Akbar melanjutkan perkataanya setelah selesai tertawa.
"Tapi tebakan kamu yang terakhir...benar. Saya kapten dari grup 3 kopassus, yang salah satu tugasnya adalah di bidang inteligen. Jadi, ada yang kamu ingin tanyakan lagi?" Tanya akbar sembari tersenyum gemas melihat mata dara yang membulat sempurna. Mulutnya menganga. Tangan mungilnya menutup mulutnya yang memanganga lebar itu. Akbar yakin, seisi kebun binatang pun mungkin muat jika dimasukkan pada mulut dara yang sedang menganga syok. Lagi-lagi akbar tersenyum geli, dalam diam.
Dara menelan salivanya dengan susah payah saat mengetahui fakta itu. "Jadi, selama ini...."
Akbar memutar bola matanya malas. Slowmo again!
"Selama ini saya kapten kopassus yang salah satu tugas saya di bidang intel." Potong akbar cepat. Takut dara berpikiran yang aneh-aneh. Gadis disampingnya ini 'kan rada... ya begitulah.
Terlihat mulut dara membentuk huruf O. Kemudian dara mencebik, "Ck, keren juga dia."
"Sudah sampai, dara. Kamu tidak mau turun? Gratis loh bukunya saya yang bayar"
Dara menaikkan satu alisnya melihat senyum akbar. "Dih? Disuruh nraktir malah keliatan bahagia. Aneh!"
***
"Kamu mau beli buku apa?" Tanya akbar pada gadis di sampingnya yang terlihat sibuk memilih-milih buku.
Gadis itu tersenyum sinis."Ck, gue kira kapten udah tahu. Biasanya 'kan, kapten selalu tahu." jawab dara seakan menyindir.
Akbar tersenyum mendengar jawaban gadis itu.
"Saya bukan Tuhan, dara. Jadi saya tidak tahu semuanya. Cepat beritahu! Nanti saya bantu." Perintah akbar setengah memaksa.
Dara memutar bola mata mendengar perintah akbar itu." Gak ngerti gue. Kadang lo baik, kadang galak, kadang juga nyebelin. Aslinya sifat lo tuh kaya gimana si?" Tanya dara penasaran. Akbar hanya mengulum senyum misterius.
"Nanti juga kamu tahu. Cepat jawab saja! Kamu mau cari buku apa?"
"Huh rese lo." Batin dara menghujat.
"Gue mau nyari buku soal bisnis. Gue kan kemaren udah daftar ke Fakultas ekonomi dan bisnis di UI" Curhat dara tak sengaja dengan wajah yang berbinar juga senyum yang berseri-seri.
"Ohhh..." jawab akbar asal.
"Oh doang?" Tanya dara tak habis pikir dengan orang disampingnya ini.
"Setidaknya do'ain semoga keterima kek, apa kek basa-basi. Huh, dasar es kutub!" Hujat dara lagi-lagi.
Akbar menghembuskan nafas lelahnya." Memang harusnya bagaimana?"
"Ah taulah. Susah ngomong sama es kutub yang gak peka." Rajuk dara sembari berlalu meninggalkan akbar yang termenung memikirkan 'memang es kutub punya perasaan untuk peka?'
***
Akbar tengah menunggu dara yang masih sibuk memilih-milih buku. Tadi ia sudah membantu memilihkan buku yang bagus untuk jurusan bisnis, karna beberapa tahun yang lalu ia pun berkuliah di fakultas ekonomi dan bisnis di UI dan lulus dengan gelar comlaude. Padahal, ia hanya coba-coba dan tidak terlalu berminat untuk terjun ke dunia bisnis.
Setelah menaruh ponselnya di saku, akbar kemudian beralih menatap dara yang masih sedikit terlihat dari tempatnya menunggu.
Gadis itu terlihat sedang mondar mandir di rak khusus buku anak-anak. Akbar menaikkan satu alisnya. "Ngapain dia di sana?" Baru saja ia akan menghampiri dara, namun gadis itu lebih dulu menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WAN'T YOU, KAPTEN!
Teen FictionIni.. tentang temu, yang ternyata menyebabkan candu Tentang perbedaan umur, yang ternyata tak menghalangi cinta tuk tumbuh subur Dan ini.. tentang perjalanan menemukan cinta yang benar-benar kamu butuhkan adanya, bukan cinta yang ternyata hanya seke...