Chapter 26

708 65 35
                                    

"Kauㅡ menggunakan kesempatan di saat aku tidak sadar seperti semalam," ketus Tae ra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kauㅡ menggunakan kesempatan di saat aku tidak sadar seperti semalam," ketus Tae ra.

Namjoon kembali menyempurnakan berdirinya. "Apa kau merasakan sakit hingga kau berpikir aku melakukannya? kau seorang Dokter, seharusnya kau lebih paham apa yang kau rasakan di saat hilang keperawananmu," jelas Namjoon seraya ia berbalik arah menuju almari pakaian.

Tae ra masih membeku mencoba mencerna ucapan dari suaminya, Namjoon. Ingin ia beranjak dari duduknya dan segera mengeceknya, tetapi ia malu jika harus berjalan tanpa sehelai benangpun di hadapan Namjoon. Lari ke kamar mandi dengan selimut setebal itu? itu akan menyulitkannya.

"Aku sudah mengatakan, bahwa aku tidak akan memulainya jika kau belum bersedia melakukannya," sambung Namjoon melirik ke arah Tae ra yang terlihat kebingungan.

"Laluㅡ kenapa kau tidak melakukannya?" tanya Tae ra lirih. "Jikaㅡ semalamㅡ kau melakukannya, itu akan lebih baik, karenaㅡ aku tidak akan menolaknya, atau mengingat hal buruk itu lagi," sambungnya dengan ucapan yang terbata-bata karena gugup.

Namjoon langsung menghentikan kegiatannya memilih baju yang ingin ia kenakan hari itu untuk ke kantor. Ia kembali berjalan mendekati istrinya dengan masih mengenakan handuk di tubuhnya.

Ia menundukkan kepalanya di hadapan Tae ra. "Dan aku, akan bercinta dengan mayat hidup," bisiknya, "hal itu tidak akan membangkitkan gairahku Nona Han Tae ra."

Ia menghentikan ucapannya, jemarinya dengan lembut menyentuh pelipis Tae ra dan mengamati setiap sudut wajah tirus itu. "Tetapi ... jika pagi ini kau mengijinkan, aku bisa membuatmu tak berdaya," bisiknya.

Tae ra meilirik Namjoon yang kini wajahnya berada di sampingnya karena mulutnya membisikkan kata-kata itu tepat di telinganya. "Lakukanlah jika kau menginginkannya," jawab Tae ra tanpa berpikir panjang akan ucapannya itu.

Namjoon menyunggingkan senyumnya. "Kau yakin akan ucapanmu," jawab Namjoon. "Kalau begituㅡ aku akan memulainya," jemarinya kini mulai menuruni pelipis hingga berada di tengkuk leher wanita itu. "Kebetulan, aku belum mengenakan pakaianku," sambungnya di iringi ciuman lembut di bahu Tae ra.

Tangannya masih memegang selimut untuk menutupi buah dadanya yang memang sudah tidak tertutup apa pun. Kecupan sekilas dan terasa lembut membuat jantungnya berdebar hebat. Kini kecupannya kembali ia rasakan di bagian lehernya, dan mau tidak mau ia memiringkan kepalanya, seolah memberi leluasa pada Namjoon untuk menyusuri lebih jauh lagi.

Namjoon menghentikan gerakannya ketika menyadari hal itu. Ia tersenyum licik, namun Tae ra tidak melihatnya karena kini ia tengah memejamkan matanya.

"Aliceㅡ beradaㅡ di ruang rawat," lirihnya gugup karena Namjoon masih terus menyusuri setiap inci leher jenjangnya.

Mendengar ucapan Tae ra, ia menghentikan pergerakannya tetapi masih dengan posisi yang sama. "Kalau kau hilang gairahmu pagi ini, itu berarti kau masih menyimpan perasaan terhadapnya," sambung Tae ra dengan lantang karena ia mengetahui Namjoon mulai berhenti akan aksinya.

Forced to Love || Kim Namjoon BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang