Cast :
• Haechan
• Yeri
• Sungmin
• Heechul🌜
"Kita beneran berat harus pisah sama bapak."
"Betul, Pak. Gimana kalau kita enggak bisa nemuin wali kelas yang sabarnya tanpa batas kayak bapak?"
"Kalau nanti enggak ada yang kuat jadi wali kelas kita gimana, Pak?"
Pak Sungmin hanya tersenyum mendengar protes dari beberapa teman sekelas gue. Sedang sedari tadi, gue hanya diam. Gue diam bukan berarti mudah untuk melepas Pak Sungmin. Sama seperti teman-teman yang lain, gue juga berat harus berpisah dengan beliau.
Dua tahun ini—kelas X dan XI—kami mendapat wali kelas yang sama, yakni Pak Sungmin. Beliau sangat sabar, dan terkadang saking baiknya anak-anak enggak jarang melewati batas. Ketika beliau marah, mereka malah menganggap santai. Tapi di luar dari itu, kita berat untuk melepasnya. Kita juga pesimis bisa mendapat guru yang bisa se-the best beliau.
"Bapak percaya, kalian akan mendapat wali kelas yang jauh lebih baik daripada bapak. Lagi pula, itu tergantung dengan sikap kalian sendiri. Jika kalian menjadi lebih baik dari yang sekarang, bapak yakin wali kelas kalian yang baru bisa menerima kalian, seperti bapak menerima kalian. Dan lagi pula, senakal apa pun anak didik mereka, tak ada guru yang membenci. Mereka marah, karena sayang dan peduli."
Ucapan Pak Sungmin membuat suasana ruang tamu hening. Jadi kita sedang melakukan semacam acara perpisahan kecil-kecilan di rumah beliau. Meski sebenarnya telah dilakukan di sekolah, namun tetap kita ingin memiliki kenangan khusus dengan beliau. Ah iya, dia akan pindah ke luar kota. Oleh karena itu, otomatis dia tidak lagi mengajar di SMA Halu.
"Pak–"
Ucapan gue terpotong karena semua mata kini tertuju pada gue. Gue memang tidak terlalu banyak bicara, hanya akan mengeluarkan suara pada saat-saat tertentu. Seperti ketika suasana kelas yang tidak kondusif atau menyampaikan tugas dari guru yang kebetulan tidak hadir. Gue ketua kelas, btw.
"Iya, Yeri?"
"Saya dari perwakilan kelas, meminta maaf jika selama ini sikap kami kurang baik kepada bapak." Gue kemudian menunduk, ketika merasa penglihatan gue memburam karena air mata.
Dan saat itu, samar-samar gue mendengar tangisan dari anak-anak lain. Awalnya kita berusaha tidak bersuara dan diam, namun tidak bisa menahan untuk tidak berhambur memeluk Pak Sungmin, berawal dari Haechan—sang trouble maker kelas—yang tiba-tiba memeluk beliau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halu (FF/NCT)
FanfictionKayaknya kehidupan anak jaman sekarang kurang lengkap tanpa halu. Apa pun bentuk kehaluan itu. Buat lo yang hobi halu, kisah-kisah di cerita ini pas untuk lo. Setidaknya, lo punya teman yang sama-sama tukang halu. Buat lo si Kang Halu, welcome to HA...