Theá🌌
"Taeyong! makan dulu napa. Ini gue udah nyuruh lo makan dari 2 jam yang lalu dan lo belum makan sama sekali??"
Taeyong mendengus mendengar Taeil yang mengomelinya dari tadi. 20 menit sudah berlalu sejak Taeyong duduk dan mendengar hyungnya itu naik darah.
"Lee Taeyong! Lo paham maksud gue? Oi, jawab woi."
Namun bukan jawaban yang Taeil dapat dari pemuda berahang tegas itu melainkan Taeyong yang pergi meninggalkannya sendirian di ruang makan. Taeyong tak memerdulikan bunyi perutnya saat ini. Mark Lee, ia harus mengurus pria itu.
Theá🌌
Kali ini Lisa dan Mingyu sedang berada di gang kecil yang sempit dan lembab. Mereka sedang melakukan transaksi obat-obatan terlarang lagi. Namun klien yang ditunggu-tunggu belum datang juga.
"Coba chat orangnya. Tanya udah dimana dianya." Mendengar ucapan Lisa, Mingyu mengeluarkan hape android bekas dari dalam tasnya. Hape ini adalah alat komunikasi khusus antar pembeli mereka.
"Udah Lis."
Lalu 5 menit kemudian sang klien datang. Kali ini ia tak sendiri, melainkan ada 2 orang lelaki bertubuh besar yang berdiri di sebelah kiri dan kanannya. Lisa yakin bahwa kedua pemuda berotot di sebelah kliennya itu adalah bodyguard yang bekerja di bawah naungan orang besar.
Namun situasi ini cukup aneh karena biasanya pelanggan setia mereka ini datang seorang diri. Namun dengan 2 orang bodyguard ini, Lisa rasa tak mungkin jika ia sekedar ingin berbisnis. Pasti ada hal lain.
Lisa perlahan mengambil pistol dari dalam tasnya lalu menyembunyikannya di belakang badannya. Begitu pula dengan mingyu ia mulai merogo saku celananya perlahan, memastikan bahwa pisau super tajamnya berada disitu.
"HAHAHAHAHAHA tenang tenang! Hey!" Sang klien tertawa terbahak-bahak melihat pergerakan keduanya lalu menepuk pundak lisa dan mingyu.
"Aku adalah pecinta kedamaian jadi untuk hari ini aku harap tidak ada kekerasan."
Lisa menatap tajam wanita berumur 30-an itu. "Langsung intinya saja. Maumu apa?"
"To the point...., aku suka." Wanita itu berbicara dengan nada berbisik lalu bibir dengan lipstik merah itu tertarik membentuk senyum yang lebar.
"Jangan salah paham dulu. Aku memang kesini karena ingin mendapatkan molly kesayanganku. Tapi aku juga kesini karena bosmu."
Mingyu mengangkat sebelah alisnya, bingung. Lalu menatap Lisa.
Lisa tetap menatap tajam wanita di depannya tanpa berkedip. Benar-benar intens.
"Tatapan kalian astaga. Kalian tidak percaya padaku? Aku seperti merasa dihina sekarang." Wanita itu tersenyum konyol lalu mengeluarkan uang yang sudah disiapkannya.
"Mana molly ku?" Si pelanggan menjulurkan tangan dengan tak sabaran. Lisa mendengus lalu mengambil barang yang diinginkan di tas yang dipakai Mingyu.
"Oiya, kalian harus ikut denganku."
"Memangnya kau siapa?" Mingyu menatap wanita itu dengan tatapan tak suka. Wanita itu tersenyum tipis lalu mengutak-atik handphonenya.
Ternyata dia menelpon bos mereka. Pria yang membuat Lisa dan Mingyu bekerja dibawah naungannya selama 6 tahun.
Handphone wanita itu bergetar sebentar lalu telepon telah tersambung ke bos mereka.
"Hey pria tua! anak buahmu ini sangat waspada rupanya. Aku bahkan sampai dicurigai."

KAMU SEDANG MEMBACA
▪𝑻𝒉𝒆á | 𝑳𝒎
FanfictionLalisa Manoban. Like to play with your feelings, like to see you beg for forgiveness. Dan kali ini dia akan menghancurkan apa yang pantas dihancurkan @ʜᴏʟᴀʜᴜʟᴀʜᴜᴘᴘ ; 2018