-Menilai orang memang mudah, tapi budayakan menilai diri sendiri lebih dulu sebelum menilai orang lain.-....
Mata pria berbadan tegap yang memakai baju loreng juga topi loreng itu terlihat fokus menyetir, namun pikirannya melayang pada kejadian tadi.
Saat ia melihat sisi lain dari seorang dara. Sisi lain yang mampu mengubah penilaiannya terhadap adik sahabatnya itu.
"Airin mau apa sayang? Mumpung umi ada di sini, airin tinggal bilang saja ke umi, in syaa allah umi belikan" Ucap seorang gadis yang tak lain tak bukan adalah dara.
Ia berucap dengan lemah lembutnya. Sembari sesekali membenarkan letak kerudung dari gadis kecil yang ada di hadapannya.
Akbar sempat tidak percaya dengan pemandangan di hadapannya. Melihat dara dengan sikap keibu-ibuan, rasanya seperti mimpi.
Gadis cilik itu tersenyum, membuat pipi chubbynya terangkat dan mata bersinarnya menyipit. "Ailin ngga mau apa-apa ummi, ailin cuma mau buat ummi cama abi bangga" Jawab gadis cilik itu dengan bijak. Membuat dara tampak gemas dibuatnya.
Dara mengangkat tubuh mungil itu dan mendudukannya dipangkuan. Gadis kecil itu lumayan aktif, terlihat dari dara yang berkali-kali meringis karna kakinya yang bengkak akibat terkilir tadi terkena ayunan kaki dari gadis yang di pangkunya.
Yang membuat akbar aneh, airin si gadis cilik itu terlihat nyaman di pangkuan dara yang baju dan celananya kotor, karna terjatuh di toko buku tadi. Tidak ada rasa jijik ataupun takut ketularan kotor. Bahkan ia sendiri yang melompat-lompat minta dipangku oleh dara. Sesekali dara juga terlihat menciumi gemas kepala yang terbalut khimar itu. Dan tentu, menyembunyikan ringisannya akibat kakinya yang bengkak.
Airin memang masih kecil. Tapi sepertinya dara dan fariz berhasil menanamkan ajaran islam sejak dini padanya. Ya, ternyata yang di maksud 'anak' oleh dara adalah airin. Gadis manis berumur 3 tahun yang fariz nafkahi seperti anaknya sendiri.
Sebetulnya airin adalah anak angkat fariz, tapi dara juga menganggapnya sebagai anak dan memposisikan dirinya sebagai ibu dan kakaknya (fariz) sebagai ayah, mengingat airin yang yatim piatu sejak kecil.
Airin hanya tinggal dengan neneknya yang sudah sakit-sakitan. Itulah yang membuat fariz terenyuh dan mulai mengangkat airin sebagai anak, namun tidak tinggal bersama.
Airin masih tinggal dengan nenek kandungnya yang kesehatannya sudah mulai membaik, karna di fasilitasi pengobatannya oleh fariz.
Jangan tanya dari mana akbar tahu semua itu, tentu bukan dari dara. Gadis itu sampai sekarang belum juga buka suara atau menjelaskan apapun. Membuat akbar penarasan bukan main.
Dengan terpaksa akbar harus mengerahkan anak buahnya untuk mencari tau siapa yang di maksud 'anak' oleh dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WAN'T YOU, KAPTEN!
Teen FictionIni.. tentang temu, yang ternyata menyebabkan candu Tentang perbedaan umur, yang ternyata tak menghalangi cinta tuk tumbuh subur Dan ini.. tentang perjalanan menemukan cinta yang benar-benar kamu butuhkan adanya, bukan cinta yang ternyata hanya seke...