Part 5

38.2K 1.3K 0
                                    

JLEB!
Wajah gue berubah.

Aduhhh, gue harus ngomong apa nih. Kenapa dia bisa tau kalau gue suka sama dia. Gak gak, gue harus biasa-biasa aja. Jangan sampai keliatan gugup. Ntar ketahuan lagi kalau gue suka sama dia, dan gue bakalan di tolak disini dan di permalukan.

"Hueeekkk.... Merinding gue dengar pertanyaan lo. GR amat lo ngomongin gue suka sama lo" ucap gue dengan PD nya. Dan serius, gue gak mau menatap mata nya.

"Idih, siapa juga yg GR. Kan lo sendiri kemaren yang bilang sama gue. Jangan mentang-mentang gue suka sama lo, lo bisa seenak nya sama gue" ucapnya sambil memperagakan ekpresi gue saat itu.

JLEB!
Siapa saja tolong gue, sepertinya gue bisa mati di tempat ini. Aduuuhh, kenapa bisa sih gue keceplosan kayak gitu. "Prilly.. Prilly.. Bego amat sih lo!" Ucap gue dalam hati.

"Oii, kenapa malah diam lo?" Tanya nya lagi yang sukses membuat gue makin panik gak karuan.

"Kalo lo diam kayak gini, berarti menandakan lo suka kan sama gue? Priill, gue.."

Dengan cepat gue langsung menutup mulut nya. Gue gak mau di tolak di sini, dan gue gak mau malu. Pokok nya gue harus jual mahal.

"Pokok nya gue gak suka sama lo, dan gue benci sama lo. Puas lo!" Jawab gue dengan emosi, sambil melepaskan tangan gue dari mulut dia, dan gue langsung berlari pergi.

"Aahh... Akhirnya gue bisa lolos dari detik-detik maut yang hampir mencekik gue" ucap prilly dalam hati sambil tersenyum menunjukkan wajah lega.

---------------------------

Sejak saat itu, gue terus-terusan menghindari Ali. Dia ke kantin, gue ke kelas, dia ke perpus gue ke toilet, pokok nya gue berlari dari yang namanya Ali. Gue harus menyelamatin diri gue dan harga diri gue. Haha

SKIP

Sudah seminggu sejak kejadian kemaren, dan syukur nya sampai sekarang gue gak pernah ngobrol berdua sama Ali. Bahkan gue juga gak pernah lagi adu mulut sama dia. Biasanya kan gue sering berantem, ada aja hal kecil yang kami besar-besarkan. "Ahhh, gue kangen. Kangen banget sama dia, sama suara nya, dan sama kejahilan nya" ucap Prilly dengan nada lirih.

------------------------

Bel istirahat pun berbunyi

Gue dan Gritte pun menuju ke kantin. Dan lagi-lagi gue melihat kerumunan murid di kantin. Gue udah hafal dan gue udah tau banget apa yang terjadi disana. Pasti selalu Ali, pasti ada yang nembak dia. Dia kan emang sering di tembak cewek di sekolah ini. Palingan juga di tolak, di kasari, di permalukan lagi sama dia. Gue lihat aja deh.

Seketika mata gue terbelalak, melihat cewek yang lagi menyatakan cinta nya ke Ali.

"Itu kan Ghina" ucap Gritte.

"Iya te, gue mah juga tau kalau kalau itu Ghina" jawab gue cuek.

"Iya, maksud gue itu gak nyangka banget kalau dia juga suka sama Ali. Secara kan dia cewek cantik, modis, pintar, dan populer. Cowok mana sih yang mau nolak dia. Pasti kali ini Ali gak bakalan nolak deh" sahut Gritte lagi.

"Iya, sih. Bener kata lo" dengan lesu nya gue merespon omongan Gritte.

"Li, gue suka sama lo. Gue gak mau lo nolak gue seperti cewek-cewek lain. Karna gue itu beda sama mereka li, gue udah lama banget suka sama lo dan memperhatikan lo" ucap gina sambil memegang tangan Ali.

Tiba-tiba Ali menarik tangan Ghina keluar kantin. Gue gak tau mereka kemana. Ada raut kecewa di wajah gue, entah mengapa gue merasa Ali bakalan nerima Ghina dan kali ini gue beneran bakalan kehilangan dia.
Karna penasaran, gue pun mengikuti mereka ke belakang sekolah. Gue nguping...

"Ali, lo kenapa sih narik gue ke sini" tanya Ghina.

"Gue gak mau aja orang lain melihat kita, gue cuma mau ngomong berdua aja sama lo" ucap ali.

"Ya ampun, Ali. Gak nyangka lo bakalan ngomong lembut ke gue. Biasanya kan lo langsung kasar sama cewek-cewek yang nembak lo. Boleh kan gue ke GR an kalo lo bakalan nerima gue" ucap Ghina centil sambil merangkul lengan Ali.

Glek !

Gue menelan ludah gue dan heran, tumben-tumben nya Ali menarik cewek yang nyatain cinta nya ke dia. Seperti nya Ali beneran akan nerima Ghina deh. "Udah ah, gue gak mau dengeri mereka lagi. Gue gak kuat" ucap Prilly dalam hati sambil meninggalkan mereka berdua. Namun seketika langkah Prilly berhenti mendengar ucapan Ali.

Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang