Di depan meja Bar Sabrina duduk seorang diri, dengan sesekali bercengkrama bersama Robby salah satu bartender di kelab Clarin yang Sabrina kenal, sebenarnya Sabrina bisa saja langsung ke tempat biasa ia dan teman temannya berkumpul namun untuk hari ini merupakan pengecualian, ia sangat menikmati alunan musik DJ yang begitu keras menggema memekakkan telinga, walau begitu ia tidak tertarik untuk ikut serta bergabung dengan yang lainnya untuk berjoget di area dance floor, ia meneguk kembali shochu nya dengan sesekali melirik kearah jam yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah hampir tiga puluh menit Clarin belum juga menampakkan batang hidungnya.
Sekitar lima belas menit dari waktu Sabrina melirik jam tangannya, Clarin pun datang.
" Hey.. kenapa tidak langsung ke tempat biasa ? " seru Clarin dengan suara yang sedikit keras karena alunan musik DJ yang lebih mendominasi pendengaran.
" Gue nungguin lo, kenapa lama banget ? " balas Sabrina dengan sedikit mengeraskan suaranya.
" Sorry deh, wait.. what's in your hand? no no no you can't drink that again, just once, jangan seperti ini Sabrina ! " Protes Clarin saat mendapati tangan kanan Sabrina memegang gelas berisi Shochu.
" Robby.. kenapa kau memberinya ? " Tanya Clarin dengan sedikit membentak kepada bartendernya, Robby hanya bisa diam menundukkan kepalanya.
" Gue sendiri yang mau Cla.. lo gausah nyalahin Robby, bawel lo.. datang telat juga " kata Sabrina dengan sedikit meracau.
Ya, sebenarnya Sabrina bukanlah orang yang biasa minum minuman beralkohol, hanya jika dalam kondisi kalut saja ia akan mengonsumsi minuman itu, seperti saat awal awal ia harus menerima kenyataan bahwa papinya meninggal dunia saat itu ia benar benar merasa tuhan begitu tega terhadap dirinya namun setelah itu ia kembali sadar bahwa itu salah seharusnya ia harus berusaha untuk ikhlas kemudian rajin mendo'akan Almarhum Papinya setelah sholat, namun sepertinya sekarang ia kembali dihadapkan dengan kondisi kalutnya lagi, ia kembali mengingat Aldi orang ke tiga yang dicintai Sabrina setelah Papi dan kakak laki-lakinya.
Walaupun Sabrina hanya meminum minuman beralkohol golongan B yang mana artinya kadarnya 5-20 % namun sudah pasti dapat membuat ia cukup mabuk mengingat dia bukanlah termasuk peminum dalam kategori Pro, ia mulai meracau tidak jelas dan itu cukup membuat Clarin sahabatnya senewen, memang kelab yang mereka tempati saat ini adalah bisnis keluarga Clarin namun semua itu tidak membuat Clarin bangga jika Sabrina yang merupakan sahabatnya sendiri mulai bertingkah seperti gadis liar yang sering ia temui di kelab miliknya, terlebih lagi sialnya dari mereka pula pundi pundi keuangan keluarga Clarin berasal.
" Hiks.. Aldi aku kangen banget sama kamu Al, kenapa kamu tega banget pergi ninggalin aku " racau Sabrina yang diiringi dengan menangis.
Saat ini mereka berdua sudah berada di tempat dimana mereka biasa menghabiskan waktu saat mereka sekedar ingin nongkrong di kelab milik Clarin bersama teman teman kuliahnya dahulu,
Clarin hanya bisa memandangi Sabrina yang terlihat kacau, air mata dan tawa yang tak jarang keluar secara bersamaan, kemudian disusul dengan Sabrina yang akan memuntahkan isi perutnya karena efek tidak biasa minum minuman haram itu." Aku tau Al.. saat itu kamu juga suka sama aku, cuma kamu gengsi buat ungkapin, juga karena Ayahmu merupakan tokoh agama yang sangat disegani, ya tuhan.. kenapa dulu kita tidak mencoba pacaran islami saja hiks.. " lagi, Sabrina masih terus meracau.
" Sinting " umpat Clarin dengan suara cukup keras, namun tidak dihiraukan oleh Sabrina.
Hueeekk.. Hueeeekk..
Sabrina memuntahkan isi perutnya yang lebih didominasi dengan air, Clarin membantu memijat pelan tengkuk Sabrina dengan sabar dan tentu saja dengan sedikit hujatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempurna Bersama
RomanceAku tahu tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, tapi kumohon kepadamu tuntutlah sesuatu agar aku senantiasa dapat menjadi pasangan yang baik untukmu. ( Sabrina Airin ) Aku laki laki, aku ini imam yang bertugas menuntun makmumnya, seperti yang...