o n e

328 62 47
                                    

ONE : Pembagian Kasta Ala Mario

...

If a player believes in miracles he can sometimes perform them.

– Viktor Korchnoi

...

Ada hal-hal sederhana yang bisa mengukir senyum di wajah Mario. Aroma embun di pagi hari, gelak tawa mengiringi genjrengan gitar teman-teman sekelasnya di terik siang, teh hangat waktu senja, dan memikirkan si cantik namun apatis abis Victoria.

Perihal mengapa ia lebih memilih mencintai dalam diam, pasti ada hubungannya dengan kasta. Atau mungkin hanya karena Victoria terlalu jauh untuk digapai olehnya.

Secara akademis maupun non-akademis, Victoria menyandang status prodigi. Secara genetik telah dititah semesta, gadis itu sepantasnya jadi orang ternama. Wajah menawan dan proporsi bodi sesuai rasio emas. Gayanya borjuis tapi berkelas.

Tidak perlu bersifat angkuh untuk membuat orang lain ciut-- semua orang sudah tahu ia berada di level yang berbeda.

Dibandingkan dengannya, Mario merasa kebanting habis-habisan.

Bukannya dia tidak punya teman atau popularitas, hanya saja tidak cukup untuk menyamai Victoria. Mario sedang-sedang saja. Ia bertalenta soal olah tubuh dan membaca peta, sehingga ia menjadi seorang atlet orienteering.

Nyaris setengah tahun menggeluti eskul itu, ternyata ia dikirim sampai ke lomba nasional. Dan ketika ia kembali, kehidupan sekolahnya hendak digonjang-ganjing.

Waktu turun dari mobil, masih tidak ada anomali dari rutinitas hariannya. Mario menahan tali tas, menutup pintu mobil dengan sekali dorong, dan berputar sekian derajat menghadap tempat parkir berjarak beberapa mobil dari miliknya.

Sebuah Lamborghini putih terparkir disana, dan beberapa saat kemudian pemiliknya keluar dengan ransel Gucci senada.

Memikirkan si cantik namun apatis abis Victoria, mungkin bisa diralat dengan melihat gadis itu secara langsung.

Pagi itu Victoria menggerai rambutnya yang lurus dan berkilat. Seragam sekolah mereka yang beraksen biru laut membalut tubuhnya sempurna, di dada bagian kiri terjahit logo kebanggaan sekolah.

Ibu, Mario sungguh mengagumi eloknya ciptaan Tuhan.

Gadis itu memasang wajah datar seperti biasa, mungkin sedikit gusar ketika sejumput rambutnya menghalangi pandangan. Dengan sebelah tangan memegang iPhone keluaran terbaru ber-casing rose gold dan kuku-kuku jarinya yang panjang serta terawat, ia menyelipkan helai rambutnya ke belakang telinga, lalu membanting pintu tertutup.

Gadis itu membenarkan posisi tasnya di bahu, lalu buru-buru berlari kecil menuju pintu utama setelah mengantongi kunci mobilnya.

Tidak biasanya Victoria berlari, dan aksi itu membuat Mario mengerutkan kening. Ia lantas melangkah mengikuti, dan terpekur kala melihat penyebab gadis itu berlari.

Daffa Angelo.

Jika Victoria menyandang kasta Brahmana, maka Daffa termasuk dalam kasta Ksatria. Dengan jabatan wakil ketua eskul basket sekaligus ketua eskul modern dance, Daffa Angelo punya cukup banyak fans di ujung kakinya.

Gadis itu melompat ke balik punggung Daffa, berniat mengagetkannya, tapi malah direspon dengan datar dan sentuhan lembut di lengannya agar ia tidak terjatuh.

Sesederhana itu saja, Mario merasakan hatinya mencelos.

Patah hati itu menyebalkan, tetapi lebih menyebalkan lagi ketika tidak ada yang bisa dilakukannya untuk mengambil alih. Victoria saja tidak mengenalnya.

check-mate. | wonyoung, winTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang