-------
"Bagi seluruh siswa SMA Terang mohon segera berkumpul di lapangan, sekali lagi bagi seluruh siswa SMA Terang mohon segera berkumpul di lapangan terimakasih."
"Aya naon eta?" Tanya Nakula sambil melihat ke arah lapangan yang sudah ada beberapa siswa dan siswi yang berkumpul.
Edsel menumpukan kepalanya ke pembatas pagar. "Paling juga kemah."
"Hoammm!! Mager banget gue ahh pengen tidur disini adem tapi panas," Felix segera rebahan di sofa yang telah ia sediakan sejak lama.
Jika kalian bertanya mereka dimana. Ya mereka ada di tempat paling legend dalam dunia per-orenan 'Rooftop'.
"Btw itu DOSE udah ngumpul. Gue kira lagi pada tidur di perpus," Nakula menyipitkan pandangan dan menunjuk Ocean beserta rombongannya.
"DOSE naon anying? Elo kali,kebanyakan dosa," Lukas menggeplak kepala Nakula dengan tangannya.
"Ano... Maksud watashii eta Dara,Ocean,Syifa,Elara disingkat jadi Dose tau!"
Nakula memonyongkan bibirnya sok imut.Edsel menyomot bibir Nakula yang sedang monyong itu dengan kasar. "Dasar wibu,Najizzz.'"
Felix bangun dari aksi rebahannya karena tiga kawan sepergoblokannya super duper berisik. Dan beralih memegang pagar pembatas yang ada di rooftop dan matanya membelalak kaget segera dia menarik Lucas,Edsel,dan Nakula untuk menunduk "Gawa-"
"ITU YANG DI ATAS KENAPA GAK TURUN?"
Sial.
Felix kalah cepat dengan mata elang pak Yanto yang kecepatannya melewati cahaya eh gak deng canda hehe.
"TUNGGU APA LAGI? HM! TURUN CEPAT." Teriak pak Yanto melalui mikrofon membuat para siswa siswi menutup telinganya.
Udah suara kayak gajah, badan kayak emak emak hamil segala teriak di mikrofon pengang nih kuping.
"Lah itu bukannyahmmmf-" Ucapan Syifa terpotong saat Ocean,Elara,Dara menutup mulut Syifa dengan tangan mereka secara bersamaan.
"Diem gak! Nanti mereka bawa bawa kita tau!"
Elara melotot pada Syifa yang kegoblokannya sungguh tiada tara.Syifa mengulurkan lidahnya. Sehingga Dara segera melepaskan tangannya,karena dia yang membekap tepat di mulut Syifa.
"Jorok banget sih!" Dara mengelus kasar seragam Syifa bermaksud menghilangkan air liur Syifa yang tertinggal di tangannya.
"Hei itu mbak Laut! Dan kawan kawan boleh berhenti mengobrol?" Pak Yanto menegur Elara,Dara,Syifa dan Oc- eh dia kan gak ngobrol kok disalahin!
Ocean melotot. "Kok saya dibawa bawa sih pak?"
"Lho kamu kan ngobrol! Sama siapatuh Elang,Mie,Sama kartun india.
"ELARA PAK!"
"DARA PAK, BUKAN MIE JAUH BANGET!"
"SYIFA PAK, KOK SAYA YANG CAKEP INI DISAMAIN SAMA KARTUN?!"
Pak Yanto melotot. "Heh! Disini tuh guru paling benar kalo murid salah balik lagi sama kalimat pertama!"
"Heh! Dong pak?" Syifa mencetus dengan segala kepolosan yang ia miliki. Sungguh ironis.
"Diam!" Pak Yanto sadar akan lebih lama lagi berurusan dengan empat sekawan ciwi² bobrok itu. Capek Pak Yanto tuh harus adu mulut dengan si pedas Dara,si mulut asal ceplos Elara,si gob-eh polos Syifa,dan si mulut tajem, dan Si licik Ocean. Aduh nyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seconds in Hours
FantasyKetika kamu terjebak di dunia yang entah dimana- Ini bukan kisah tentang romansa remaja yang membuat kamu berguling guling di kasur. Atau kisah horor yang membuatmu merinding sendiri karena membayangkannya. Ini kisah tentang Solidaritas.Tentang kede...