Bab 10 •No Problem!

20 3 0
                                    

Suara ricuh seperti orang sedang bertengkar terdengar di area gudang belakang sekolah. Banyak umpatan dan juga kegaduhan disana hal itu membuat gadis yang sedang berjalan melewati gudang menghentikan langkahnya.

Dia mengamati keadaan sekitar merasa takut karena sendirian dan juga hari yang kini mulai gelap.

Gadis itu melihat jam berwarna putih yang melingkar ditangannya tepat pada pukul 17.00 dan dia belum pulang kerumahnya pasti ibunya akan mengomelinya nanti.

Akibat menunggu hujan reda saat pulang sekolah dia tidak sadar bahwa ternyata dirinya tertidur didalam kelas padahal temannya menawari untuk pulang bersama namun dia menolak dengan alasan tidak ingin merepotkan.

Terdengar suara keras yang membuatnya berjalan kearah gudang itu hingga dia memutuskan untuk mendengar percakapan seseorang.

"Maksud Lo apa! ngibarin bendera perang tanpa ada keputusan yang pasti." Teriaknya marah kepada orang didepannya yang kini sedang babak belur.

"Tenang Ben tenang." Ucap temannya memperingati.

"Gimana gue bisa tenang hah, Dia bloonnya kebangetan. Kita bisa mampus Don."

" Pasti Reon bakal marah sama kita."

"Gue Bakal ngomong ke Reon."

"Kembaran Lo bukan orang bodoh Don masalah kayak gini itu serius."

Brak!!

"Auhhh..." Gadis itu menutup mulutnya dengan tangan akibat tanpa sengaja menjerit ketika melihat kucing terjatuh dari pohon besar yang berada di samping gudang sekolah mengarah tepat didepannya.

Kucing yang jatuh mengapa palah dia merasa ngilu sendiri.

Sakit pasti.

"Siapa disana!!"

Mampus.

Hingga satu persatu orang yang berada didalam gudang keluar dan tangan gadis itu ditarik paksa oleh salah satu dari mereka untuk masuk kedalam gudang dan menutup rapat pintunya.

Dengan kasar orang itu melepaskan tangannya dan memojokannya di sudut gudang hingga membuat gadis itu berfikiran yang tidak-tidak.

"Kalian mau ngapain?!" Teriak gadis itu membuat orang yang menariknya mendekat.

"Siapa Lo?" Tanyanya dengan membentak hal itu membuat gadis didepannya sampai terkejut.

" Kania....Kania varessa."

"Ngapain Lo disini?" Tanyanya lagi hal itu membuat gadis yang bernama Kania memucat.

"Tadi cuma lewat. La.. lagian gue gak denger apa-apa kok." Ucapnya patah-patah yang membuat laki-laki dihadapannya memicingkan matanya.

"Serius?" Tanya orang dibelakang laki-laki itu yang Kania tahu pasti dia temannya.

"Denger apa aja." Ujar laki-laki dihadapannya dengan raut wajah datar terlihat kalem walau sebenarnya dia sangat marah.

"Yaampun kak aku gak bohong."

"Gue Alben pasti Lo paham siapa gue. Tutup mulut tentang tempat ini atau-"

"Iya kak, Kania tau kok." Ucap Kania memotong ucapan alben karena dia tau bahwa laki-laki dihadapannya ini sangat berbahaya bahkan lebih bahaya dari si Vernon yang notabenenya ketua OSIS.

It's me kaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang