Jeno dan Si Ibu Hamil

4.8K 395 147
                                    

Jaemin itu terlahir dari keluarga yang memiliki tubuh biasa-biasa saja. Tidak gemuk, tidak kurus, apalagi sexy dan berlekuk seperti gitar spanyol. Waktu usianya belum menginjak remaja, tubuhnya sangat kurus, nyaris terlihat seperti anak kekurangan gizi. Berbagai vitamin dan suplemen kemudian langsung orang tuanya berikan secara intens. Mereka berdua--ayah dan ibunya--mungkin menyadari kalau putra semata wayang mereka sering menjadi buah bibir tetangga. Ada yang mengira Jaemin tidak suka diberi makan, ada yang mengira Jaemin tidak suka makan, bahkan perkiraan paling hina seperti Jaemin yang disangka cacingan juga pernah hinggap bisik-bisiknya ke telinga Keluarga Na. Karenanya tak heran, waktu sebelum SMP dulu, salah satu cita-cita Jaemin adalah memiliki berat paling tidak tiga puluh lima!



Hari ini adalah hari ke-seratus sekian yang Jaemin habiskan di apartemen sewanya di Seoul. Libur kuliah terasa tak lagi spesial sejak perkuliahan diadakan secara daring empat bulan silam. Awalnya Jaemin memang senang bukan kepalang, tapi lama-lama ia bosan dan merasa seperti membusuk di dalam apartemen sendirian. Akhirnya kegiatan yang ia lakukan hanya kegiatan monoton yang stagnan; bangun tidur, minum kopi, menonton spongebob squarepants, memasak, makan, tidur lagi.

Jaemin yang seorang mahasiswa psikologi nyaris berpikir untuk ikut konseling pandemi yang diadakan oleh para dosennya secara daring karena merasa kebosanannya sudah ada di tahap gila. Tapi niatnya itu terendap dan lenyap saat ia menemukan sesuatu yang mengubah hidupnya.

Workout, yoga, dan olahraga.

Sesuatu yang tidak hanya mengubah hidupnya, namun juga tubuh rata apa adanya.



Hari ini adalah hari ke empat puluh tujuh sejak Jaemin memutuskan untuk rutin melakukan workout ala-ala di kediamannya. Bermodalkan video dari youtube, pria manis dengan tinggi lebih dari seratus tujuh puluh itu memompa seluruh energi tubuhnya hingga berkeringat. Dari mulai peregangan dan pemanasan, gerakan inti yang berfokus pada perut, kaki, dan tangannya, serta diakhiri dengan pendinginan yang biasanya ia adaptasi dari gerakan yoga. Mahasiswa yang akan memasuki semester lima itu tidak akan berhenti berolahraga jika tubuhnya belum lengket dan aromanya belum dihinggapi bau yang menyengat.

Ketika uke-uke di luar sana berlomba-lomba membeli berbagai macam skin care untuk merawat kulit mereka selama work from home, maka Jaemin lebih suka membuat pori-pori tubuhnya terbuka untuk mengeluarkan keringat yang baunya luar biasa. Tidak masalah tidak shining, shimmering, splendid, yang penting berat badannya terjaga dan abs-nya sejahtera sentosa! Hehe.

Jaemin baru saja akan menyiapkan setengah potong apel untuk break-lunchnya saat bel apartemennya berbunyi. Masih dengan pakaian olahraganya--tank top tipis dan celana boxer--ia membuka pintu kamarnya dan menemukan sang sahabat yang berwajah cemas di sana. Lee Jeno.

Si manis--tapi ber-abs--Na Jaemin akan menyambut sahabat merepotkannya itu dengan masam kalau ia tidak menemukan satu wajah asing lagi di sampingnya.

Seorang lelaki mungil berwajah cantik yang langsung membuat Jaemin ingin menjadi lesbian seketika.

"NA! Lu sibuk ga?!"

Jaemin mengelus dada saat suara Jeno mengudara dengan tidak sopannya. Ia menjawab dengan anggukan ramah sembari mempersilakan keduanya masuk.

"Ngga, gua abis selesai wo--"

"NAH BAGUS!"

Sekali lagi Jaemin hampir mati karena jantungan. Kalau Jeno datang sendirian, mungkin ia sudah meninju perut kotak-kotak pria itu dan menyeretnya keluar apartemen.

The Most Sexiest, Nana Jaemin! [Markmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang