Prilly's POV
Tatapan itu. Tatapan mata itu, sungguh membuat bulu kuduk ku merinding. Noleh ke kiri, gue bisa melihat tatapan tajam Dika, noleh ke kanan lebih buat gue takut karna melihat tatapan Ali. Aduh, apa yang sebenarnya terjadi.
"Dik lepasin tangan lo" ucap gue seraya sedikit menghentakkan tangan gue agar lepas dari genggamannya. Gue bisa melihat semburat senyuman di bibir Ali. Mungkin dia merasa menang, tapi yah wajarlah karna memang dia itu pacar gue. Dika juga, ngapain coba megang-megang gue. Udah tau Ali lagi cemburu, eh dia malah memperparah keadaan dengan megang-megang tangan gue. Kan bukan dia juga yang kena imbas nya ntar, tapi gue.
"Sorry pril, gue cuma gak tega liat lo kesakitan" balas Dika singkat. Ali memanas mendengar jawaban Dika.
Gue liat Ali menarik kerah baju Dika "Sejak kapan Prilly jadi urusan lo? Dia itu pacar gue. Gue lebih tau apa yang gue lakuin ke dia" balas Ali.
"Sejak saat ini" jawab Dika cepat.
BUG!
Sebuah pukulan melayang di pipi mulus Dika. Gue bisa melihat dia mengerang kesakitan. Ali yang tidak puas, mencoba kembali menyerang Dika. Sontak badan gue bergerak sendiri memeluk Ali dari belakang. Gue gak tega liat adegan begini, lagian gue gak mau Ali terlibat masalah apapun di sekolah.
"Ali stop!" Teriak Prilly. Ali pun menghentikan pukulannya yang hampir nyaris sampai ke pipi Dika untuk yang kedua kalinya. Ah, hampir saja..
"Sekali lagi gue denger lo deketin Prilly, gue jamin lo gak bakalan bisa ngirup udara segar!" Ancam Ali.
Author POV
Prilly terus melangkah di belakang Ali mengikuti langkah Ali yang sedari tadi tak berhenti. Genggaman tangan Ali tidak sedikitpun mengendor dari tadi, masih dengan erat menggenggam tangan Prilly. Emosinya masih belum surut, itu tampak dari wajahnya yang masih serius dan sorot matanya yang masih dingin. Tidak ada sepatah katapun yang terucap dari bibir mereka berdua. Sesampainya di dalam kelas, mereka duduk di bangku masing-masing. Ali masih tak bergeming diam seribu bahasa walaupun Prilly beberapa kali mengajaknya bicara.
"Li.. Ayo dong jangan marah. Aku minta maaf Li" ucap Prilly memohon. Namun Ali masih saja mengacuhkan nya. Sudah beberapa kali ia meminta maaf ke Ali tapi Ali masih saja mengabaikan omongannya. Tatapan anak kelas sudah mengarah ke Prilly. Ia seakan seperti cabe-cabean yang mengharapkan cinta dari seorang pangeran, eaa. Prilly pun menghentikan aksinya ketika guru masuk ke kelas.
---------------------------
Suasana hening. Hanya terdengar sedikit bunyi kendaraan yang lalu lalang di luar mobil mereka. Prilly menghidupkan radio yang ada di mobil Ali. Ali sampai sekarang masih belum mau berbicara kepadanya.
Kasih sudah kuakui
Semua salahku padamu
Beri aku kesempatan
Untuk buktikan cinta setia padamu lagi"Wah, pas banget ini" bathin Prilly.
"Ali, ini lagu aku buat kamu. Jangan marah lagi ya" ucap Prilly. Ia pun mengambil tangan Ali terus menggenggamnya.
Oh.. Maaf.. Maafkan diriku
Yang telah membuat hatimu terluka
Hanya kau cintaku
Ku tak pernah pikir tuk pergi darimu
Walau hanya sekejap sajaJangan pernah kau berpikir
Untuk tinggalkan diriku
Beri aku kesempatan
Untuk buktikan cinta setia padamu lagiKan ku peluk dirimu
Takkan kulepas lagi
Untuk buktikan cintaku oh
Kan ku hapus lukamu
Akhiri semua ini
Hanya untukmuOhh janjiku janjiku padamu
Tuk mencintaimu sekali dalam hidupku
Kasihku dengarkan hanya engkau yang bisa
Temani hidup ini
Sampai akhir usia kitaTampak sedikit senyuman di bibir Ali, namun ia mencoba menahannya.
"Ali, aku minta maaf. Aku gak tau lagi harus ngomong apa. Aku lebih seneng kamu marah-marahin aku, bentak-bentak aku, asal aku jangan di diemin kayak gini" ucap Prilly lirih. Tak terasa air mata menetes di sudut matanya. Ali yang menyadari itu langsung membanting stir ke pinggiran jalan, mobil mereka pun berhenti di pinggiran jalan.
