Zaranie menatap kosong ke arah luar jendela kamarnya serta memeluk lututnya dengan erat, mengenang kembali kenangan-kenangan dahulu bersama dengan dia.
Perlahan satu persatu alunan musik keluar dari mulut mungilnya, bersamaan dengan air mata yang ikut luruh.
Pagi telah pergi
Mentari tak bersinar lagi
Entah sampai kapan
'Ku mengingat tentang dirimu'Ku hanya diam
Menggenggam menahan
Segala kerinduan
Memanggil namamu
Di setiap malam
Ingin engkau datang
Dan hadir di mimpiku
RinduDan waktu 'kan menjawab
Pertemuanku dan dirimu
Hingga sampai kini
Aku masih ada di sini'Ku hanya diam
Menggenggam menahan
Segala kerinduan
Memanggil namamu
Di setiap malam
Ingin engkau datang
Dan hadir di mimpiku
RinduDan bayangmu
Akan selalu bersandar di hatiku
Janjiku pasti 'kan pulang bersamamu'Ku hanya diam
Menggenggam menahan
Segala kerinduan
Memanggil namamu
Di setiap malam
Ingin engkau datang
Dan hadir di mimpiku'Ku hanya diam
Menggenggam menahan
Segala kerinduan
Memanggil namamu
Di setiap malam
Ingin engkau datang
Dan hadir di mimpiku
Selalu di mimpiku
Rindu[ VIRZHA - TENTANG RINDU ]
"Kenapa kamu pergi secepat ini, Za?" Lirihnya, dan masih setia membiarkan tetesan-tetesan air mata turun membasahi pipinya.
Ceklek
"Zar," panggil Diana dari pintu lalu menghampiri Zara yang tengah duduk memeluk lutut.
"Zar, hey!"
Diana membalikkan badan Zara untuk menatap dirinya."Hiks..Mama.." gumamnya.
"Kamu kenapa?" Tanya Diana sambil menghapus air mata Zara.
"Reza, Ma. Ke-kenapa sih dia harus pergi ninggalin aku sendiri disini?"
"Sst, kenapa kamu bilang gitu? Mama dan Ayah kan selalu ada untuk kamu, Zar."
"Bukan gitu, Ma. Maksud aku Re-reza itu setia banget sama aku,Ma. Dia selalu terima aku apa adanya dan.." ucapnya diberi jeda,
"Dan se-sekarang dia udah gak ada lagi buat aku, Ma," lanjutnya lagi.
Diana langsung menarik Zara ke dalam dekapannya memberi kehangatan pada tubuh sang anak.
"Kamu harus ikhlaskan dia ya, Dia sudah tenang dan bahagia disisi Allah SWT," ujar Diana lalu tangannya terangkat untuk mengusap-usap kepala Zara.
Zara menarik nafas pasrah tetapi detik itu juga ia menganggukkan kepalanya meski sebenarnya berat untuk mencoba ikhlas.
"Tapi, Zar. Apa kamu mau jatuh cinta lagi sama cowok lain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARANIE
Teen Fiction-BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA- Awalnya kupikir ini mudah,kamu membayarku dan aku dapat untung.Tapi ternyata sulit sekali saat aku sudah jatuh hati kepadamu,tapi aku sadar untuk apa aku cemburu untuk apa aku sakit hati. bahkan bentuk perhatian ak...