Pagi pagi sekali rumah sudah dibuat heboh oleh Sabrina, pagi pagi buta ia sudah membuat drama dengan acara teriak teriak mencari sepatu kesayangannya, hingga seluruh penghuni rumah dibuat kalang kabut oleh dirinya, Mami yang merasa geram akhirnya ikut membantu mencarinya, hingga sepatu itu berhasil ditemukan oleh Widia.
" Ini apa ? " tanya Widia dengan menodongkan sepatu yang tengah dicari oleh anaknya " kamu itu kebiasaan, suka teriak teriak kalau nyari sesuatu tapi ya gitu, nggak ada hasil. "
" Hehe dimana tadi ? " Sabrina hanya bisa nyengir kuda.
" Di rak sepatu belakang, kapan hari kamu kehujanan terus lewat pintu belakang, ingat ? " tanya Widia
" Oh iya lupa hehe "
" Hehe. . jangan dibiasakan apa apa main teriak dong sayang, cari dulu, kamu udah dewasa loh " kata Widia menasehati.
Yang dinasehati hanya bisa cengengesan " Iya Mami sayang ".
Tidak bisa dipungkiri walaupun umurnya yang sudah menginjak angka dua puluh lima tahun itu tidak menjadikan Sabrina menjadi pribadi yang tidak manja dan kurang dewasa, hal ini juga ditunjukkan oleh orangtua dan kakaknya yang dari dulu terus memanjakannya, namun kini Maminya telah sedikit demi sedikit menyadarkan anak cantiknya itu untuk lebih belajar dewasa mulai dari sekarang.
Selesai dengan drama dipagi buta yang dibuat oleh Sabrina, kini ia tengah bersiap untuk merias diri didepan meja rias miliknya, ya karena tepat jam sembilan nanti ia dan keluarga akan menggelar launching di outlet barunya, kini ia mematut diri depan cermin dengan roll rambut yang masih setia bertengger di atas keningnya, ia mulai menyapukan make up flawless yang berhasil membuat wajahnya yang tadinya terlihat seperti baru bangun tidur menjadi lebih hidup dan fresh.
Selesai bertarung dengan beberapa alat makeup kini ia lanjut dengan acara mengatur rambutnya, tidak banyak yang ia lakukan hanya sedikit mengcurlykan rambutnya yang sebahu lalu merapikan poninya, tidak lupa ia menyemprotkan parfum beraroma camomile kesukaannya, untuk baju ia memilih stelan yang tidak begitu formal karena menurutnya dia hanya anak pemilik perusahaan bukan pemilik perusahaan jadi biarlah maminya yang memakai pakaian formal.
" Mbak Andini kok masih santai gitu sama Biyu, nggak ikut ? " tanya saat melihat kakak iparnya masih santai dengan baju rumahan di ruang keluarga bersama putranya.
" Mbak Andini nggak bisa ikut dulu, kasian nanti nggak ada yang gantiin ngasuh Biyu, Mbak Mira kan libur hari Minggu." Jawab Andini.
Sejenak Sabrina berfikir " Lah kok gitu ? ikut aja ayo, nanti gantian sama Brina deh jagain Biyu nya, nggak enak dong masa Mbak Andini sendirian dirumah, ini kan termasuk acara keluarga. "
Ardan yang seolah tidak percaya dengan pernyataan adiknya pun menatap istrinya penuh tanya dangan pertanyaan yang hanya dua orang itu yang paham Ada apa dengan anak ini ? nggak biasanya. karena telah satu rumah ketahui bahwa seorang Sabrina itu hanya suka dan tahu bermain main dengan Biyu keponakannya saja, tidak dengan mau menggantikan menjaganya.
Menyadari pasangan suami istri yang ada di depannya bengong Sabrina langsung melontarkan pertanyaan " kenapa pada bengong gitu sih ? ishh, aku serius loh mau belajar ngurus bayi ini. "
" Kamu serius dik ? nggak ngerepotin kamu nanti ? " tanya Andini.
" Ya ampun kenapa sih di saat Sabrina lagi serius selalu dikira nggak serius ? sebel. "
Andini yang merasa tidak enak dengan Sabrina akhirnya mengiyakan, dan bergegas siap siap untuk ikut acara launching. " Eh iya deh Mbak ikut, jangan cemberut gitu dong, yaudah Mbak nitip Biyu dulu, Biyunya udah ganteng nggak perlu siap siap lagi, tinggal Mbak nih yang belum, Mbak tinggal dulu siap siap deh. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempurna Bersama
RomantizmAku tahu tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, tapi kumohon kepadamu tuntutlah sesuatu agar aku senantiasa dapat menjadi pasangan yang baik untukmu. ( Sabrina Airin ) Aku laki laki, aku ini imam yang bertugas menuntun makmumnya, seperti yang...