Ali's POV
Ali membantingkan badan nya ke atas tempat tidur, dia benar-benar capek. Ia membukan beberapa kancing baju kemeja sekolah nya, seolah gerah dengan pakaian nya. Tangan nya di letakkan nya di atas kening. Ia memejam kan matanya, mengingat kejadian di pantai tadi.
Flashback
"Terserah lo deh, gue gak percaya. Lagian ngapain juga lo harus jelasin hubungan lo sama dia, gue juga bukan siapa-siapa lo. Owh ya, satu lagi. Jangan buat gue jadi bahan percobaan perasaan lo, karna gue juga punya perasaan. Lo sedang mencari jawaban buat perasaan lo dengan cuekin gue, tapi perasaan gue sakit saat lo nyuekin gue" ucap Prilly.
Flashback end
Ucapan Prilly tadi masih terngiang-ngiang di telinga Ali. Dia tidak menyangka kalau Prilly begitu memikirkan nya. Selama ini mereka juga tak pernah akur, bertegur sapa hanya saat berantem. Tapi kenapa akhir-akhir ini hubungan mereka berubah. Padahal yang Ali lakuin hari ini cuma bersikap seperti biasa. Seperti dulu, sebelum Ali mengetahui perasaan Prilly. Dan sebelum perasaan Ali seperti ini.
"Gue gak nyangka, ternyata buat Prilly menangis itu rasa nya seperti ini. Dia yang nangis tapi gue yang sakit. Kenapa perasaan gue seperti ini, apa gue benar-benar sudah jatuh cinta? Gak.. Gak.. Gak mungkin secepat ini gue bisa jatuh cinta. Tapi, gue cemburu saat dia ngobrol sama Dika. Argghhhh..." Bathin Ali. Dia mengacak-ngacak rambutnya. Dia benar-benar frustasi sama perasaan nya sendiri.
"Oh ya, tentang Vivin. Apa mungkin dia cemburu ya? Dikit-dikit Vivin mulu yang di bahas. Gue denger nama dia aja udah eneg. Pokok nya gue gak boleh biarin Vivin ngancurin hubungan gue kali ini. Sudah cukup dia dulu buat gue menderita. Dan kali ini gue gak akan biarin itu terjadi lagi, apa lagi sampai dia menyakiti Prilly" bathin Ali. Ia menggeretakkan gigi-giginya. Menandakan geram dan dendam yang meluap yang ia simpan selama ini.
---------------------------
Ting.. Tong..
(Bunyi bel rumah)"Selamat pagi tante" sapa Ali.
"Selamat pagi Ali, mau jemput Prilly ya? Sebentar ya tante panggil dulu. Dia belum turun dari kamarnya. Masuk dulu yuk" jawab tante Ully.
"Iya tante, makasih" jawab Ali seraya melangkahkan kaki nya memasuki rumah Prilly. Ia pun duduk di meja makan.
"Ly, udah selesai belum. Yuk turun, sarapan. Udah ada yang nungguin nih" teriak mama Ully.
"Iya ma, bentar" sahut Prilly. Selang beberapa menit, Prilly pun turun ke meja makan, ia melihat punggung laki-laki yang sedari tadi asyik mengobrol dengan mamanya.
"Sayang sarapan cepet, nanti telat. Kasian Ali udah dari tadi nungguin kamu" jawab mama Ully sembari mengoleskan selai kacang pada roti. Ali pun langsung menoleh ke arah Prilly. Ia memberikan senyuman pagi ke pada Prilly. Prilly mengerutkan alis, memandang Ali dengan tatapan aneh.
"Ye, jangan bengong dong. Sini duduk!" Ucap Ali. Ia menarik tangan Prilly untuk duduk di samping nya.
"Lo ngapain ke sini?" Tanya Prilly.
"Ya mau jemput lo lah, masa jemput tante ke sekolah" canda Ali. Tante Ully pun tersenyum mendengar jawaban dari Ali.
"Lah, kemaren aja lo cuek sama gue, mesra-mesraan sama cewek lain, sekarang pagi-pagi udah nongol aja" ucap Prilly ketus.
"Cuek? Mesra-mesraan?" Tanya tante Ully yang heran mendengar jawaban Prilly.
Ali pun langsung menginjak kaki Prilly.
"Aww... Sakit" ucap Prilly. Ia langsung menoleh ke arah Ali.
"Sakit? Sakit kenapa sayang? Ini nih minum" ucap Ali sembari memberikan air putih kepada Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love
FanfictionNama gue Prilly. Gue cewek biasa yang menyukai teman sekelas gue, ups maksud nya bukan teman tapi musuh bebuyutan gue. Aliando Syarief namanya, cowok yang populer di sekolah. Dia tampan dan juga kaya, tapi dia memiliki sifat yang dingin dan keras ke...