5.||Sampe nihh!

4 3 0
                                    

Kretekk

"AKHIRNYA SAMPE JUGAA!!"  Nakula yang pertama kali turun dengan hasil seradak seruduk antara teman se-bis-nya akhirnya bisa bernapas lega.

"Nakula tolol!" Lukas datang langsung menggetok kepala Nakula dengan tas kecil yang dibawanya.

"Nyeri NJING!" Nakula memelototi Lukas dan langsung ciut seketika saat Lukas memandangnya tajam.

"Elo ya kalo mau keluar bis gak usah seradak seruduk! Sakit nih pinggang gue yang gemulai ini kena kepala elo! Udah duduk paling belakang mau keluar paling depan lagi!" Lukas berkacak pinggang sambil memarahi Nakula. Nakula hanya memandang kebawah seperti seorang anak yang takut dengan ayahnya.

"Pemandangan bagus nih!" Bisik salah satu murid cewek pada temannya yang langsung disetujui oleh temannya itu.

Bagaimana tidak? pemandangan yang jarang jarang ditemukan bahwa si Bandel Nakula dimarahin oleh temen seper-geng-annya. Tapi Lukas tidak seberapa memarahi Nakula. Mereka pernah melihat si Felix memarahi ketiga temannya (Edsel,Nakula,Lukas). Sangat parah! Dari saat itu mereka tahu bahwa si Felix memiliki mulut se-asin garam kalo sudah marah.

"Selll!" Ocean yang baru saja turun dari bis. Memanggil Edsel untuk mendekat sambil melambai kecil.

"Ape?" Tanya Edsel saat sudah di depan Ocean. "Dan satu lagi! Jangan panggil gue Sell! Feminim banget!"

Ocean memutar matanya. "Ya harusnya gue panggil apa? Ed? Ede?"

"Edsel aja."

"Ribet!"

"Emang ada apa Ce?" Edsel bertanya sebenarnya ia penasaran untuk apa si mbak lautan memanggil dirinya?

"Itu kenapa?" Ocean menunjuk Lukas yang tengah berkacak pinggang dan Nakula yang sedang menunduk. Edsel mengikuti arah tunjukan Ocean.

"Mata Lo butik ya? Udah jelas jelas si Lukas lagi marahin si Nakula!" Edsel mengerutkan keningnya heran kenapa Ocean malah bertanya yang tidak perlu!

"Kagak gitu maksudnya binatang! Maksudnya kenapa dimarahin gitu." Ocean mengerucutkan bibirnya kesal.

"Oalah! Itu lho lo tadi liat gak sih? Si Nakula keluar bisnya seradak seruduk terus kena pinggang si Lukas untung bukan kena pinggang si Felix bisa mati dia! Terus Lukas gak terima jadinya gitu deh." Edsel menerangkan dan Ocean hanya manggut manggut mengerti.

"Ngomong ngomong mana temen temen lu?" Edsel bertanya ketika mengedarkan pandangannya. Tidak ada tanda tanda para perusuh Ocean.

Ocean hanya menggerakkan dagunya ke arah stan Abang tukang bakso di dekat perkemahannya. Syifa dan Elarasedang teriak-teriak tidak jelas dan Dara tersenyum manis beda lagi Abang tukang bakso hanya diam dengan wajah sedikit merah.

Edsel mengikuti arah pandang Ocean dan manggut manggut tanda ia mengerti.

Lagi ngegodain Abang bakso ya? Boljug bisa dapet gratisan. Pikirnya dalam hati.

"DORR!"

"Kyakkk!"

Jangan di tebak siapa yang kaget dan teriak.

Seconds in HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang