PROLOG

340 21 14
                                    

- Dari pandangan, segala keinginan bermula muncul. Dengan iman, segala itu terukur -

.....

"OMG OMG!"

"AAAAA...!"

"ABANG..! CEPETAN KESINI!!"

"ABANGGGG!!!"

Seperti kesetanan, gadis berumur 18 tahun yang sedang duduk di sofa ruang tamu sembari membuka aplikasi instagram itu terus berteriak histeris.

Ia sedang melihat-lihat beranda instagramnya, namun tiba-tiba lewat sebuah postingan dari tagar dengan hastag 'wisuda' yang ia ikuti.


Terlihat seorang wanita muda sebayanya sedang berfoto di photoboot wisuda dengan ditemani seorang PW (pendamping wisuda) yang memakai jas hitam, berpose dengan gaya super cool layaknya CEO di drama-drama korea yang sering dara tonton.

"Gans bangetttt." Batinnya menjerit.

Dari lantai dua, sesosok pria muda dengan badan sispack yang dipredikisi berumur 27 tahun itu turun dengan tergesa-gesa karena khawatir pada adik semata wayangnya.

"Hahh...Hahh..." Susah payah pria berrahang tegas itu mengatur nafasnya.

"Kenapa dek? Hahh.. Kamu sakit?" Tanyanya dengan raut wajah khas orang khawatir.

Dara yang melihat respon berlebihan dari Alfarizi haidar jadi merasa sedikit bersalah telah membuat 'kakak tercintanya' itu super khawatir akibat teriakannya yang seperti akan diterkam dinosaurus. Namun bayangan foto wisuda itu kembali terngiang, membuatnya teringin seperti itu juga saat nanti wisuda SMA.

Di hadapannya, fariz masih menunggu jawaban dengan raut wajah khawatir.

"Dek?"

"Kamu gakpapa kan?" Tanyanya cemas.

"Mmm, aku-sih gakpapa bang, cuman..."

"Cuman apa? Kamu sakit?"

"Atau.." Fariz menatap adiknya curiga.

"Kamu PMS yah?"

"Malu beli 'roti' ke warung terus minta Abang yang beli lagi 'kan?" Tebak Fariz yang membuat dara menepuk jidat.

"Ish.. bukan itu, bang."

"Ya terus, apa?"

Dara ragu-ragu saat akan memberitahu apa yang ia inginkan. Pasalnya, abangnya adalah mahluk paling tegas yang pernah ia temui selama ia hidup 18 tahun di planet bumi ini.

"Aku.. Mau PW, bang." Ucapnya pelan sekali.

"PW? Itu mahluk sejenis kucing, atau.. apa?" Tanya Fariz sembari berusaha mengingat-ngingat apa itu PW. Mungkin adiknya ingin kucing baru, Pikirnya.

Yang ditanya malah menepuk jidat. Dara melupakan sesuatu. Seorang Alfarizi Haidar mana tahu urusan per-PW-an! Yang kakaknya tahu hanyalah soal militer, militer, dan militer. Huft, menyebalkan!

Lagi pula, kalau dipikir-pikir mana boleh ia membawa 'PW' ke acara wisuda SMAnya nanti. Secara, kakaknya itu amat membatasi pergaulan dara dengan teman laki-lakinya.

Hahhh astaga. Mau mati saja rasanya ia jika kakaknya sampai tau apa itu 'PW'.

Namun bayangan foto itu terus mengganggunya. Membuat dara mau tak mau harus memutar otak. Ia harus berpikir keras. Bagaimana caranya agar abangnya setuju kalau ia ingin membawa seorang PW ke acara wisudanya.

I WAN'T YOU, KAPTEN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang