Sorry for typo(s)
"Nama aslinya Lee Minhyung. Setelah kematian Paman Lee, dia dan ibunya hidup dengan keadaan kekurangan. Sekolahnya berhenti kemudian memilih mencari pekerjaan untuk kebutuhan sehari-hari dan juga menambah biaya pengobatan ibunya yang diambil dari tabungan keluarga mereka."
Rasa malu dirasakan oleh Jaemin sendiri setelah mendengar cerita dari sang kakak. Bodoh sekali jika ia merasa hidupnya menyedihkan, ditinggal oleh orang tua dan berpisah dengan Jaehyun. Akan tetapi ia mendapat keluarga yang tak kalah baiknya, anak itu disayang dengan dipenuhi kebutuhan yang ada.
Lalu, bagaimana jika ia berada di posisi Mark selama ini? Berjuang sendirian untuk ibu tercinta, mengorbankan masa kecil dan mudanya. Namun, jiwa yang kuat telah dimiliki pemuda Lee tersebut. Ditambah dengan usaha keras dan pantang menyerah, cintanya terhadap orang tua juga menjadi saksi kesuksesannya sampai sekarang ini.
"Mencari Bos Mark, ya?"
Tubuhnya terlonjak kala mendengar suara yang tiba-tiba terdengar di sampingnya, Jaemin menoleh dan mendapati salah satu pegawai kafe sedang menghampiri.
Tangannya bergemetar dengan kotak makan yang sedang dibawa. Bola mata Jaemin juga tak terarah melihat karena merasa gugup. Entah mengapa, ia justru mendatangi kafe ini dan membuat kue untuk Mark.
Kepalanya terangguk untuk mengiyakan pertanyaan tersebut. Pegawai laki-laki itu tersenyum kemudian seakan mempersilakan Jaemin untuk mengikutinya.
Pada sebelah bagian kasir, ada sebuah pintu kecil. Diketuk pelan oleh pegawai tersebut dan terdengar suara balasan dari dalam.
Dengan langkah ragu, Jaemin memasuki ruangan tersebut. Tatapan terkejut dari Mark membuat anak itu takut. Namun, bibir yang lebih muda berusaha membentuk senyuman di sana.
Dilihat sejenak pintu yang tertutup, Jaemin semakin menciut ketika sadar bahwa dia sendirian di sini.
"Kenapa datang ke sini?"
Pertanyaan dengan nada ketus itu membuat Jaemin memejamkan mata sejenak, bibirnya digigit karena takut.
"Duduk."
Tidak ingin membuat boss muda itu marah, Jaemin berjalan mendekati meja milik Mark kemudian duduk di bangku yang telah disediakan.
Kotak makannya diletakkan di atas meja, melirik takut pada Mark dengan kacamatanya yang membaca sebuah buku.
"Te-terima kasih sudah menyelamatkanku kemarin, Hyung."
Pandangan pemuda Lee seperti terpaku ketika mendengar pernyataan Jaemin di depannya. Tangan Mark bergerak menutup buku lalu memberi tatapan yang dingin.
"Sudah?" tanyanya.
Sebelum menjawab, Jaemin menyodorkan kotak makan tersebut untuk pemuda Lee di sana dengan senyuman kecil, "Tadi aku membuat kue, porsinya kebanyakan. Jadi aku bawa untuk Mark Hyung, bisa dijadikan cemilan," tuturnya lembut.
Namun, tak ada reaksi yang ditunjukkan oleh Mark yang mana membuat senyuman pemuda manis di depannya berubah menjadi garis lurus. Tidak percaya diri untuk membuka suara lagi.
Dilihatnya Mark berdiri keluar dari sisi mejanya dan menyambar kotak makan tersebut sambil berkata, "Ikut aku."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Gacaliye✓
FanfictionSetiap orang memiliki kekurangan. Setiap orang memiliki kelebihan. Setiap orang itu unik. Mereka masih sama, hanya saja cara hidupnya yang berbeda. ©piyelur, Juli 2020.