Ali mengelap air mata di pipi Prilly dengan jarinya. Ia pun menangkup kedua pipi Prilly, kemudian mengarahkan pandangan Prilly ke arahnya.
"Aku gak marah sama kamu, aku marah sama diri aku sendiri. Aku cuma kesel liat Dika deketin kamu. Aku gak suka" ucap Ali. Prilly terus menatapnya dengan mata berair. Mencerna setiap kalimat yang Ali ucap.
"Aku gak mau ada cowok yang deketin kamu, yang memperhatikan kamu, yang mandang kamu, pokoknya aku gak suka ada cowok lain yang dekat sama kamu selain aku. Aku gak rela, aku takut kamu berpaling dari aku" ucap Ali lagi.
"Sayang, aku gak mungkin berpaling dari kamu. Dari dulu yang aku sukain itu kamu, bahkan sebelum kamu memandang aku seperti sekarang" balas Prilly sambil membelai pipi Ali.
"Tapi aku tetep aja takut. Dari kemaren aku itu udah gak suka sama Dika. Aku bisa nebak kalau dia itu suka sama kamu, dari cara tatapan nya ke kamu itu aja udah beda sayang. Apa lagi tadi, pake sok-sokan nahan tangan kamu! Serasa mau aku bunuh tau gak? balas Ali.
"Hahah, ih kamu mah cemburunya lucu banget deh, aku tadi juga gak tau kenapa dia nahan aku kayak gitu Li, aku juga kaget. Aku gak akrab kok sama dia, baru 2 kali eh 3 kali ngobrol kali ya, udah segitu doang" jawab Prilly.
"Mau 2 kali kek, 3 kali, 4 atau 100 kali pun kamu ngobrol, aku gak ikhlas!" Ucap Ali ngambek. Ia memalingkan wajah nya, tidak mau menatap Prilly.
"Ya ampun sayang, kamu kayak anak kecil deh. Ih gemes deh aku" Prilly pun mencubiti kedua pipi Ali dengan gemes.
"Aw aw sakit yank.." Rintih Ali.
"Eh eh sorry sayang, sini aku elus" goda Prilly, ia pun mengelus pipi Ali berkali-kali.
"Jangan di elus dong, di cium nih" ucap Ali. Ali pun memajukan bibirnya beberapa cm.
"Ih Ali, ntar di liatin orang. Ini kan di mobil" balas Prilly.
"Sekali aja ya ya ya. Ntar aku ngambek lagi nih" rajuk Ali.
Cup!
Prilly pun mengecup singkat bibir Ali. Tampak senyuman puas terukir jelas di bibir Ali. Ali pun menekan pedal gasnya menuju jalanan. Mereka pun bernyanyi ceria di dalam mobil.
-----------------------
"Sore ma" sapa Ali.
"Halo sayang, sudah pulang? Mandi gih terus sholat dan makan" ucap Resi.
"Iya ma" ali pun melangkahkan kakinya menuju ke kamar, namun tiba-tiba langkahnya berhenti.
"Ma, hari tunangan ali berapa hari lagi sih?" Tanya Ali.
"Masih seminggu lagi sayang, kenapa?" Tanya Resi.
"Bisa gak ma, di cepetin aja. Besok kek, atau lusa lusa. Lusa aja ya ma" rengek Ali. Ia merangkul lengan Resi, memohon seperti anak kecil.
"Enak aja, kan harus di siapin dulu semuanya sayang, masa langsung besok aja. Ntar keluarga om Rizal kaget lagi. Kamu gak sabaran banget sih" ejek Resi, ia mencubit pipi Ali.
"Ali tuh pengen cepet-cepet mengikat Prilly ma, biar gak ada yang deketin dia lagi. Paling tidak Ali bisa tenang kalau ada cincin yang melingkar di jarinya" lirih Ali.
"Ya ampun Ali, kamu ini ada-ada aja deh. Kayak anak kecil aja. Tanpa cincin pun kalau Prilly nya cinta sama kamu, dia juga gak bakal kepicut sama cowok lain kok. Lagian anak mama kok gak percaya diri gini sih, kamu kan cowok populer di sekolah" ejek Resi lagi.
"Tapi tetep aja ma. Ali mau nya cepetan" rengek Ali.
"Udah ah, kamu ini. Mandi sana, trus sholat" ucap Resi. Ali pun pasrah berlalu, kemudian menuju ke kamar.
Resi menekan tombol-tombol nomor yang ada di telepon.
"Assalamualaikum mbak Ully" ucap Resi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love
FanfictionNama gue Prilly. Gue cewek biasa yang menyukai teman sekelas gue, ups maksud nya bukan teman tapi musuh bebuyutan gue. Aliando Syarief namanya, cowok yang populer di sekolah. Dia tampan dan juga kaya, tapi dia memiliki sifat yang dingin dan keras ke...