Cast :
• Taeyong
• Lana
• Kai
• Dong Hae
• Jessica
• Keyra
• Siwon (Dia nongol terus, wkwk)🌜
Jadi fan girl? Kebanyakan halunya. Entah itu halu bisa bertemu sama bias, atau mengaku jadi istrinya. Enggak aneh dan bisa dibilang hal wajar dalam dunia per-fandom-an. Gue juga sama, sehalu itu bisa nikah sama Taeyong. Buat kalian yang pengin ngakak, waktu dan tempat dipersilakan.
Tapi karena keasikan halu, enggak lantas membuat gue lupa sama dunia yang sebenarnya. Ada hal yang harus lebih gue perhatikan daripada kehidupan bias, ada hal yang harus gue kerjakan daripada sekadar pantengin sosial media mereka. Seperti dalam hal pelajaran misalnya.
Orang tua gue menuntut agar anak-anak mereka bisa memberi sesuatu yang membanggakan, bisa dibilang mereka sama-sama perfectionists. Ya enggak heran, kedua kakek dan nenek gue memang sama seperti mereka. Jadi dalam hal mendidik, enggak jauh berbeda. Tapi setidaknya eomma dan appa—ralat, mamah dan papah enggak sekeras nenek juga kakek dalam mendidik gue dan Kai-oppa. Bang Kai maksudnya. Gimana ya, saking pengin nyambung sama bias-bias gue, gue jadi tertarik mempelajari bahasa Korea. Ya kan, kalau nanti beneran jadi istrinya udah enggak kagok lagi, ehehe. Dan kalian dengar sendiri kan, Kai-oppa lebih enak didengar daripada Bang Kai.
Tapi ya gitu, orang tua gue sering bilang berkali-kali, untuk tetap menyebut mereka dengan mamah dan papah, bukan eomma dan appa. Atau Bang Kai, bukan Kai-oppa. Cuma susah, udah kebiasaan. Jadi pada akhirnya, jika sedang malas berdebat orang tua atau kakak gue hanya bisa pasrah mereka disebut dengan panggilan ala-ala Korea sama gue.
"Bang, nanti kamu jemput Lana, ya. Pastiin sampai tempat les-nya, jangan bolos lagi." Itu suara appa, yang otomatis membuat gue mengarahkan tatapan padanya.
"Appa, kok gitu, sih? Aku kan udah janji, enggak akan bolos-bolos lagi." Gue cemberut. Ya memang sih, ini karena minggu lalu gue bolos les matematika karena NCT merilis mv terbaru mereka. Gue kan, enggak mau ketinggalan untuk streaming. Meski caranya salah.
"Papah cuma jaga-jaga."
"Jangan gitu dong, Appa. Aku janji kok, swear deh." Kedua jari gue terangkat, membentuk huruf V. Tapi tetap, appa menggeleng kepalanya.
"Di jemput Abang, atau Papah enggak akan izinin kamu beli perintilan korea-korea itu."
Dan Tuan Dong Hae sudah mengeluarkan jurus mautnya, membuat gue semakin tak bisa berkutik. Hanya pasrah, melahap sarapan gue dengan kesal. Sedang Nyonya Jessica a.k.a eomma hanya terkekeh kecil.
🌜
Di perjalanan menuju sekolah, enggak ada yang berbicara di antara kita. Kai-oppa juga bukan tipe yang banyak omong. Dia sibuk menyetir, sedang gue juga fokus pada ponsel. Melakukan hal yang sudah menjadi morning routine gue. Bukan skin care-an, tentu itu sudah gue lakukan di rumah. Tapi melakukan hal yang berhubungan dengan bias gue. Entah itu stalk sosmed mereka, streaming MV yang meskipun sudah lama dirilis, atau mengedit—video atau foto—untuk gue post di akun yang sengaja gue buat untuk menampung kehaluan. Bisa dibilang akun fanbase gitu. Dan tak lupa, satu telinga yang gue sumpal dengan earphone. Mendengarkan lagu-lagu mereka, sesekali mulut gue ikut bersenandung.
Setelah kurang lebih lima belas menit, mobil berhenti di depan gerbang sekolah yang ramai berdatangan siswa-siswi. By the way, sekolah gue enggak cuma di tingkat SMA dan SMK, tapi juga ada SD dan SMP. Gue sendiri di bagian Kejuruan, alias SMK.
"Nanti langsung balik," pesan Kai-oppa ketika gue membuka pintu mobil.
"Nee." Gue hanya menjawab singkat. Menutup pintu dengan sedikit keras. Mood gue lagi enggak bagus hari ini.
