Bab 3 •Digendong cogan!

20 4 0
                                    

Tet tet tet....

Bel masuk berbunyi tanda jika para murid akan memulai masa belajarnya.

Tapi tidak dengan Kania yang berbaris rapih dilapangan basket sekolah. Dia menguncir dua rambutnya dengan membawa botol minum yang dikalungkan dileher seperti anak SD menurutnya.

Masa MOPDB berlangsung hanya satu hari penuh. Disiang harinya mereka dijemur dilapangan bagaikan ikan teri dan dimalam harinya akan ada acara api unggun sebagai tanda jika kegiatan ini sudah berakhir secara resmi dinyatakan menjadi murid SMA Purnama.

"Kalian udah tau kan kenapa ada disini?" Tanya kakak OSIS yang berada didepan hal itu membuat Kania memiringkan wajahnya karena dia berada dibarisan paling akhir.

Apalagi dengan cowok didepannya ini yang tinggi. Kania saja hanya sampai sebahunya apakah dirinya yang terlalu pendek? Atau orang ini memiliki ketinggian diatas rata-rata? Yang benar saja.

"Kok diem? Gak punya mulut buat jawab?!" Bentak kak mawar, sadis juga ya ketos disini.

Krik krik
Masih hening...
(Tenang bukan bunyi jangkrik).

"Kalo ada yang ngomong itu dijawab dong! hargain!" Ucap kak sesil.

"Iya kak." Balas kami serentak.

"Kakak tanya sekali lagi. KENAPA KALIAN ADA DISINI?!" Ulangnya.

"Ya buat belajar lah apalagi si." Sahut Devan dengan nada songingnya yang bisa didengar oleh kak mawar yang sedang berjalan kearah kami.

"Bilang apa kamu?!" Tanya kak mawar.

Kania secara reflek menjawab sebelum Devan mengeluarkan suara.

"Maksudnya belajar buat masa MOPDB ini kak. Iyah.." ujar Kania dengan tersenyum.

Kak mawar masih saja menatap kearah Devan itu orang suka kali ya. Ehh

Kania tersenyum lebar. "Iya kan devan?" Tanya Kania sambil menendang sepatu Devan dari belakang.

Hingga Devan menengok kearah kania dan mendapat delikan tajam oleh Kania.

"Bilang iya enggak Lo." Gumam Kania lirih.

"Ngapain si."

"Jangan bikin kelas kita dihukum. Bilang iya!" Lirih Kania.

Devan masih saja terdiam hal itu membuat kania geram.

Kania mencubit pinggang Devan dengan keras membuat Devan terpaksa menuruti Kania.
"Ehhh...iya."

Hingga beberapa jam akhirnya para murid diburbarkan karena waktu istirahat selama 30 menit.

"Capek juga ya berdiri berjam-jam, mana panas lagi!" Keluh Kania ketika duduk didepan koridor kelasnya.

"Lisa kita kekantin yuk." Ajak Kania menggeret lengan Lisa yang begitu lemas karena kelelahan.

"Aku gak kuat berdiri maaf jadi pegangin kamu, Pasti berat nih." Ucap lisa merasa tidak enak jika dirinya merepotkan Kania.

"Sans aja. Eh tapi Lo masih kuat jalan kan?" Tanya Kania dia khawatir dengan keadaan Lisa saat ini.

"Aku gakpapa kok tenang aja." Balas Lisa begitu lirih.

Saat berjalan melewati koridor Kania sudah menduga jika Lisa tidak akan sanggup lagi terlihat dari wajah Lisa yang begitu pucat.

saat mereka memasuki area kantin justru badan Lisa ambruk untung saja ada yang menangkapnya yaitu kakak OSIS yang Kania tau sebagai panitia masa MOPDB.

"Eh kamu gakpapa?" Tanyanya membuat Kania kesal sendiri jelas-jelas pingsan palah ditanya.

"Kakak gendong aja deh bawa ke UKS ya kak." Pinta Kania yang masih memegang lengan Lisa.

It's me kaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang