Teman-Teman Baru

13 1 0
                                    

Tiani:Jadi, kamu suka dia, ya, Shin?.
Shina:Suka?. Apa maksudnya?.
Tiani:Kamu tahu kan. Itu...
Shina:Aku sama dia itu berteman.
Tiani:Benarkah?. Coba nanti aku tanya Niza.
Shina:Jangan!. Nanti dia salah paham.
Tiani:Benar, kan?. Kamu suka sama Niza?.
Shina:Kamu sendiri, juga suka sama Zura, kan?.
Tiani:Tentu saja. Aku kan teman dekatnya Zura.
Shina:Maksudku, kamu suka dia lebih dari sekedar teman, kan?.
Tiani:Maksudmu...
Drina:Kalau aku, suka sama Arisa.
Arisa:Drina...

Pagi ini, aku bersama Shina pergi ke rumah Arisa. Kami akan melanjutkan kerja kelompok yang tugasnya berkelanjutan. Arisa memintaku untuk membantunya karena ada bagian yang susah. Aku tentu akan membantunya karena dari kemarin Arisa sudah mengerjakan sebagian tugas kelompok kami.

Sampai di sana, kami disambut oleh Drina. Dia yang membukakan aku dan Shina pintu. Dia seperti sudah sering main ke sini. Saat kami masuk ke kamarnya Arisa, Arisa sedang mengerjakan tugasnya dan terlihat pusing akan sesuatu.

Arisa:Silakan diminum tehnya.
Tiani:...
Drina:Tidak usah malu-malu. (Minum)
Shina:Baiklah. Aku minum, ya?!. (Minum)
Tiani:(Menulis)
Arisa:Kamu tidak minum?.
Tiani:Aku nanti saja.

Saat ini, kelompok kami sedang mengerjakan praktikum. Kami sudah menyiapkan alat dan bahannya, tinggal praktik saja. Tapi, Arisa bilang kita lebih baik menyiapkan kertasnya dulu. Jadi, kami setuju.

Tiani:Apa kita akan melakukannya di sini?.
Arisa:Ya. Kita akan melakukannya di dekat pintu.
Shina:Bukannya terlalu banyak barang di sini?.
Drina:Tidak apa. Kita kan jauh dari sana.

Ngomong-ngomong, kamarnya Arisa cukup luas. Ada banyak buku dan ada komputer di sini. Masih ada banyak tempat yang belum terpakai di kamar ini. Jadi, mungkin ini pilihan yang tepat.

Shina:Jadi, siapa jadi apa?.
Drina:Aku mau pegang kameranya.
Shina:Oke. Siapa yang akan praktek?.
Tiani:<Bersamaan>Aku rasa Arisa.
Arisa:<Bersamaan>Aku rasa Tiani.
Tiani:...
Arisa:...
Shina:Kalau begitu, aku yang akan di belakang layar.

Setelah selesai mengatur posisi kamera dan barang-barang, aku dan Arisa siap untuk praktik. Arisa terlihat sangat mahir melakukannya. Shina memperlihatkan catatan dari belakang agar tidak kelihatan kamera kalau-kalau kami lupa. Aku dan Arisa berbagi peran untuk menjelaskan satu sama lain.

Drina:Nah, sekarang gantian.

Drina dan Shina muncul di layar. Tugasnya mengharuskan semua anggota kelompok tampil, jadi mereka berdua tampil di sebagian kecil proses praktik. Meski kelihatannya mudah, tanganku tidak bisa selincah Drina saat menggerakkan kamera. Beberapa kali gambar yang direkam agak buram.

Semua:(Menonton)
Arisa:...
Shina:Di bagian sini agak goyang.
Tiani:Maaf. Aku tidak terbiasa.
Drina:Apa kita harus mengulanginya lagi?.
Shina:Sebaiknya begitu. Tapi, menurutku ini sudah bagus.
Arisa:Bagaimana hasil akhir percobaan tadi?.
Tiani:Benar juga. Kita harus menuliskannya di kertas.

Aku mengambil wadah-wadah hasil percobaan untuk diteliti hasilnya. Arisa, Drina, dan Shina membereskan barang-barang yang tidak terpakai setelah percobaan tadi.

Arisa:Sekarang, kita tunggu beberapa menit.
Shina:...
Drina:Sambil menunggu, bagaimana kalau kita melakukan sesuatu?.
Tiani:Melakukan sesuatu?.
Drina:Ya. Bermain truth or dare misalnya.
Arisa:Tapi, itu akan memakan waktu yang lama.
Shina:Itu benar. "Padahal aku sedang tidak mau.".
Drina:Kalau begitu nanti saja.

Lalu, kami berempat memperhatikan wadah yang berisi percobaan tadi. Percobaan itu membutuhkan waktu sebelum bisa larut. Aku memperhatikannya ada gelembung-gelembung yang bergerak. Saat warnanya mulai berubah, kami langsung membuka wadah itu untuk melihatnya lebih jelas.

An Interest To Be Your Girlfriend 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang