kepala Song Mino"
"Ada apa ini pagi-pagi sudah ribut"
"Lihat putramu, dia berkata tidak pergi bermain game tapi dia pergi ke bar aku bisa gila!"
"Appa?" ujar Mino
"Mino cepat mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah" ucap ayahnya
Mino mendekati ayahnya "Appa aku minta maaf jika selama ini aku selalu membantah perkataan appa, maafkan aku belum bisa membanggakan appa, bahkan aku sudah gagal menjadi seorang putra dan juga seorang kakak, aku tidak bisa mengurus Danah, aku malah memberikan beban pada Danah, aku tidak bisa menjaga Danah sebagai seorang kakak, padahal appa selalu berkata jika aku harus bisa menjaga Danah sebagai seorang kakak"
Suasana pagi hari itu menjadi sangat haru dan juga membingungkan bagi Mino.
Jika ini adalah mimpi Mino berharap agar dia tidak cepat terbangun dari mimpinya, Mino berharap agar bisa lebih lama lagi berada di alam mimpinya supaya dia bisa lebih lama berbicara kepada kedua orang tuanya yang tidak sempat Mino ucapkan ketika kedua orang tuanya meninggal.

KAMU SEDANG MEMBACA
serendipity [END]
خيال (فانتازيا){Bijaklah Dalam Memilih Bacaan} Terkadang kita manusia hanya bisa berencana tapi tuhanlah yang menentukan takdirnya