Gue bingung banget, begitu melewati koridor yang beneran sepi. Bahkan ketika sampai kelas juga, kelas gue yang biasanya rame ngalahin pasar tiba-tiba enggak ada satu makhluk hidup pun kecuali gue.
Gue langsung merogoh ponsel begitu mendapati lagu Kick It yang berganti menjadi dering ponsel. Ternyata dari Keyra, teman sebangku gue.
"Ha–"
"LAN! GILA SIH, INI!"
"Hah?" Gue beneran bingung dan terkejut. Gila ya, ini suara Keyra macam toa tahu bulat yang ngomong tepat di telinga gue.
"ADA TAEYONG! TAEYONG YANG—"
"BUBU?!" Gue sontak berteriak histeris. Jantung gue sudah berdetak dengan keras, dengan tangan yang agak gemetar.
"IYA, LAN! LO KE LAPANGAN INDOOR SEKARANG!"
Secepat mungkin gue berusaha untuk berlari. Melewati koridor demi koridor masih dengan perasaan tak menentu. INI KENAPA RASANYA KAYAK GUE LARI KE KOREA? Jauh banget!
Gue sampai di lapangan indoor seperti kata Keyra tadi, tepat di tengah tribun. Btw, ini lapangan basket. Napas gue terengah-engah, sampai gue membungkukan badan. Setelah di rasa normal, gue menoleh ke sana kemari. Mendapati tribun yang benar-benar ramai, kayaknya gue enggak kebagian tempat sih, ini. Gue berusaha menghubungi Keyra, tapi tiba-tiba saja ada pesan yang memberitahukan bahwa kuota gue habis.
ARGH!
Gue akhirnya pasrah, duduk di tengah tribun yang sebenarnya adalah tangga. Daripada gue harus berdiri, kan? Bodo amat deh, jadi perhatian orang-orang.
"Annyeong!"
"TAEYONG!"
Gue sontak menatap ke lapangan yang kini disulap menjadi sebuah panggung kecil, di mana di sana gue benar-benar melihat sosok Taeyong yang asli. Ketika orang-orang sibuk meneriakan namanya, gue hanya speechless. Masih tak percaya akan pemandangan yang ada di depan gue ini.
Tanpa sadar mata gue yang awalnya berkaca-kaca menjadi mengeluarkan air mata. Gue masih seenggak percaya ini.
"Tenang dulu, guys! Kita izinin Taeyong untuk bicara dulu, oke?" Itu suara Pak Siwon, yang hari ini menjadi MC.
Dan tiba-tiba saja gue teringat, bahwa hari ini adalah hari jadi SMK Halu. Awalnya para murid sempat bingung, karena tidak biasanya sekolah tidak mengadakan acara. Pihak sekolah hanya berkata, akan ada surprise. Dan ini memang kejutan yang luar biasa, dengan menghadirkan Taeyong.
PLEASE itu serius dia Taeyong?!
"Hai, teman-teman. Gue Taeyong, dari NCT." Dia berkata dengan bahasa indonesia yang terbata-bata, membuat gue semakin menangis. Tak bersorak seperti kebanyakan anak-anak lain. "Kebetulan hari ini gue sedang sendiri, tapi semoga kalian tetap enjoy." Dia tersenyum, benar-benar membuat gue pengin berlari ke panggung tapi enggak sanggup.
"Gue juga mau mengucapkan, selamat hari jadi untuk SMK Halu yang ke tujuh belas tahun."
Ini sih, sweet seventeen yang beneran gila!
Gue menggelengkan kepala, mengusap air mata yang sedari tadi tak henti mengalir, berusaha untuk tetap tenang dengan beberapa kali menghembuskan napas.
Tapi tetap, gue enggak bisa.
"BUBU!" Dan gue benar-benar hilang kendali. Meneriakan namanya dengan histeris di tengah suasana yang saat itu senyap. Sontak tatapan orang-orang mengarah pada gue, termasuk Taeyong.
Iya, Taeyong!
"Hai, kamu!" Dia tersenyum seraya melambaikan tangannya, membuat gue sontak kembali berteriak kencang.
Bodo amat bodo! Kalian enggak tahu kan, gimana perasaan gue saat ini? Dan lagi, kenapa my Bubu jadi kayak fak boi gitu sih, bahasanya? Untung sayang.
The End
Pub : 8.11.20
BTW, karena sekarang NCT ada 23 member, cerita ini juga bakal gua bikin sampe part 23 yay💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Halu (FF/NCT)
FanfictionKayaknya kehidupan anak jaman sekarang kurang lengkap tanpa halu. Apa pun bentuk kehaluan itu. Buat lo yang hobi halu, kisah-kisah di cerita ini pas untuk lo. Setidaknya, lo punya teman yang sama-sama tukang halu. Buat lo si Kang Halu, welcome to HA...