16 : Menjauh (?)

121 24 1
                                    

"makasih ya wil udah nganterin" ujar Rachel setelah turun dari motor William. Bukan motor besar seperti motor cowok kebanyakan,tapi hanya motor vespa yang sudah bertahun lamanya.

"iya santai kek sama siapa aja. Lagian ini kan bagian dari usaha gue perjuangin lo lagi hehe"

Pipi Rachel langsung bersemu merah.

Gila,cowok ini terlalu jujur.

Ini gak baik bagi kesehatan jantung Rachel

"nanti kabarin aja pulang jam berapa nanti gue jemput"

"oke,gih pergi sana" kata Rachel mengibaskan tangannya

"dih ngusir nih? lo dulu masuk,baru gue cabut"

"ih lo duluan yang pergi baru gue masuk"

"nggak lo duluan"

Kedua insan itu terus menerus berdebat tak menyadari beberapa orang yang tak sengaja menyaksikan keduanya mau muntah. cringe.

Merasa kesal akhirnya Rachel memutuskan perdebatan tak penting itu "oke gue masuk duluan byeeee!" ujar Rachel sebelum berjalan memasuki sekolah.

"nggik kimi diliin ying misik,nggik kimi diliin eu cringe banget sih lo berdua"

Rachel berdecak kesal mendapati Jevon yang tiba-tiba muncul entah dari mana "sewot banget sih"

"dih mau aja lo sama tuh kutil onta,emang bego ya cewek udah disakitin masih mau nambah luka lagi"

"lo nggak tau apa-apa kicep ae"

"udah mukanya songong,kepalanya kecil kayak cewek,punya itid gak tuh?"

Rachel memutar matanya jengah "mas nya tolong jangan banyak bacot ya"

"dih kemana-mana juga tetap gue gantengan daripada dia. Gue cool dia cupu,apaan bawa vespa gitu gak keren cih"

"denger ya vespa dia itu vespa mahal,antik. Kalau dijual harganya lebih mahal dari harga diri lo. Lagian lo kok sewot banget sih?!"

"ya makanya jangan pergi sama dia!" Rachel sedikit terkejut mendapati Jevon menaikan nada bicaranya,untung saja tak terlalu kuat untuk memancing perhatian yang lain.

"urusan sama lo apa?!"

"gue cemburu!"

Rachel langsung kicep. Kenapa sih belakangan ini cowok-cowok hobi blak-blakan? kan gak baik buat kesehatan jantung Rachel. Apalagi lihat Jevon malu-malu habis ngomong,kenapa gemayss sekali sih???

"e-emang lo- lo ada apa hak apa untuk cemburu?!"

Jevon langsung tersenyum kecut mendengar pertanyaan Rachel. Pertanyaan yang lebih terlihat seperti sebuah pernyataan bahwa dia tidak ada hak apa-apa untuk cemburu.

Jevon tersenyum miris "lo bener gue gak ada hak apa-apa atas lo" ujarnya sebelum berjalan pergi sampai hilang dari pandangan Rachel.

Ah,sepertinya dia sudah salah ngomong.

***

Sejak kejadian tak diinginkan tadi pagi,Rachel dan Jevon menjadi canggung. Bahkan keduanya hampir tak ada berbicara sejak tadi.

Sepertinya cowok itu terlihat sengaja menjauh dari Rachel. Sebab saat mereka tak sengaja bertemu pada istirahat pertama tadi,sedetik kemudian Jevon langsung pergi.

Padahal biasanya saat keluar kelas pun sosok jangkung Jevon yang akan senantiasa berdiri didepan kelas Rachel. Entah untuk menggoda atau merusuhi gadis itu.

Dulu Rachel sangat terganggu akan kehadiran Jevon yang terus menerus muncul,tapi sepertinya sekarang Rachel agak merindukannya. Aneh saja tidak merasakan kehadiran cowok itu.

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya mereka seperti ini. Maksudnya,ini bukan pertama kalinya Rachel membentak cowok itu atau lebih tepatnya menolak kasar cowok itu,bahkan sudah pernah lebih kasar dari itu.

Biasanya Jevon akan fine-fine saja dan tetap menampilkan cengiran khasnya,namun sepertinya kali ini dia tak main-main seperti sekarang ini.

Rachel dan keenam teman bandnya berkumpul di meja kantin saat istirahat kedua seperti biasa. Rachel bahkan duduk berhadapan dengan Jevon,namun cowok itu sedari tadi hanya diam memakan baksonya. Bahkan ia tak peduli sedari tadi yang lain sudah mencuri baksonya.

Ini tidak benar,mereka tak bisa menjadi canggung seperti ini. Bagaimanapun keduanya tetap teman,sebelum friendzone bodoh ini menyerang.

Namun terlebih dahulu,Rachel harus memarahi teman-temannya yang mencuri makanan Jevon.

Jevon sangat jarang makan,mengapa mereka mengambil makanannya? Gimana kalau dia kurang makan dan maag nya kambuh lagi?

PLAK

"Aww" Raline meringis kesakitan saat Rachel memukul tangannya yang baru saja mau mengambil bakso milik Jevon.

"kalian itu,Jevon udah jarang mau makan seharusnya pas dia mau gini kalian jangan nyopet makanannya,gimana sih?"

"aw aw perhatian banget sih neng,waduh hati mas jadi dag dig dug serr anjay" bukan Jevon yang menjawab melainkan Juan dengan gaya sok malu-malunya. Ini yang katanya cowok tercool disekolah? cih.

"akhirnya cinta Jevon tak bertepuk sebelah tangan!"

"bagus von! ada progess!"

"uwah Jevon anaku mama bangga sama kamu nak"

"duh hel,terlalu kelihatan banget. belum pro nih pdktnya"

Teman-temannya yang lain ikut menyauti-nyauti,menyoraki pasangan itu. Rachel langsung berdecak saat kalimat terakhir diucapkan oleh Alvine. Dasar mulut ember! namun decakan itu tak mampu menyembunyikan rona merah pipinya.

Namun yang mengejutkan adalah Jevon tetap diam melanjutkan makanannya tak berniat mengikuti yang lain. Padahal biasanya dia akan loncat-loncat jika sudah begini.

Jevon meneguk habis minumannya sebelum meletakannya dengan cukup kuat sontak membuat semuanya yang tadi heboh terdiam.

"gue udah siap,mau kekelas duluan mau ngerjain pr mtk" ujarnya dingin lalu meninggalkan kantin.

"eh bukannya hari ini gak ada mtk ya?" tanya Juan selaku teman sekelas Jevon,Echa dan Alvine hanya mengangguk.

"dia kenapa?dari tadi kok diem aja? serem anjir" Haidar jadi ngeri sendiri kalau lihat Jevon yang biasanya tak berhenti berkicau dan hobi nyengir itu jadi diam.

"hel kalian lagi berantem?" kini giliran Raline yang bertanya

"e-enggak kok"

Echa sebagai satu-satunya orang yang memiliki indra kepekaan cukup kuat berdiri dari kursinya

"gue susul Jevon ya"

***

Hiraeth,Na Jaemin

haii aimbekkkkk (meskipun g ad yg nungguin)

kalau Jevon diem gini gantengny nambah ya:"

HIRAETH // NA JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang